Munafik adalah sifat tercela yang harus dijauhi oleh umat islam.
Sifat ini muncul karena manusia tertipu oleh kemegahan yang bersifat duniawi.
Mereka cenderung untuk memperturutkan hawa nafsunya dan lalai dalam hal
membersihkan hati. Sehingga muncul dalam diri mereka sifat – sifat tercela
seperti sombong, riya’ iri hati, mencari kedudukan, mencari kemulyaan,
menghendaki kejelekan atas teman – teman dan sejawatnya, mencari popularitas
diseluruh negeri. Semua itu adalah satu bentuk keterpedayaan akan nafsu yang
bercokol pada diri mereka.
Penyakit semacam ini seringkali melanda semua orang yang memiliki
kecenderungan cinta pada harta dan kemulyaan. Dalam sebuah qaul dikatakan:
حُبُّ الْمَالِ وَالشَّرَفِ
يُنْبِتَانِ النِّفَاقَ فِى الْقَلْبِ كَمَا يُنْبِتُ الْمَاءُ الْبَقَلَ
“Cinta
pada harta dan kemulyaan akan menumbuhkan sifat munafiq di hati sebagaimana air
menumbuhkan sayuran”.
Kecintaan berlebih pada harta dan kemulyaan seringkali berujung
pada usaha untuk memenuhi hal tersebut dengan jalan apapun tanpa menghiraukan
kaidah – kaidah yang ditetapkan oleh syara’. Banyak diantara mereka yang
kemudian terjerumus kepada perilaku munafik demi meraih tujuan yang diinginkan.
Sifat munafiq ini harus dihindarkan dari dalam diri muslim. Sifat
ini adalah penyakit yang sangat berbahaya. Jika dibiarkan maka efeknya sangat
besar bagi kehidupan baik di dunia lebih – lebih diakhirat. Orang munafik
diancam oleh Allah dimasukkan kedalam neraka yang paling dalam.
Seseorang yang menghendaki selamat dalam kehidupannya baik selama di
dunia lebih – lebih di akhirat harus menyelamatkan hatinya dari sifat munafik
ini. Harta benda, anak istri, sahabat tidak akan mampu menolong manusia ketika
mereka berhadapan dengan pengadilan Allah SWT. Orang yang selamat adalah orang
yang menghadap kepada Allah dengan membawa hati yang bersih. Firman Allah dalam
surat al Sy’ara’:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا
بَنُوْنٌ إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ (الشعراء : 99)
“Pada
hari dimana harta dan anak anak tidak ada manfaatnya, kecuali orang yang datang
menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (Q.S. al Syu’ara’; 99)
Ketika kiyamat telah tiba, manusia digiring dan dikumpulkan di
Mahsyar untuk menerima peradilan atas apa yang telah mereka kerjakan selama
hidup di dunia. Harta benda, anak, sahabat, jabatan tidak akan mampu menolong
mereka. Hanya amal perbuatan mereka yang bisa menolong. Orang yang menghadap
kepada Allah dengan membawa hati yang bersih, hati yang selamat dari ujub,
takabbur, riya’, iri dengki dan segala penyakit hati, dialah orang yang akan
mendapatkan anugerah dan keridla’an Allah SWT. Peradilan yang paling adil dan
tidak ada satu orang pun yang terdlalimi. Semua akan di tunjukkan catatan
perbuatan mereka selam hidup di dunia. Oleh sebab itulah membersihkan hati dari
kotoran hati mutlak harus dilakukan agar kita mendapatkan kebahagiaan dan
diselamatkan dari panasnya api neraka Jahannam. Allahu a’lam…
Komentar
Posting Komentar