Kalimanis Jilid II
Catatan DPL II Kalimanis, Doko Blitar
Salah satu bagian dari tugas yang melekat pada profesi yang saat
ini saya geluti adalah bidang pengabdian pada masyarakat. Pengabdian merupakan
satu wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab yang ada pada diri seseorang yang
telah diamanatkan ilmu kepadanya. Tidak ada alasan baginya untuk menolak amanat
yang telah Allah bebankan di pundaknya.
Mengawali tahun 2019, IAIN Tulungagung kembali menerjunkan
mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar secara langsung di tengah-tengah
masyarakat. Ilmu yang selama ini mereka pelajari di bangku kuliah sudah saatnya
untuk diuji cobakan dalam bentuk kerja nyata yang dibingkai dalam wadah KKN
(Kuliah Kerja Nyata).
Ada beberapa tempat yang telah ditentukan oleh pihak kampus, -dalam hal ini LP2M, sebagai lokasi KKN, yakni beberapa kecamatan yang terletak di wilayah Tulungagung dan Blitar. Kebetulan saya tahun ini di tempatkan di tempat yang sama dengan tahun lalu, yakni Desa Kalimanis Kecamatan Doko Kabupaten Blitar.
Blitar merupakan kota kecil yang berada di wilayah Jawa Timur.
Meski terbilang kecil, kota ini hampir dikenal oleh seluruh masyarakat
se-antero Indonesia. Pasalnya, presiden pertama Indonesia yang sekaligus
pahlawan proklamator, Ir. Soekarno, terletak di kota Blitar. Tidak berlebihan
kiranya jika kota ini juga dijuluki dengan Bumi Bung Karno, dan Blitar Kota
Patria.
Tidak hanya Soekarno, pahlawan yang berasal dari Blitar. Ada dua
nama lain pahlawan nasional yang memiliki peran besar dalam perjuangan nasional
dari Blitar, yakni Supriyadi dan Soekarni.
Nama Supriyadi tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Dia
adalah sosok pemuda yang gagah berani. Dialah tokoh pemimpin dibalik serangan
pasukan PETA terhadap pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Adapun Soekarni merupakan tokoh pemuda yang
mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan hingga
terjadilah penculikan kepada dua tokoh nasional tersebut yang terkenal dengan
peristiwa Rengasdengklok.
Menjadi DPL Kalimanis untuk kali kedua tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi saya. Kalimanis salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Doko yang berada di Kaki Gunung Kawi memiliki daya tarik tersendiri.
Panorama alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah dan potensi alamnya yang
kaya menjadi satu hal yang menarik untuk melakukan upaya pengembangan.
Mengawali Kegiatan KKN dengan Do'a dan Tahlil Bersama |
Kali ini, saya belum melakukan kunjungan ke desa tersebut, karena
sesuai jadwal yang diagendakan desa, baru besok, 15 Januari 2019, diadakan
pembukaan KKN di Desa. Kebetulan kolega saya kali ini adalah seorang dosen muda
nan rupawan dengan berbagai kelebihan,-termasuk berat badan. Hehehe, Ubaidillah
namanya, dosen muda ahli tafsir.
Kami berencana berangkat bersama besok pagi dari kampus tercinta,
IAIN Tulungagung. Tentu, sudah tidak sabar rasanya bisa menjejakkan kaki di
bumi Kalimanis, Desa dengan panorama yang indah dan kaya akan hasil alamnya.
Di awal sebelum berangkat, saya sempat memberikan sedikit gambaran
kepada mahasiswa peserta KKN akan kondisi Kalimanis, baik dari sisi alamnya,
keberagaman masyarakatnya, mayoritas pencaharian warganya, hingga pluralitas
kepercayaan yang ada di sana.
Semua itu saya harapkan bisa sedikit memberikan gambaran kepada
mahasiswa untuk segera menyusun program yang dijalankannya. Sesegera mungkin
melakukan kerja nyata untuk kesuksesan proses belajar nyata mereka di tengah
masyarakat. Satu bulan, tentu bukan waktu yang cukup untuk melakukan perubahan
secara massif dalam segala bidang di tengah masyarakat. Butuh waktu lebih,
serta kesabaran untuk itu. Tetapi setidaknya, ada bekas/atsar yang mereka
torehkan di tempat baru yang mereka tempati, sehingga ada kesan positif yang
diterima oleh mereka dan masyarakat sana khususnya. Sukses selalu untuk kalian
semua!
Komentar
Posting Komentar