Selasa, 07 Februari 2017

Menjauhkan Diri dari Perbuatan Syirik


 
Syirik merupakan dosa terbesar diantara dosa – dosa besar yang lain. Syirik diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Allah. Setiap umat Islam harus berusaha dengan segenap kemampuannya agar terhindar dari perbuatan syirik ini. Apabila seseorang tidak bisa menghindarkan diri dari perbuatan ini maka ia telah terjerumus ke dalam dosa besar yang tidak akan diampuni dosanya oleh Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Surat al-Nisa’; 116:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا (116)

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh – jauhnya.” (Q.S. al-Nisa’; 16)

Secara tegas ayat ini menjelaskan ancaman bagi pelaku dosa syirik. Allah SWT masih bisa mengampuni dosa selain dosa syirik bagi siapa saja yang Ia kehendaki, baik dosa itu termasuk ke dalam dosa besar maupun dosa kecil. Berbeda dengan dosa syirik, dosa ini tidak akan diampuni oleh Allah. Orang yang telah berbuat syirik sama halnya dengan orang yang tersesat sejauh – jauhnya.

Selain dosa syirik mendapat ancaman tidak akan diampuni oleh Allah, dosa syirik juga digolongkan kedalam dosa yang paling besar diantara yang lain. Rasulullah SAW menerangkan hal itu melalui haditsnya yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas’ud, beliau bersabda:

حديث عبد الله ابن مسعود قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي الذنب أعظم عند الله؟ قال: أن تجعل لله ندا وهو خلقك، قلت إن ذلك لعظيم، قلت ثم أي؟ قال: وأن تقتل ولدك تخاف أن يطعم معك، قلت ثم أي؟ قال: أن تزاني حليلة جارك. اخرجه البخاري فى : 65 كتاب التفسير، تفسير سورة البقرة : 3- باب قوله تعالى فلا تجعلوا لله أندادا

Artinya: “Hadits Abdullah bin Mas’ud dimana ia berkata: “Saya bertanya kepada Nabi SAW: “Apakah dosa yang paling besar menurut Allah?”. Beliau menjawab: “Kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia yang menciptakan kamu”. Saya berkata: “Perbuatan itu sungguh dosa yang sangat besar”. Saya bertanya: “Kemudian apa?”. Beliau menjawab: “Kamu membunuh anakmu karena khawatir ia akan makan bersama kamu”. Saya bertanya lagi: “Kemudian apa?”. Beliau menjawab: “Kamu berzina dengan istri tetanggamu”. (al-Bukhari mentakhrij hadits ini dalam “Kitab Tafsir” tentang tafsir Surat al-Baqarah, yaitu tafsir firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Maka janganlah kamu menjadikan sekutu – sekutu bagi Allah)

Perbuatan syirik termasuk perbuatan dosa paling besar diantara yang lain yang terancam dengan tidak adanya ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam dosa syirik adalah satu keharusan bagi setiap muslim. Agar terhindar dari perbuatan syirik ini maka seorang mukmin harus senantiasa berusaha untuk mengagumi setiap ciptaan Allah dan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah. Dalam hal urusan duniawi hendaklah seorang muslim berusaha untuk melihat seseorang yang ada di bawahnya sehingga yang keluar dari lisannya dan yang terbesit dalam hatinya adalah ungkapan syukur. Sebaliknya dalam urusan ubudiyah hendaknya ia selalu melihat kepada orang yang berada diatasnya sehingga ia akan semakin giat dalam beribadah kepada-Nya. Jangan sampai sebaliknya, urusan dunia melihat ke atas, urusan ubudiyah melihat ke bawah, ini terbalik.

