Senin, 14 Januari 2019

Kalimanis Jilid II


Kalimanis Jilid II
Catatan DPL II Kalimanis, Doko Blitar
 
Foto Selamat dan Sukses KKN Kalimanis
Salah satu bagian dari tugas yang melekat pada profesi yang saat ini saya geluti adalah bidang pengabdian pada masyarakat. Pengabdian merupakan satu wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab yang ada pada diri seseorang yang telah diamanatkan ilmu kepadanya. Tidak ada alasan baginya untuk menolak amanat yang telah Allah bebankan di pundaknya.

Mengawali tahun 2019, IAIN Tulungagung kembali menerjunkan mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar secara langsung di tengah-tengah masyarakat. Ilmu yang selama ini mereka pelajari di bangku kuliah sudah saatnya untuk diuji cobakan dalam bentuk kerja nyata yang dibingkai dalam wadah KKN (Kuliah Kerja Nyata).


Ada beberapa tempat yang telah ditentukan oleh pihak kampus, -dalam hal ini LP2M, sebagai lokasi KKN, yakni beberapa kecamatan yang terletak di wilayah Tulungagung dan Blitar. Kebetulan saya tahun ini di tempatkan di tempat yang sama dengan tahun lalu, yakni Desa Kalimanis Kecamatan Doko Kabupaten Blitar.

Blitar merupakan kota kecil yang berada di wilayah Jawa Timur. Meski terbilang kecil, kota ini hampir dikenal oleh seluruh masyarakat se-antero Indonesia. Pasalnya, presiden pertama Indonesia yang sekaligus pahlawan proklamator, Ir. Soekarno, terletak di kota Blitar. Tidak berlebihan kiranya jika kota ini juga dijuluki dengan Bumi Bung Karno, dan Blitar Kota Patria.

Tidak hanya Soekarno, pahlawan yang berasal dari Blitar. Ada dua nama lain pahlawan nasional yang memiliki peran besar dalam perjuangan nasional dari Blitar, yakni Supriyadi dan Soekarni.

Nama Supriyadi tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Dia adalah sosok pemuda yang gagah berani. Dialah tokoh pemimpin dibalik serangan pasukan PETA terhadap pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945.  Adapun Soekarni merupakan tokoh pemuda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan hingga terjadilah penculikan kepada dua tokoh nasional tersebut yang terkenal dengan peristiwa Rengasdengklok.

Menjadi DPL Kalimanis untuk kali kedua tentu menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Kalimanis salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Doko yang berada di Kaki Gunung Kawi memiliki daya tarik tersendiri. Panorama alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah dan potensi alamnya yang kaya menjadi satu hal yang menarik untuk melakukan upaya pengembangan.

Mengawali Kegiatan KKN dengan Do'a dan Tahlil Bersama

Kali ini, saya belum melakukan kunjungan ke desa tersebut, karena sesuai jadwal yang diagendakan desa, baru besok, 15 Januari 2019, diadakan pembukaan KKN di Desa. Kebetulan kolega saya kali ini adalah seorang dosen muda nan rupawan dengan berbagai kelebihan,-termasuk berat badan. Hehehe, Ubaidillah namanya, dosen muda ahli tafsir.

Kami berencana berangkat bersama besok pagi dari kampus tercinta, IAIN Tulungagung. Tentu, sudah tidak sabar rasanya bisa menjejakkan kaki di bumi Kalimanis, Desa dengan panorama yang indah dan kaya akan hasil alamnya.

Di awal sebelum berangkat, saya sempat memberikan sedikit gambaran kepada mahasiswa peserta KKN akan kondisi Kalimanis, baik dari sisi alamnya, keberagaman masyarakatnya, mayoritas pencaharian warganya, hingga pluralitas kepercayaan yang ada di sana.

Semua itu saya harapkan bisa sedikit memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk segera menyusun program yang dijalankannya. Sesegera mungkin melakukan kerja nyata untuk kesuksesan proses belajar nyata mereka di tengah masyarakat. Satu bulan, tentu bukan waktu yang cukup untuk melakukan perubahan secara massif dalam segala bidang di tengah masyarakat. Butuh waktu lebih, serta kesabaran untuk itu. Tetapi setidaknya, ada bekas/atsar yang mereka torehkan di tempat baru yang mereka tempati, sehingga ada kesan positif yang diterima oleh mereka dan masyarakat sana khususnya. Sukses selalu untuk kalian semua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar