Sulitnya Menggapai “Ma’rifat Al-Wali”
Istilah “wali” begitu populer di tengah masyarakat muslim, utamanya
para penganut madzhab ahlussunnah wa al-jama’ah. Di Indonesia, dimana
mayoritas penduduknya adalah muslim ahlussunnah wa al-jama’ah, istilah “wali”
memiliki posisi yang begitu penting, bahkan melekat dihati yang disematkan pada
sosok pribadi yang memiliki tingkat kualitas keimanan lebih. Tidak jarang,
istilah ini disalahpahami oleh sebagian orang yang kurang memiliki ilmu di
dalamnya sebagai seorang “sakti berilmu tinggi”. Lantas apa dan siapa
sebenarnya wali itu?
“Wali” ditinjau dari sisi kalimatnya memiliki arti ganda, yakni bisa sebagai subyek, bisa juga sebagai obyek. Sebagai subyek, “wali” memiliki arti yang mengasihi, yang menguasai, yang menolong, dan yang melindungi. Makna inilah yang melekat pada asmaul husna “Al-Wali”, bagi Allah swt. Adapun dari sisi sebagai objek, maka “wali” memiliki arti yang dikasihi, yang dikuasai, yang ditolong dan yang dilindungi. Dari sisi ini, maka istilah “wali” dilekatkan pada diri seorang manusia yang mendapatkan keistimewaan secara khusus dari Allah swt.