Secara garis besar para ulama membagi syirik menjadi dua macam, syirik khafi dan syirik jali. Syirik khafi adalah perbuatan menyekutukan Allah yang itu tidak tampak oleh pandangan mata. Tidak tampak disini dikarenakan syirik khafi ini berupa sesuatu yang terbesit dalam hati saja, tidak terlahir dalam bentuk perbuatan ataupun bahasa yang diucapkan dengan lisan. Syirik khafi inilah yang semestinya lebih mendapatkan perhatian serius oleh karena sifatnya yang sangat lembut. Tanpa disadari syirik khafi seringkali dilakukan oleh seorang muslim. Termasuk kategori syirik khafi meurut para ulama adalah munculnya rasa ke-aku – akuan (ananiyah) dalam diri seseorang. Rasa ke-aku – akuan ini nampaknya seringkali muncul dalam diri seseorang yang diberi kelebihan baik berupa ilmu, harta ataupun jabatan. Jika dibiarkan maka rasa ini akan meningkat menjadi ujub, riya’ dan kemudian puncaknya adalah munculnya sifat takabbur. Takabbur adalah bagian dari syirik khafi yang menggerogoti diri karena merasa bahwa dia memiliki kemampuan dan kelebihan disbanding yang lain, padahal semua itu hanyalah milik Allah semata yang dititipkan kepada manusia. Syirik model ini jarang dipahami dan dikenali oleh pelakunya karena secara lahiriyah ibadahnya masih tetap berjalan sebagaimana biasa. Hanya semuanya diaku sebagai miliknya sendiri.

Berbeda dengan syirik jali. Syirik model ini mudah dikenali dan diantisipasi oleh banyak orang karena memang secara lahir tampak dan bisa dilihat. Termasuk diantara syirik jali adalah menyembahh kayu, batu, bulan, bintang, matahari, api dan sebagainya. Syirik model ini mudah dikenali. Oleh karena itu antisipasinya juga relatif lebih mudah. Beda halnya dengan ujub, siapa yang tahu? Yang tahu hanya pelakunya dan Allah, selain itu hanya menerka dan mengira. Itulah mengapa ada peribahasa yang mengatakan, “Sedalam – dalamnya lautan masih bisa diterka tetapi sedalam – dalamnya hati manusia siapa yang tahu”.

Perbuatan syirik memang perbuatan yang tercela dan harus dihindarkan oleh setiap mukmin. Oleh karenanya tidak cukup hanya dengan belajar ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan semakin banyak yang kita kumpulkan boleh jadi malah membawa seseorang jatuh pada perbuatan syirik karena munculnya rasa bangga dan ta’jub pada ilmu yang dimiliki. Boleh jadi karena kehebatannya dalam ilmu pengetahuan maka seseorang lupa bahwa masih ada Dzat Yang Lebih Tahu daripada Dia yaitu Allah SWT.

Oleh karena ilmu saja tidak cukup, maka dibutuhkan olah hati dengan memperbanyak riyadlah dan mujahadah. Riyadlah dengan semakin meningkatkan “Nglempit Usus Meres Motho”, memperbanyak puasa dan tidak tidur diwaktu malam. Selain itu juga dengan senantiasa mengingat Allah dalam setiap waktu dan kesempatan. Dengan demikian Insyaallah seseorang akan terhindar dari perbuatan mensekutukan Allah.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Senin, 06 Februari 2017

Konsep Ijtihad dalam Islam




Ijtihad adalah salah satu sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an dan al-Hadits. Secara bahasa ijtihad berasal dari kata jahada yang dengan segala variasinya menunjukkan arti pekerjaan yang dilakukan lebih dari biasa, sulit dilaksanakan, atau yang tidak disenangi. Ahmad bin Ahmad binAli al-Muqri al-Fayumi menjelaskan bahwa ijtihad secara bahasa memiliki pengertian:

بذل وسعه وطاقته فى طلبه ليبلغ مجهوده ويصل إلى نهايته

Artinya: “Pengerahan kesanggupan dan kekuatan (mujtahid) dalam melakukan pencarian sesuatu supaya sampai kepada ujung yang ditujunya.”

