Pesantren Kilat Ramadlan
Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung
Mudir Ma'had bersama Dewan Murabbi |
Kamis,
17 Mei 2018, Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung kembali menggelar acara
pembukaan Pesantren Kilat Ramadlan. Acara ini dilaksanakan di Gedung
Pascasarjana IAIN Tulungagung lantai lima. Hadir dalam kesempatan ini, Mudir Ma’had
al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. K.H. Teguh, M.Ag., segenap dewan Murabbi Ma’had
al-Jami’ah, para musyrifah dan mahasantri.
Acara
dimulai pada pukul 09.00 WIB. Diawali dengan pembukaan dan langsung dibuka oleh
Mudir Ma’had al-Jami’ah. Sebelum membuka acara terlebih dahulu Mudir Ma’had
memberikan penyegaran dan motivasi kepada mahasantri agar tetap semangat dalam
mengikuti semua kegiatan yang diagendakan. Beliau mengatakan bahwa ilmu
memiliki arti penting bagi setiap orang. Tidak ada satu keindahan tubuh, cantik
dan tampannya, serta tingginya yang memiliki arti tanpa ilmu. Oleh karena itu
seyogyanya mahasantri tetap menimba ilmu di manapun dan kapanpun berada.
Memang
jadwal kegiatan mahasantri sangat padat di bulan Ramadlan ini. Perkuliahan regular yang masih berjalan serta
rutinitas keseharian di bulan Ramadlan tentu menyita banyak waktu dan tenaga. Meski
begitu, beliau tetap berharap agar mahasantri terus belajar dan mendalami kitab
turats. Beliau mengatakan, “Saya tahu kita semua sedang sibuk dengan jadwal dan
kegiatan masing-masing. Meski begitu saya tetap berharap anda semua tetap
mengikuti kegiatan yang diagendakan dengan baik. Meskipun repot tetap harus
belajar kitab turats.”
Beliau
juga juga memberikan wejangan kepada mahasantri agar benar-benar mempelajari
dan mendalami kitab turats sebagai kitab yang dijadikan sebagai rujukan
di samping kitab modern. Beliau berharap agar tidak ada keraguan dalam diri
santri untuk menggunakan kitab turats sebagai rujukan dalam menyusun tugas
perkualiah, baik makalah, skripsi, tesis maupun disertasi. “Menjadikan kitab
turats sebagai rujukan adalah satu keniscayaan daripada anda mengambil rujukan
dari mbah google yang tidak jelas siapa sumbernya”, tutur beliau.
Keberadaan
kitab turats sebagai bagian dari khazanah intelektual memang kerap kali
diabaikan. Hal ini bisa dimaklumi karena mindset penuntut ilmu di era modern
ini lebih banyak dipengaruhi oleh kajian ilmu barat. Padahal ilmu-ilmu yang
bersumber dari kitab turats memiliki nilai yang tidak kalah penting dan tingginya
dibanding kajian ilmu modern di barat. Bahkan, diakui maupun tidak para pemikir
barat di era awalnya sangat dipengaruhi oleh para pemikir muslim yang ide dan
gagasannya banyak tertuang di kitab turats.
Oleh
karenanya Mudir Ma’had menegaskan agar para mahasntri tidak ragu dalam mengutip
dan merujuk karya para ulama muslim yang terdapat pada kitab turats. IAIN
Tulungagung yang secara resmi telah memproklamirkan diri sebagai kampus dakwah
dan peradaban tentu memiliki perhatian khusus pada kajian kitab turats. Melalui
Ma’had al-Jami’ah hal itu diamanatkan sebagai benteng pertahanan untuk tetap
merujuk pada nilai-nilai luhur yang ada pada khazanah intelektual salaf
al-shalih.
Adapun
kajian kitab pada pesantren kilat kali ini, tidak jauh beda dengan sebelumnya
seputar masalah fiqih, akhlak dan kisah-kisah hikmah. Kajian fiqih diampu oleh
Ustadz Mochamad Nasihin al-Mu’iz, M.Pd.I., akhlak diampu oleh Ustadz Muhamad
Fatoni, M.Pd.I. dan kisah-kisah hikmah diampu oleh Ustadz Rohmat, M.Pd.I.
Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam...
Komentar
Posting Komentar