Tidak Tahu Apa-apa
Pada awalnya manusia terlahir di dunia dalam kondisi “tidak tahu
apa-apa”. Bahkan untuk sekedar melihat dan mendengarpun manusia tidak bisa,
apalagi berpikir. Allah swt menegaskan hal itu melalui firman-Nya, yakni pada
Surat Al-Nahl (16); 78:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ
شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Qs. Al-Nahl (16); 78).
Melalui ayat tersebut, Allah swt mengingatkan semua manusia bahwa pada awalnya mereka dikeluarkan dari rahim ibunya tanpa memiliki kemampuan apa-apa. Mereka tidak mampu melihat, mendengar, apalagi berpikir.
Pada tahap selanjutnya, Allah swt memberikan kepada manusia
kemampuan untuk mendengar, melihat dan pada tahapan berikutnya kemampuan untuk
menggunakan potensi hatinya untuk berpikir. Allah swt menganugerahkan beberapa
perangkat bagi manusia, yang dengan perangkat tersebut, mereka mampu untuk
mengembangkan segala bentuk potensi yang dibawanya sejak ia lahir.
Pendengaran dan penglihatan, merupakan indera vital yang memiliki
peran penting bagi masuknya ilmu pengetahuan ke dalam memori manusia. Dengan kedua
indera ini manusia mampu menangkap berbagai informasi yang berasal dari luar,
untuk kemudian diolahnya di pikiran, maupun perasaan yang merupakan hasil pengolahan
pengamalan ilmu yang dimiliki.
Dengan potensi yang diberikan tersebut, manusia bisa melakukan
eksplorasi terhadap berbagai sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya. Mereka
bisa memanfaatkan semua potensi tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
meningkatkan kualitas dirinya dalam rangka untuk menjalani peran yang telah
ditetapkan baginya di kehidupan dunia.
Tujuan utama penganugerahan berbagai perangkat tersebut bagi
manusia adalah semata agar manusia menjadi makhluk yang bersyukur. Yaitu makhluk
yang menyadari kelemahan dirinya dan menyadari kekuasan Allah swt. Dengan
kesadaran tersebut, tidak ada lagi kesombongan yang ada dalam dirinya. Semua
yang terjadi tidak lain adalah anugerah dari Allah, Dzat Yang Maha Pencipta.
Komentar
Posting Komentar