Minggu, 05 Februari 2017

Jalan Sehat LPI Qurrota A'yun



Jalan Sehat LPI Qurrota A’yun
Catatan Ringan Menapak Jejak Langkah, Lintas Masa

Masih dalam rangkaian Harlah LPI Qurrota A’yun ke-18. Pagi ini semua panitia te;ah disibukkan dengan berbagai tugas yang telah menjadi tupoksinya masing – masing. Mulai dari korlab, mc, pendaftaran peserta, pemberangkatan dan sebagainya. Yang jelas semua panitia berjibaku untuk melaksanakan tugasnya demi kesuksesan acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati harlah yang ke-18 ini. Tentunya ini adalah acara yang menjadi taruhan bagi martabat LPI Qurrota A’yun yang boleh saya bilang cukup memiliki ‘nama harum’ di belantara dunia pendidikan khususnya di wilayah Tulungagung Timur.

Jalan sehat ini dibuka secara umum. Tidak hanya diikuti oleh keluarga besar LPI Qurrota A’yun, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara umum bisa mengikuti acara ini. Tiket yang disediakan oleh panitia boleh dibilang ‘ludes habis terjual’ pasalnya harganya relatif murah dan hadiahnya sangat menggiurkan. Bayangkan saja hanya dengan dua ribu rupiah peserta yang beruntung dapat membawa pulang sepeda gunung yang harganya berkisar antara dua jutaan, kulkas, rice cooker, kipas angin, kompor gas dan ratusan doorprize yang sangat menggiurkan. Tidak heran bila jalan sehat ini diikuti oleh massa dalam jumlah yang fantastis tentunya.

Saya sendiri bersama dengan ustadzah Sofiatul Muna yang juga sama – sama alumni STAIN Tulungagung dalam satu angkatan bertindak selaku pemandu jalannya acara tersebut semenjak kemarin. Perlu diketahui ustadzah satu ini punya keahlian yang luar biasa dalam bidang bahasa Inggris. Pernah mencatatkan namanya sebagai “The Best” di jurusannya bahasa Inggris STAIN Tulungagung tahun 2006. Selain itu beliau juga dikenal sebagai pelatih ‘Story Telling, Puisi, Pidato Bahasa Inggris’ yang tentunya telah melanglangbuana dalam berbagai kompetisi baik di kancah lokal, kabupaten, provinsi bahkan nasional. Beliau sempat mengantarkan puteri – puteri Qurrota A’yun menjadi juara 1 tingkat nasional dalam Pidato Bahasa Inggris dan Story Telling. Perlu dicatat juga beliau adalah teman seangkatan saya baik di Madrasah Tsanawiyyah maupun ketika sama – sama belajar di kampus STAIN Tulungagung.

Nampaknya para peserta jalan sehat kali ini memiliki rasa antusias yang luar biasa. Ini tampak dari semangat mereka dalam mengikuti setiap rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir. Meski terik panas matahari siang hari ini cukup luar biasa, karena kemarin – kemarin cuaca seringkali mendung dan bahkan hujan, namun cuaca yang cukup menguras keringat ini tidak menyulutkan para peserta untuk tetap antusias dalam mengikuti setiap agenda acara yang dijadwalkan oleh panitia.

Para wali muridpun yang ikut tergabung dalam pawasi dan mengambil peran besar dalam menyiapkan berbagai makanan dan pernak – pernik yang mereka jajakan di bazar ini juga merasa sangat gembira dan antusias dalam mengikuti setiap acara. Hamper semua jajanan yang mereka jajakan ludes habis di sapu oleh para pengunjung yang datang memadati acara jalan sehat ini.

Acara jalan sehat ini berakhir kurang lebih pada pukul 11.30 wib. Hasilnya sungguh memuaskan. Acara ini menuai sukses yang besar. Banyak pihak yang mengacungi jempol dan memberikan apresiasi dari jalannya kegiatan yang dianggap sangat tertata dengan apik. Semua ini tentunya tidak semata kerja ketua panitia ataupun direktur saja, melainkan hasil kerjasama yang dibangun secara apik, kompak dan rasa kebersamaan antar semua panitia dan juga Pawasi “Paguyuban Wali Santri”.

