Senjata Seorang Alim


Menulis bukanlah hal mudah bagi sementara orang.  Sebagian orang berpendapat, menulis menyita waktu yang cukup panjang sehingga seolah banyak waktu kita yang terbuang dengan menulis. Dan memang pada kenyataannya menulis memang membutuhkan waktu tersendiri yang boleh dibilang cukup lama.
Dahulu saya termasuk orang dalam kategori ini. Sewaktu kuliah sering saya beranggapan bahwa menulis itu menyia – nyiakan waktu karena tidak banyak yang kita dapatkan dari menulis. Dengan menulis waktu yang semestinya dapat kita gunakan untuk membuka wawasan baru dengan memperbanyak membaca literature menjadi berkurang. Akibatnya buku yang kita baca tidaklah sebanyak apabila kita meluangkan waktu kita untuk membaca saja. Keyakinan ini begitu kuat menempel pada diri saya kala itu.
Seiring perjalanan waktu keyakinan itu sedikit demi sedikit berubah. Saya merasa apa yang saya yakini kala itu ternyata bukanlah sesuatu yang semuanya benar meski tidak juga semuanya salah. Menulis ternyata amatlah penting terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam lingkungan akademik. Efek dari tulisan jauh bisa bertahan dalam waktu yang relative lama bila dibandingkan dengan gaya berpidato dan orasi yang bersifat verbal belaka. Ini terbukti dengan berbagai karya para ilmuwan dan ulama klasik maupun modern yang sampa hari ini masih tetap eksis meskipun zaman telah mengalami perkembangan yang sangat cepat. Karya – karya mereka masih tetap saja mampu mewarnai pemikiran – pemikiran ilmuwan masakini.
Tidaklah berlebihan kiranya apabila Imam Ali bin Abi Thalib K.W. pernah mengatakan;

سَيْفُ الْعَالِمِ الْقَلَمُ

Artinya; “Senjata seorang ‘alim adalah pena”.
Seorang yang ‘alim memiliki senjata yang lebih tajam dibandingkan pedang dan semacamnya. “Pena” adalah senjata yang dengan itu seorang ‘alim akan mampu mengubah wajah dunia, menjadi baik pun pula sebaliknya. Pengaruh tulisan yang merupakan goresan tinta yang terdapat dalam setiap pena seorang ‘alim akan memberi pengaruh besar bagi perkembangan generasi berikutnya. Mengubah wajah generasi menjadi generasi berketuhanan, berakhlakul karimah atau menjadi generasi beringas yang siap menumpahkan darah.
Pengaruh besar goresan tinta ini sebenarnya telah diisyaratkan Allah dalam surat al ‘alaq ayat 1 – 5 yang merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada rasulullah saw. Yang telah mengajarkan manusia dengan perantaraan pena. Pena disebutkan dalam ayat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pena bukanlah hal biasa. Pena memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengubah wajah dunia. Mengubah wajah bangsa Arab yang kala itu berada dalam bayang – bayang kegelapan masa jahiliyah, menjadi terang benderang dengan datangnya wahyu yang diturunkan kepada rasulullah saw.
Mudah – mudahan Allah limpahkan rahmad taufiq dan hidayahNya kepada kita dan mudah – mudahan kita bisa menjadi generasi yang memperhatikan akan pentingnya pena “MENULIS”.  Amin…

Komentar