Senin, 23 Mei 2016

Megengan




Megengan atau wahgeng adalah berakhirnya bulan Sya’ban / Ruwah dan dimulainya bulan suci Ramadlan. Dalam tradisi masyarakat Jawa khususnya warga Nahdliyyin di Jawa Timur tradisi “megengan” ini sangat popular.  Megengan merupakn luapan rasa syukur kepada Allah atas kenikmatan dan kesempatan yang diberikan untuk memasuki bulan suci Ramadlan, bulan yang mulia, penuh ampunan dan dilipatgandakannya amal setiap muslim yang mau beribadah mendekat kepada Allah, Khaliqul Anam.

Pada masyarakat Jawa Timur khususnya tradisi ini biasanya dilakukan dengan mengundang sanak family, tetangga dan karib kerabat kerumah dan mengadakan selamatan. Umumnya mereka berdo’a dengan maksud mengirim leluhur (mendo’akan ahli kubur) yang telah mendahului agar mereka diampuni segala kesalahannya dan diterima amal baiknya sehingga ditempatkan di surga Allah SWT. Selain itu mereka juga berdo’a semoga di dalam menjalani puasa di bulan suci Ramadlan diberi kemudahan dan kelancaran sehingga selamat baik dunia maupun akhiratnya.

Di daerah Jawa Tengah terdapat tradisi serupa dalam menyambut bulan suci Ramadlan. Akan tetapi tradisi ini dikalangan masyarakat Jawa Tengan di kenal dengan nama “Punggahan”. Masyarakat Jawa Tengah memiliki keyakinan  bahwa pada bulan suci Ramadlan seluruh arwah ahli kubur diangkat oleh Allah ke langit (di unggahne) untuk menyaksikan (menjadi saksi) terhadap anak cucu mereka yang masih hidup dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadlan. Oleh karenanya diadakan selamatan guna untuk meminta kepada Allah agar di beri kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah – ibadah yang lain di bulan suci Ramadlan.

Bagi masyarakat Jawa Timur, tradisi megengan biasanya dimulai setelah tanggal 15 bulan Sya’ban atau yang lebih popular dikenal dengan nama nishfu sya’ban. Megengan diadakan dari satu rumah ke rumah yang lain. Biasanya sepulang dari megengan mereka membawa “Berkat”. Berkat berasal dari Bahasa Arab barakah yang artinya adalah tambahnya kebaikan yang bersifat ghaib. Tradisi semacam ini adalah hasil dari kecerdasan para auliya’ yang menyebarkan agama islam di Jawa melalui pendekatan tradisi atau budaya.

Di dalam berkat tersebut biasanya terdapat ‘apem’. Apem berasal dari Bahasa Arab ‘afwun yang artinya adalah ampunan. Setelah diadakannya selamatan tersebut diharapkan Allah akan memberikan ampunan baik kepada semua ahli kubur yang telah mendahului maupun kepada yang masih hidup. Selain itu terdapat ‘kulupan’. Kulupan sebenarnya juga berasal dari Bahasa Arab Quluban yang artinya hati. Kulupan terdiri dari beberapa macam sayuran (dedaunan) yang di campur dengan kelopo, capar dll yang menggambarkan tentang carut marutnya hati. Hati manusia senantiasa terisi dengan berbagai hal yang dapat menyebabkan manusia sibuk dengan berbagai urusan  yang tidak akan kunjung selesai. Oleh karenanya dilakukan selamatan dan do’a bersama dengan maksud agar hati dituntun oleh penguasa hati “Allah SWT” agar senantiasa berjalan dijalan yang benar dan diridlai Allah SWT.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada pada tradisi megengan, nyatanya tradisi ini telah melekat dan menjadi darah daging di masyarakat khususnya masyarakat Jawa Timur. Banyak sisi positif  yang dapat diambil dari tradisi ini terutama dalam mengikat ukhuwah dan kebersamaan diantara masyarakat. Silaturrahmi semakin kuat terjalin dalam kehidupan sesama muslim tanpa membedakan status kaya, miskin, pejabat maupun rakyat.  Kekuatan semacam inilah yang menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang kuat dengan berbagai Kebhinekaan yang ada di dalamnya. Semoga saja tradisi semacam ini tetap lestari dengan mengambil bentuk yang lebih baik lagi sesuai dengan kaidah ushulul fiqh :

اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْأَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْأَصْلَحِ

Artinya: Melestarikan budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik.

Harapan kita bersama sebagai umat muslim Indonesia yang akrab dengan berbagai perbedaan, mudah – mudahan perbedaan yang ada menjadi rahmad yang bisa membawa kebaikan kepada kita bersama. Kebaikan baik dunia maupun akhirat. Mudah – mudahan Ramadlan yang akan datang dapat kita maksimalkan untuk semakin menambah taqarrub kita kepada Allah SWT. Amin. Allahu A’lam….