Plus minus dalam setiap agenda yang diselenggarakan tentunya selalu menjadi warna tersendiri yang justru membikin acara semakin menarik. Plus harus ditingkatkan, minusnya harus dijadikan sebagai bahan renungan untuk kemudian diperbaiki di tahun berikutnya. Yang jelas harlah LPI Qurrota A’yun ke-18 yang bertemakan “Menapak Jejak Langkah, Lintas Masa” yang dipandegani oleh Ustadz Wahid Roja’i salah satu alumni IAIN Tulungagung dan tercatat sebagai salah ketua Dewan Pers Majalan Dimensi IAIN Tulungagung ini perlu di acungi jempol. Sebagai informasi saja bahwa saat ini beliau masih single dan sedang mencari hilangnya tulang rusuk yang belum ditemukan… So yang pengen daftar masih dibuka pendaftaran…. Hehehehehehee …

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Sabtu, 04 Februari 2017

Harlah LPI Qurrota A’yun ke-18



Seharian ini saya belum sempat menorehkan tulisan di laptop tua yang hamper minta adik. Bukan tanpa alasan tentunya, tetapi hari ini saya disibukkan dengan agenda sebuah lembaga pendidikan Islam formal swasta tempat dimana saya untuk pertama kalinya mendarma baktikan diri sebagai seorang pendidik selepas menyelesaikan studi S1 saya di STAIN Tulungangung. LPI Qurrota A’yun, lembaga pendidikan yang di pandegani oleh Drs. Imam Muslimin sebagai Direkturnya. Meski saat ini saya sudah tidak bisa aktif sebagaimana dulu karena kewajiban ngantor di kampus tempat saya mengabdikan diri sekarang, tetapi saya masih diberi kesempatan sehari di hari Sabtu untuk berbagi dengan anak – anak SD yang menurut saya banyak memberikan kesan. Tentunya bukan masalah materi yang menjadi tumpuan saya, akan tetapi lebih karena ingin tetap menjalin silaturrahmi sebagai anjuran dari Rasulullah SAW sebagai panutan saya, sekaligus sebagai penerapan teori “Jas Merah” ala Soekarno. Bukan tanpa alasan, tetapi memang pada kenyataannya saya bisa menyelesaikan kuliah S2 saya juga atas sumbangsih dari lembaga pendidikan ini.

Rencananya harlah ini diselenggarakan selama dua hari, 4 – 5 Februari 2017. Sebelumnya diadakan berbagai macam lomba yang pada hari ini telah dibagikan piala – pialanya. Lomba – lomba yang diadakan ini sekaligus dimaksudkan untuk menjaring bibit – bibit dalam aneka cabang lomba tersebut serta memupuk mental kompetitiff dalam diri setiap siswa. Lomba ini diikuti oleh semua siswa mulai dari jenjang Play Group, TK, dan SD Qurrota A’yun. Tentunya kegiatan ini sangat istimewa bagi keluarga besar Qurrota A’yun terlebih bagi siswa – siswi yang belajar di lembaga ini.

Tanpa terasa ternyata lembaga ini sudah eksis di kancah pendidikan nasional khususnya di wilayah Tulungagung. Sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya sudah barang tentu banyak liku – liku yang dialami oleh lembaga ini baik suka  maupun duka. Suka duka dalam kehidupan ini adalah seni dalam kehidupan yang harus dinikmati bukan untuk dikeluhkan. Lebih baik disyukuri dan diterima kalau ada kekurangan diperbaiki agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dalam sejarahnya selama 18 tahun, LPI Qurrota A’yun telah menorehkan prestasi dalam kompetisi baik di tingkat kecamatan, provinsi, maupun nasional. Di tingkat kecamatan Alhamdulillah lembaga ini seringkali memboyong banyak piala sebagai bukti kemenangan mereka atas kompetisi ditingkat kecamatan, tidak terkecuali di tingkat kabupaten dan provinsi. Dalam ajang nasional LPI Qurrota A’yun pernah mencatatkan namanya sebagai juara 1 lomba pidato bahasa Inggris atas nama Kartika dan juara 1 lomba story talling atas nama Cahyaningrum Argiyanti. Semua itu tentunya tidak lepas dari kerjasama yang baik antara para pengajar dan juga wali santri yang tergabung dalam “Pawasi”, paguyuban wali santri. Perlu dicatat juga bahwa mayoritas pengajar di lembaga pendidikan ini adalah produk local Tulungagung, yakni STAIN Tulungagung yang kini sudah beralih status menjadi IAIN Tulungagung.

