Ma’had al-Jami’ah Tulungagung Kunjungi Maqbarah Auliya’


Ma’had al-Jami’ah Tulungagung Kunjungi Maqbarah Auliya’


Ziyarah maqbarah seolah menjadi hal yang telah mendarah daging dalam diri umat Islam Indonesia, terutama masyarakat muslim Jawa. Ziyarah maqbarah dilakukan untuk mengenang dan mengingat jasa-jasa para pendahulu serta ngalap berkah supaya lebih diberikan lagi semangat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah Swt.

Secara hukum Islam tidak ada larangan yang menjelaskan haramnya berziarah kubur. Bahkan berdasarkan riwayat hadits, ziyarah maqbarah merupakan satu hal yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. Disebutkan dalam satu hadits:
إني نهيتكم عن زيارة القبور فزُوروها فإنَّ فيها عِبْرةً ... الحديث

Artinya: “Sesungguhnya (dulu) aku melarang kalian menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahlah, karena (dalam) ziyarah itu terdapat pelajaran yang baik (ibrah)…(Musnad al-Hambali dalam Bab Wasi’ bin Hibban).

Dalam rangka melaksanakan sunnah Rasul dan menanamkan rasa mahabbah dan cinta kepada para pendahulu, ma’had al-jami’ah IAIN Tulungagung bersama dengan segenap musyrifah ma’had al-jami’ah mengadakan ziyarah ke maqbarah auliya’ di wilayah Tulungagung dan Kediri. Turut serta dalam kegiatan Mudir Ma’had al-Jami’ah, Dr.KH. Teguh, M.Ag. beserta ibu, serta segenap murabbi ma’had al-jami’ah.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2019. Rombongan berangkat dari kampus IAIN Tulungagung setelah proses pembelajaran madin selesai. Kira-kira pukul 09.00 WIB rombongan berangkat dengan mengendarai bus kampus menuju ke maqam Mbah KH Raden Fatah, Mangunsari Tulungagung.

Maqam Mbah KH Raden Fattah berada di kompleks Pondok Pesantren Mangunsari Tulungagung, salah satu pondok yang cukup populer di kalangan pesantren di wilayah Tulungagung, Kediri, Blitar dan Trenggalek.

Di maqbarah ini, rombongan melaksanakan dzikir tahlil yang diimami oleh ustadz Muhamad Fatoni, M.Pd.I salah satu murobbi ma’had al-jami’ah dan do’a diimami oleh Dr. KH. Teguh, M.Ag. selaku mudir ma’had al-jami’ah.

Selesai dari maqam Mbah Fattah, rombongan bergerak menuju ke kompleks maqam auliya “Tambak Ngadi”. Maqam ini merupakan tempat di mana KH. Hamim Jazuli atau yang akrab dengan nama “Gus Miek”.  Salah satu kyai kharismatik yang dikenal luas sebagai wali nyentrik pendiri jam’iyyah Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghafilin.

Selesai dzikir tahlil dan do’a, rombongan melanjutkan perjalanan ke maqbarah auliya Stono Gedong Kediri. Kompleks makam ini berada di tengah-tengah kota, tepatnya di jalan Dhoho. Maqam ini adalah tempat dimakamkannya Syaikh Wasil Sulaiman atau yang dikenal dengan Pangeran Makkah. Beliau dikenal luas sebagai ulama penyebar Islam periode awal di wilayah Kediri.

Tujuan selanjutnya adalah refhresing di tempat wisata Selo Mangleng. Rombongan melepas penatnya perjalanan di sini. Para musyrifah nampak senang dan gembira bisa melepaskan kepenatan karena padatnya agenda kuliah dan kema’hadan. Para murabbi juga menikmati suasana yang asri sambil nyantai dan ngopi bareng. Sebagian juga memesan mie rebus dan mie goreng untuk lebih menambah stok energy sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke kampus tercinta.

Puas dengan santai dan menghabiskan waktu di Selo Mangleng, rombonganpun memutuskan melanjutkan perjalanan menuju ke kampus. Perjalanan berjalan dengan lancar dan Alhamdulillah pada pukul 15.50 WIB rombongan sampai di kampus dengan selamat.

Komentar