Ngrambingan Nan Asri, Ngrambingan Desa Santri
Catatan DPL KKN Ngrambingan Posko 1
Oleh: Muhamad Fatoni, M.Pd.I
Tahun
2018 menjadi tahun bersejarah bagi saya. Saya yang masih memerlukan banyak
belajar dari para ahli dan ilmuan senior mendapat kesempatan untuk mendampingi
mahasiswa untuk melaksanakan program pengabdian pada masyarakat dalam bentuk
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali pertama saya mendapat kesempatan mendampingi
mahasiswa KKN di Desa Kalimanis Kecamatan Doko Kabupaten Blitar. Yakni pada
kisaran bulan Januari hingga awal bulan Februari.
Ini
adalah kali kedua saya menjadi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) bagi mahasiswa
KKN. Kali ini saya ditempatkan di salah satu Desa di Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek. Ngrambingan, demikian nama desa tempat di mana saya
ditugaskan.
Ngrambingan
adalah desa yang indah, panorama alamnya nampak menarik banyak mata yang
memandang. Daerah yang dikelilingi gunung dengan pemandangan alamnya menjadi
daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang singgah. Selain itu desa ini juga
tidak seberapa jauh dari lokasi potensial wisata, yakni pantai konang.
Kehadiran
saya dan mahasiswa KKN di sambut dengan hangat. Bapak Kepala Desa Ngrambingan,
Bapak Kateno dan perangkat lain menyambut baik kedatangan kami. Beliau sangat
senang dengan kehadiran mahasiswa KKN yang nantinya selama 40 hari ke depan
akan hidup di tengah desa yang dipimpinnya.
Desa
Ngrambingan ini ternyata juga memiliki potensi industry yang cukup potensial.
Beberapa produk asli masyarakat Ngrambingan ternyata sudah laris manis hingga
di luar kota. Di antara produk hasil industry Ngrambingan adalah stik mbote,
keripik mbote, keripik pisang, arang ginang dan beberapa produk lainnya.
Para
mahasiswa banyak belajar dari masyarakat mengenai produk-produk tersebut.
Selain itu mereka juga berupaya agar produk-produk tersebut lebih memiliki daya
tawar dan saing dengan melakukan inovasi baru dengan berbagai rasa, warna dan
bentuk kemasan yang lebih menarik. Mahasiswa juga menjembatani para pengusaha
di desa tersebut dengan pihak dinas terkait dengan perijinan dan teknik
pemasaran yang lebih baik dengan bimbingan dan penyuluhan bertajuk ‘Sosialisasi
Fasilitasi Ijin Usaha Mikro’.
Tidak
hanya itu untuk menghindarkan para generasi bangsa khususnya generasi desa
Ngrambingan, para mahasiswa peserta KKN bekerjasama dengan pihak BNN mengadakan
sosialisasi bahaya Napza. Kegiatan tersebut dipusatkan di SD dan SMP satu atap
Panggul.
Peserta
KKN juga turut aktif berbaur dan mengambil peran di tengah masyarakat Ngrambingan.
Hal ini pula yang pada akhirnya menjadikan mereka dekat di hati masyarakat,
seolah mereka adalah bagian dari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan.
Kesempatan
menjadi DPL di Panggul saya manfaatkan sebaik mungkin semampu saya. Saya,
dengan segala keterbatasan yang ada berusaha memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada peserta KKN agar mereka bisa sukses dalam menjalankan
tugasnya. Hal yang paling saya wanti-wanti adalah bahwa kehadiran mereka di
sana adalah untuk ‘Ngangsu Kaweruh’, menimba ilmu, belajar dari
masyarakat. Mereka datang bukan untuk menggurui, tetapi untuk belajar hidup
dalam kehidupan nyata.
Jarak
yang tak seberapa jauh dari Pantai Konang, menarik minat hati saya untuk juga bertadabbur
alam, mengagumi ciptaan Allah nan agung. Ternyata begitu kecil dan
kerdilnya diri ini bila dibandingkan dengan keagungan-Nya yang tiada tara.
Namun sayang, entah berapa kali diri ini terjerembab pada keangkuhan dan
kesombongan. Merasa lebih dibanding yang lain, yang pada hakikatnya hanyalah
sebuah pengakuan tanpa kenyataan.
Selain
mengunjungi Pantai Konang, saya juga berkesempatan mengunjungi tempat
bersejarah di Bumi Panggul, yakni Petilasan Jendral Sudirman. Tempat yang
menjadi saksi sejarah perjuangan beliau saat bergerilya untuk mempertahankan
kemerdekaan bangsa ini. Selayaknya kita bersyukur atas jasa-jasa beliau dalam
mempertahankan kemerdekaan di bumi Nusantara.
Masih
banyak lagi kegiatan positif yang diadakan oleh peserta KKN Desa Ngrambingan.
Mereka mencoba untuk merubah mindset masyarakat yang terkesan apa adanya dengan
pola pikir yang lebih dinamis. Berusaha menciptakan masyarakat yang sadar dan
peduli pada kebersihan lingkungan. Menciptakan tradisi MCK umum yang bersih dan
sebagainya.
Yang
paling saya kagumi dari Desa Ngrambingan adalah masyarakat desa ini sangat
kental dengan budaya religius. Banyak masjid dan surau yang dipenuhi dengan
jamaah shalat lima waktu. Bahkan menurut keterangan peserta KKN, kegiatan
keagamaan sangat maju di desa ini. Terdapat pula surau/mushalla yang khusus
menampung jamaah putri. Menurut saya desa ini layak untuk dijuluki Desa
Santri.
Hal
ini terbukti, momen terakhir saat penutupan kegiatan KKN adalah kegiatan
pengajian umum. Kegiatan ini adalah usulan dari warga yang segera direspon
positif oleh peserta KKN. Benar saja, jumlah yang hadir di acara penutupan KKN
ini di luar dugaan. Balai desa Ngrambingan tidak mampu memuat jamaah yang
hadir. Akibatnya sebagian di antaranya terpaksa berada di sepanjang jalan depan
balai desa.
Semoga
Desa Ngrambingan semakin maju dan lebih dikenal luas oleh masyarakat di daerah
lain. Semakin maju dan melahirkan generasi bangsa yang unggul di kemudian hari.
Melahirkan para intelektual yang wali dan wali yang intelektual. AAMIIN
Foto Bersama Perangkat |
Selain
kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian, mahasiswa juga tidak lupa untuk
menjembatani pihak perangkat utamanya operator desa untuk semakin memahami
bidang teknologi informasi. Hal ini penting karena setiap laporan apapun
bentuknya serta informasi terkait kebijakan pemerinatah saat ini hampir
semuanya bersifat on line. Oleh karena itu, mahasiswa peserta KKN tidakk
lupa mengadakan kegiatan yang bisa membantu masyarakat untuk lebih paham dan
mengerti hal yang berkaitan dengan teknologi informasi dengan mengadakan
seminar SID.
Komentar
Posting Komentar