Tidak hanya berprestasi dalam bidang ekstrakurikuler lembaga ini juga menorehkan namanya dalam akademik sebagai peraih NEM tertinggi se-Jawa Timur. Prestasi ini diraih oleh Maulida Izzatul Amin, seorang siswi yang tawadlu’ dan senang dengan puasa sunnah. Sebagai catatan lembaga ini selalu menganjurkan kepada siswa didiknya untuk melaksanakan puasa sunnah khususnya dibulan – bulan yang disunnahkan untuk puasa, seperti Dzul hijjah, Rajab dan lainnya.

Harlah kali ini juga dimeriahkan dengan agenda bazar yang diikuti oleh seluruh wali santri. Selain itu juga lomba tumpeng dari semua jenjang dan kelas. Juri dalam lomba ini diambil dari pakar – pakarnya. Semua berasal dari luar lembaga sehingga lebih menjaga netralitas dalam penilaian.

Alhamdulillah harlah hari ini berjalan dengan lancar dan sukses. Acara ini selesai pada sekitar pukul 13.30 WIB. Selanjutnya sebagai acara puncak adalah jalan sehat yang akan digelar besok pagi. Bagi anda yang berminat silahkan datang dan berkunjung. Tiketnya sangat murah, hanya dengan Rp. 2000,00. Hadiah dan doorprize sangat banyak. Rugi kalau sampai tidak hadir…

Sukses selalu untuk Qurrota A’yun…
Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Jumat, 03 Februari 2017

Taubat


(Intisari Khutbah Jum’at Hari Ini)

Hari ini saya ikut jamaah shalat Jum’at di masjid utara kampus IAIN Tulungagung. Saya lupa nama masjidnya apa, hanya saja saya bersama dengan beberapa rekan pengelola ma’had sering jamaah jum’at di sana. Maklum, mau ikut jamaah di masjid kampus terkadang kasihan kalau harus berdesakan dengan jamaah lain, karena bisa dipastikan masjid kampus membludak jamaahnya.

Sebagaimana biasa khatib terlebih dahulu berpesan kepada jamaah yang hadir untuk senantiasa berusaha meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Setelah itu tibalah saatnya khatib menyampaikan tema khutbah pada hari ini.

Tema khutbah yang diangkat adalah taubat. Taubat secara bahasa artinya kembali. Kembali disini maksudnya adalah kembali kepada jalan kebenaran, yaitu jalan yang diridlai Allah SWT.sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Khutbah yang disampaikan ini tidak seberapa lama. Khatib langsung menjelaskan pokok inti dari khutbah untuk selanjutnya ditutup dengan shalat jum’at sebagaimana biasa.

Dalam khutbahnya khatib menyampaikan hendaknya kita berupaya untuk senantiasa bertaubat kepada Allah dalam setiap kesempatan yang kita miliki. Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa tidak ada manusia sempurna yang luput dari kesalahan. Setiap manusia pasti pernah mengalami kesalahan dalam hidupnya. Oleh karena itu seyogyanya kita memperbanyak untuk bertaubat kepada Allah SWT dalam setiap waktu.

Salah satu hal yang bisa kita gunakan sebagai sarana bertaubat kehadirat Allah adalah dengan memperbanyak istighfar, demikian yang disampaikan khatib. Istighfar adalah bersungguh – sungguh mohon ampun kepada Allah SWT. Mohon ampunan atas semua dosa, kesalahan dan kelalaian yang pernah kita lakukan selama hidup kita. Jangan sampai kita menjadi orang yang sombong dengan merasa bahwa kita tidak memiliki dosa dan kesalahan.

Lebih jauh khatib menyampaiakan, dengan memperbanyak taubat dan istighfar, memohon ampun kepada Allah, maka Allah akan melimpahkan banyak rizki dan karunia-Nya kepada kita bersama. Firman Allah Surat Hud ayat;15:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (52)

Artinya: “Wahai kaumku, mintalah ampun kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya, maka Ia akan mengutus langit kepada kalian dengan menurunkan hujan (yang barakah) dan menambahkan kepada kalian rizki sebagai bahan kekuatan kalian dan janganlah kalian berpaling dengan melakukan dosa”. (Q.S. Hud; 15)

Sebagai contoh adalah bangsa Indonesia ini. Bangsa ini telah menerima nikmat yang besar dari Allah, akan tetapi banyak sekali penduduknya yang lupa kepada Yang Memberi Nikmat (Allah). Mereka diberi nikmat tetapi kenikmatan yang mereka terima tidak mereka syukuri. Alih – alih mensyukuri nikmat mereka justru menggunakan nikmat yang diberikan Allah sebagai sarana untuk berbuat maksiat. Sebagai bukti adalah shalat jum’at yang dilaksanakan di masjid ini. Mayoritas penduduknya beragama Islam akan tetapi jumlah mereka yang mau shalat jumlah tidak imbang dengan total jumlah penduduk yang tinggal di desa ini.

Itulah sebabnya mengapa kesejahteraan dan keadilan du negeri ini belum terwujud. Masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, nyatanya justru banyak diantara mereka yang tidak mencerminkan nilai – nilai keislaman. Tidak heran jika lantas kemudian Allah murka dan memberikan banyak ujian dan peringatan kepada bangsa ini sebagaimana kasus yang melanda bangsa ini pada beberapa bulan terakhir. Ini adalah ujian tetapi boleh jadi ini merupakan peringatan Allah atas kemaksiatan yang mereka perbuat selama ini. Firman Allah dalam Surat al-Rum; 31:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)

Artinya: “Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan ulah tangan – tangan manusia supaya mereka merasakan sebagian diantara akibat perbuatan mereka supaya mereka kembali (mengabdikan diri kepada Allah)”. (Q.S. al-Rum; 41)

Ayat ini menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan merupakan sebab ulah manusia sendiri. Bencana yang merjadi merupakan peringatan dari Allah SWT agar umat mau muhasabah dan mengoreksi diri. Apa yang ditimpakan kepada mereka adalah sebagai akibat atas dosa dan kemaksiatan yang selama ini mereka lakukan agar mereka mau kembali kepada Allah SWT.

Apabila seluruh penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Allah bukan tidak mungkin Allah akan segera mengangkat derajat mereka. Apabila penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuka bagi mereka barakah dari langit dan bumi. Langit yang menjadi tempat mereka bernaung akan menurunkan hujan yang barakah dan bermanfaat bagi kesuburan bumi, bukan hujan yang mengandung balak dan musibah. Bumi yang menjadi tempat mereka menjejakkan kaki akan mengeluarkan barakah dengan kesuburan tanahnya, kaya akan hasil alam dan bahan tambangnya. Demikian ini apabila umat manusia yang menjadi penduduk di negeri ini mau untuk bersyukur, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surat al-A’raf; 96:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)

Artinya: “Dan sesungguhnnya seandainya penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, pasti Kami bukakan bagi mereka barakah – barakah dari langit dan bumi, tetapi mereka telah mendustakan, maka Kami ambil barakah itu dari apa yang telah merreka usahakan”. (Q.S. al-A’raf; 96)

Seandainya penduduk negeri ini mau untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah, tidak mendustkan nikmat – nikmat yang Allah berikan kepada mereka, pastilah Allah akan membuka banyak barakah dari langit dan bumi. Tetapi sayangnya kebanyakan mereka mendustakan nikmat Allah, lupa akan nikmat Allah yang diberikan kepada mereka sehingga Allah mencabut barakah dari usaha yang mereka usahakan. Mereka bekerja tetapi hasil pekerjaan mereka tidak mampu menopang kebutuhan hidup mereka sehari – hari. Kalau demikian bagaimana mungkin kesejahteraan dan keadilan yang menjadi dambaan dari bangsa ini bisa terealisasi? Sungguh hal yang mustahil.

Mudah – mudahan kita senantiasa diberi hidayah dan kemudahan dari Allah sehingga mampu mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Mudah – mudahan negeri ini dijadikan barakah dan penduduknya adalah penduduk yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Amin…

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...