Penutupan Pesantren Kilat Ramadhan Angkatan II
(Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung)
Mudir Ma'had al-Jami'ah bersama Dewan Murabbi |
Senin,
4 Juni 2018, UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung mengadakan acara
penutupan Pesantren Kilat Ramadhan Angkatan II tahun 2018 yang dirangkai dengan
buka bersama mahasantri Ma’had al-Jami’ah beserta Pengelola Ma’had al-Jami’ah. Hadir
dalam kesempatan ini Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. KH. Teguh,
M.Ag., segenap Murabbi Ma’had al-Jami’ah, dewan asatidz dan segenap musyrifah.
Penutupan
acara ini dimulai pada pukul 15.00 WIB. Acara diawali dengan istighatsah yang
diimami oleh ustadz Ahmad Marzuqi, M.Pd.I al-Hafidz yang ditutup dengan do’a
oleh ustadz Muhamad Fatoni, M.Pd.I., satu di antara Murabbi Ma’had al-Jami’ah. Selanjutnya
acara dibuka secara seremonial dengan rangkain acara pembukaan, pembacaan ayat
suci al-Qur’an, sambutan sekaligus mau’idzatul hasanah, pembagian penghargaan
bagi mahasantri teladan dan berprestasi, dan penutupan.
Dalam
mau’idzatul hasanahnya Mudir Ma’had al-Jami’ah, Dr. K.H. Teguh, M.Ag. banyak
memberikan wejangan dan motivasi kepada mahasantri untuk senantiasa menempa
diri dan terus mempersiapkan diri guna menghadapi masa depannya.
Di awal
mau’idzah beliau mengajak para santri untuk senantiasa mengevaluasi diri,
setidaknya di bulan suci Ramadhan yang saat ini telah sampai di hitungan hari
ke 20. Adakah ibadah yang dilakukan telah meningkat, setidaknya bila
dibandingkan dengan bulan sebelumnya di luar bulan suci Ramadhan. Beliau mengatakan,
“Kalau kita hitung-hitung, apakah amal ibadah yang kita kerjakan di bulan
Ramadhan ini lebih banyak dibandingkan di bulan lain di luar Ramadlan? Bagaimana
dengan tadarus kita, adakah yang sudah khatam sekali, dua kali atau lebih?”
Beliau
menghimbau dan mengajak kepada seluruh mahasantri untuk semakin meningkatkan
amal baik selama bulan Ramadhan ini. Mengisinya dengan berbagai kegiatan diri
yang mampu meningkatkan kualitas diri sehingga bila tiba saatnya untuk terjun
di masyarakat kelak, mahasantri siap ambil bagian di dalamnya.
Selanjutnya
beliau mengingatkan kepada seluruh yang hadir untuk senantiasa waspada pada
setiap amal baik yang telah dikerjakan. Jangan sampai amal baik yang selama ini
telah dikerjakan dan dikumpulkan kelak di yaumul qiyamah menjadi amal yang
tidak ada nilai dan harganya. Pemiliknya menjadi seorang yang merugi dan
bangkrut. Beliau menyitir sabda Rasulullah Saw.:
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ
ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ
قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ
مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي
قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ
هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ
عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Artinya: (MUSLIM - 4678) : Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan 'Ali bin Hujr keduanya berkata;
Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al A'laa dari
Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang
bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut
diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang
bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan
zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta
membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk
diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara
tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari
setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga
akhirnya ia dilemparkan ke neraka.' (H.R. Muslim)
Di hari kiamat besok ada seorang
yang datang dengan membawa pahala amal ibadahnya. Pahala ibadah shalat, puasa,
dan zakatnya. Tetapi seluruh pahala amal tersebut ternyata tidak sebanding
dengan dosa yang telah diperbuatnya. Orang tersebut rajin melaksanakan shalat,
tetapi dia juga masih tetap mencaci maki orang lain, menuduh orang lain,
memakan harta orang laink membunuh dan menyakiti orang lain. Mereka kelak akan
dituntut oleh orang-orang yang telah disakitinya, pahala amalnya akan diberikan
kepada semua orang yang telah disakiti, namun ternyata pahala itu tidak
mencukupi sementara tuntutan tersebut belum terpenuhinya. Beliau mengatakan, “Oleh
karena itu mereka disebut orang yang bangkrut karena amalnya minus dari
tuntutan yang ditujukan kepada mereka”.
Oleh karena itu sebisa mungkin
mahasantri Ma’had al-Jami’ah jangan sampai melakukan hal-hal yang bisa
menyakiti orang lain, apalagi menumpahkan darah dari mahkluk ciptaan-Nya tanpa
jalan yang haq. Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. adalah islam yang
mengajarkan kedamaian, menjaga martabat manusia dan menghargai perbedaan di
antara sesama manusia tanpa berlaku dlalim kepada mereka meski kepada seekor
semut sekalipun.
Namun, ada pahala yang tidak
tergeserkan menurut beliau berkaitan dengan hadits di atas, yakni pahala haji
dan umrah serta shadaqah. Pahala haji dan umrah yang mabrur dan mabrurah ini
tidak akan tergeserkan oleh hal lain, karena menurut sabda Rasul Saw.:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ
أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ
كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا
الْجَنَّةُ
Artinya: (BUKHARI - 1650) :
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada
kami Malik dari Sumayya, maulana Abu Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Shalih
As-Samman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berkata: "Umrah demi 'umrah berikutnya menjadi penghapus dosa
antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga".
(H.R. Bukhari)
“Umrah yang satu ke umrah yang lain
menjadi penghapus dosa antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan
baginya melainkan surga. Mudah-mudahan kita semua bisa menunaikan ibadah haji
dan umrah dalam waktu dekat”, tegas beliau.
Selanjutnya pahala amal yang tidak
tergeserkan lagi adalah pahala shadaqah. Shadaqah adalah amal baik yang
diinginkan oleh seorang yang telah meninggal dunia seandainya saja dia diberi
kesempatan untuk kembali kepada dunia. Hal ini sebagaimana termaktub dalam
Surat al-Munafiqun (63); 9-10:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا
رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ
لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ (10)
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah
dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (Q.S. al-Munafiqun (63); 9-10)
Haji
dan umrah mabrur mabrurah serta shadaqahlah yang pahalanya tidak tergeserkan. Karena
itu sebisa mungkin untuk meluangkan sebagian rizqi yang dimiliki untuk berinfaq
dan shadaqah di jalan Allah. Mudah-mudahan menjadi amal hasanah yang diterima
dan mampu menjadi pembela dan penyelamat kita kelak di hari kiamat.
Akhirnya
kegiatan pesantren kilat resmi ditutup pada pukul 17.15 WIB yang disambut
dengan tepuk tangan dan sorak sorai mahasantri, menandakan rasa bahagia dan
syukur dari lubuk hati mereka yang terdalam. Syukur karena telah berhasil
menyelesaikan semua agenda yang di programkan oleh Ma’had al-Jami’ah dan
bahagia karena kerinduan kepada keluarga dan handai tolan yang sempat tertunda
akan segera terobati. Akhirnya, semoga semua ilmu yang didapatkan selama “nyantri,
ngenger” di Ma’had al-Jami’ah bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan barakah fi
al-dini wa al-dunya wa al-akhirah. Segenap pengelola Ma’had al-Jami’ah
mohon maaf atas segala salah dan khilaf dan semoga bertemu lagi di lain
kesempatan.
Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam...
Komentar
Posting Komentar