Senin, 04 April 2022

Menyambut Bulan Ramadhan

 

Menyambut Bulan Ramadhan



(Seri Khutbah Jum’at)

الحمد لله القائل فى كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد أما بعد فيا أيهاالناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Mari dikesempatan jum’ah yang penuh barakah ini, kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, dengan terus berusaha sekuat tenaga melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan bekal iman dan taqwa, kita akan menjadi seorang yang beruntung dalam kehidupan di dunia, terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Saat ini, kita berada di penghujung bulan Sya’ban tahun 1443 H. Besok atau lusa menunggu keputusan yang disampaikan oleh pemerintah, kita memasuki bulan suci Ramadhan, bulan istimewa bagi umat Islam dimanapun berada. Mudah-mudahan, Allah panjangkan usia kita, sehingga kita bisa bertemu dengan Ramadhan serta mengisinya dengan berbagai amal shalih hingga pada akhirnya bertemu dengan bulan Syawal. Aamiin

Minggu, 06 Maret 2022

Refleksi Diri

 

Refleksi Diri



Setiap waktu yang berjalan merajut kisah perjalanan yang membentuk sejarah bagi setiap individu. Tentu, catatan sejarah yang tertorehkan itu, tidak akan pernah sama dengan torehan sejarah bagi sebagian yang lain. Setiap individu manusia memiliki keunikan yang menjadikannya memiliki nilai “lebih” sekaligus “kurang” dari individu lainnya.

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa, “Setiap anak cucu Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik orang yang pernah berbuat salah, adalah mereka yang mau bertaubat.” Sekilas, pesan ini nampak sederhana, namun jika diuraikan, riwayat ini memiliki makna yang luas dan mendalam.

Senin, 21 Februari 2022

Pengalaman Pertama

 

Pengalaman Pertama



Setiap orang pasti pernah merasakan pengalaman pertama dalam hidupnya, yakni saat pertama kali menjalani hal baru dalam hidup yang sebelumya belum pernah dilakukan atau dialami. Saat menghadapi sesuatu yang baru dalam hidup, setiap orang menghadapinya dengan berbagai cara. Ada yang menghadapinya dengan tenang, adapula yang merasa gugup atau bahkan merasa takut. Hal yang manusiawi bagi siapapun yang akan menghadapi hal baru dalam sejarah hidup panjangnya.

Diantara hal yang barangkali hampir bisa dipastikan sama, dirasakan oleh setiap orang saat menghadapi hal baru dalam hidup adalah rasa “deg-degan, tegang, kikuk, kaku” dan sejenisnya. Rasa yang bercampuraduk dalam diri dan perasaan, bercampur antara berani dan tidak, sukses atau gagal, dan perasaan yang semacamnya. Namun, pengalaman adalah guru terbaik yang tetap harus dihadapi dan disikapi secara bijak, dijadikan sebagai pengalaman berharga untuk menghadapi berbagai tantangan baru dalam hidup yang pasti akan dijumpai oleh setiap orang.

Kamis, 10 Februari 2022

Pembukaan KKN Reguler Multisektoral di Desa Ringinpitu

 

Pembukaan KKN Reguler Multisektoral di Desa Ringinpitu

Foto Bersama DPL, Perangkat Desa dan Peserta KKN Desa Ringinpitu


Rabu, 09 Februari 2022, saya berkesempatan untuk mendampingi mahasiswa peserta KKN Reguler Multisektoral yang berlokasi di Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Pada hari tersebut, adalah kali pertama saya menginjakkan kaki pada kegiatan KKN di tahun ini untuk melakukan seremonial pembukaan.

Saya patut bersyukur karena dalam beberapa kesempatan terakhir, masih diberikan kepercayaan oleh Tim LP2M UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung untuk mendampingi kegiatan pengabdian teman-teman mahasiswa yang tergabung dalam KKN Reguler Multisektoral. Kesempatan yang tentunya harus saya manfaatkan sebaik mungkin untuk belajar dan mengasah diri tentang sikap kepekaan sosial yang acapkali terabaikan.

Pada tahun ini, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung memiliki tiga jenis kegiatan KKN, yaitu KKN Reguler Multisektoral, KKN Berbasis Komunitas Ormada, dan KKN Membangun Desa Berkelanjutan. Kebetulan saya mendapat bagian mendampingi kegiatan teman-teman mahasiswa pada KKN Reguler Multisektoral.

Sabtu, 05 Februari 2022

Sulitnya Menggapai “Ma’rifat Al-Wali”

 

Sulitnya Menggapai “Ma’rifat Al-Wali”



Istilah “wali” begitu populer di tengah masyarakat muslim, utamanya para penganut madzhab ahlussunnah wa al-jama’ah. Di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim ahlussunnah wa al-jama’ah, istilah “wali” memiliki posisi yang begitu penting, bahkan melekat dihati yang disematkan pada sosok pribadi yang memiliki tingkat kualitas keimanan lebih. Tidak jarang, istilah ini disalahpahami oleh sebagian orang yang kurang memiliki ilmu di dalamnya sebagai seorang “sakti berilmu tinggi”. Lantas apa dan siapa sebenarnya wali itu?

“Wali” ditinjau dari sisi kalimatnya memiliki arti ganda, yakni bisa sebagai subyek, bisa juga sebagai obyek. Sebagai subyek, “wali” memiliki arti yang mengasihi, yang menguasai, yang menolong, dan yang melindungi. Makna inilah yang melekat pada asmaul husna “Al-Wali”, bagi Allah swt. Adapun dari sisi sebagai objek, maka “wali” memiliki arti yang dikasihi, yang dikuasai, yang ditolong dan yang dilindungi. Dari sisi ini, maka istilah “wali” dilekatkan pada diri seorang manusia yang mendapatkan keistimewaan secara khusus dari Allah swt.

Jumat, 04 Februari 2022

TINGKATKAN KUALITAS SHALAT

 

TINGKATKAN KUALITAS SHALAT

(Seri Khutbah Jum'at)



الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ونبينا ومولانا محمد المبعوث لتتميم مكارم الأخلاق وعلى أله وأصحابه ومن تبع دينه وسنته إلى يوم القيامة. أما بعد فيا أيها الناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin, jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Pada kesempatan yang penuh barakah ini, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah swt. dengan sekuat mungkin melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sungguh dengan modal iman dan taqwa, kita akan menjadi orang yang beruntung dalam kehidupan dunia terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Mari kita bersyukur kepada Allah, karena sampai detik ini, Ia masih memberikan berbagai kenikmatan, karunia, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga kita masih diberikan umur yang panjang dan bisa kembali bertemu dengan bulan mulia serta bersejarah bagi seluruh umat muslim, yakni bulan Rajab. Bulan dimana Allah swt memanggil hamba yang dicintai-Nya untuk menghadap kepada-Nya guna memberikan perintah supaya ia beserta umatnya mendirikan shalat, lima kali dalam sehari semalam. Perjalanan menghadap kepada-Nya tersbut, diabadikan dalam Al-Qur’an. Allah swt berfirman:

Barik Lana

 

Barik Lana



Bulan Rajab di tahun ini, sebagaimana dimuat di media NU online jatuh pada Kamis, 03 Februari 2022. Ini didasarkan atas ketidaknampakan hilal di berbagai tempat saat dilakukannya ru’yah untuk menentukan awal dimulainya penanggalan pada kalender hijriyah.

Rajab merupakan salah satu diantara empat bulan mulia dalam penanggalan kalender hijriyah. Selain masuk dalam kategori arba’atun hurum, bulan ini juga memiliki nilai historis bagi seluruh umat muslim. Yakni sejarah perjalanan Nabi Muhammad saw yang diperjalankan Allah swt dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Aqsha kemudian di mi’rajkan untuk menghadap kepada-Nya di Sidratul Muntaha. Perjalanan ini, hanya ditempuh dalam satu malam.

Banyak orang kala itu meragukan berita yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad saw mengenai peristiwa ini. Tidak jarang, sebagian diantara sahabat beliau yang merasa ragu dengan informasi ini. Tentu, hal ini sangat wajar bila dipikir dengan rasio dan logika. Pasalnya, saat itu memang keberadaan kendaraan masih sangat sederhana, sebatas mengandalkan tenaga binatang yang tersedia untuk membantu perjalanan seseorang.

Satu-satunya orang yang secara tegas langsung menerima informasi tersebut adalah Abu Bakar. Karena itu, ia memperoleh gelar Al-Shiddiq. Dia dengan penuh keyakinan tanpa keraguan secara langsung menerima informasi tentang peristiwa isra’ dan mi’raj. Hal ini tentu didasarkan karena selama menjadi sahabat nabi, baik sebelum dan sesudah diutusnya menjadi rasul, Abu Bakar tidak sekalipun pernah menjumpai nabi melakukan kebohongan. Nabi selalu jujur dalam setiap perkataannya, bahkan kejujuran ini juga diakui oleh orang-orang Makkah, jauh sebelum diangkatnya Muhammad sebagai seorang nabi dan rasul.

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...