Sabtu, 21 Mei 2016

Nishfu Sya’ban




Tanpa terasa waktu berjalan dengan begitu cepat. Sampailah kita di bulan Sya’ban, satu bulan sebelum datangnya tamu Allah yang mulia yakni bulan suci Ramadlan. Dalam keyakinan masyarakat muslim khususnya muslim Jawa ada satu malam yang dianggap istimewa dalam bulan Sya’ban yakni malam tanggal 15 Sya’ban yang dikenal dengan malam nishfi sya’ban.

Biasanya pada malam ini masyarakat yang tinggal dalam lingkungan tertentu akan berkumpul menjadi satu untuk melaksanakan do’a bersama. Do’a itu diawali dengan membaca hadiah fatihah kepada semua ahli kubur yang telah mendahului diteruskan dengan membaca surat yasin dilanjutkan dengan do’a nisfu sya’ban. Demikian ini diulang sebanyak tiga kali.

 Pertama, bacaan surat yasin dan do’a tersebut dimaksudkan khususnya adalah meminta thawiilun umur (panjang umur). Panjang umur dalm arti bahwa setiap umur yang diberikan oleh Allah kepada kita menjadi usia yang bermanfaat. Tentunya yang dimaksudkan disini adalah agar umur kita tidak terbuang sia – sia tanpa ada nilainya. Umur yang diberikan diharapkan dapat menjadi umur yang terus dimanfaatkan dalam kerangka ‘ubudiyah kepada Allah semata. Karena Allah tidak pernah menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Allah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam al qur’an: 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 
(56(
Artinya: Dan tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKU (Q.S. Al Dzariyat; 56)

Kedua,bacaan tersebut dimaksudkan untuk memohon rizki yang halal dan barokah. Halal artinya riski tersebut tidak menyalahi tata aturan yang telah ditetapkan oleh syariat islam. Baik halal dari sisi dzatnya maupun dari sisi cara memperolehnya. Barokah artinya bertambahnya kebaikan yang sifatnya ghaib. Banyak orang memiliki harta melimpah namun sisi kehalalannya masih banyak yang dipertanyakan. Pun pula banyak yang memiliki harta berlimpah, akan tetapi barokahnya hilang. Akibatnya rizki yang semacam ini berimbas pada kehidupan keluarga yang tidak baik. Sering terjadi pertengkaran dalam keluarga, anak tidak sesuai harapan orang tua dan keluarga berantakan. Hal ini banyak terjadi di masyarakat kita. Hal inilah yang ingin kita hindarkan dengan memohon kepada Allah melalui wasilah do’a yang kita lakukan dimalam nishfi sya’ban, mudah – mudahan rizki halal dan barokahlah yang kita dapatkan dalam kehidupan kita. Amin 

Ketiga,memohon kepada Allah agar diberikan Husnul Khatimah. Husnul khatimah adalah harapan bagi kita semua umat islam. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa misteri kematian tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya. Sementara kematian itu pasti datangnya dan kita tidak tahu kapan ia akan datang. Tidak ada jaminan bagi kita akan menjumpai masa – masa tua dalam kehidupan kita. Boleh jadi kita membayangkan bahwa kita akan hidup sampai usia senja, namun kehendak Allah siapa yang bisa menolaknya. Tidak ada satu orang pun yang dapat menolak datangnya kematian itu. 

Demikianlah sedikit gambaran tentang amalan di malam nishfu sya’ban. Adapun doa nishfu sya’ban yang biasanya dibaca adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
اَللَّهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَاذَا الطَّوْلِ وَاْلإِنْعَامِ، لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْنَ.
اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَتَقْتِيْرَ رِزْقِيْ، وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ).
إِلَهِي بِالتَّجَلِّـى اْلأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَـةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ اَلَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ، إِكْشِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَاغْفِرْ لِيْ مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيْبًا فِيْ كُلِّ شَيْءٍ قَسَمْتَهُ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُوْرٍ تَهْدِي بِهِ، أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا، أَوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهُ، أَوْ فَضْلٍ تَقْسِمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا اَللهُ يَا اَللهُ  يَا اَللهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
اَللَّهُمَّ هَبْ لِيْ قَلْبًا تَقِيًّا نَقِيًّا مِنَ الشِّرْكِ بَرِيًّا، لاَ كَافِرًا وَلاَ شَقِيًّا، وَقَلْبًا سَلِيْمًا خَاشِعًا ضَارِعًا. اَللَّهُمَّ امْلأْ قَلْبِيْ بِنُوْرِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Do'a Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani
di malam Nisfu Sya'ban



اَللَّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِّرْ لَنَا مِنْ فَضْلِكَ، وَوَسِّعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُوْمُ لَكَ فِيْهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ.
اَللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيْهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُوْلَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لاَتَبْلُغُ اْلآمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ اْلأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, jika Engkau telah memunculkan malam Nisfu Sya’ban pada makhlukMu maka curahkan atas kami anugerah dan pembebasanMu (dari neraka), takdirkanlah untuk kami kebaikan dari keutamaanMu, perluaslah curahan rizkiMu untuk kami, jadikanlah kami di malam itu termasuk orang yang bangkit melaksanakan hakMu.

Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmatMu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmatMu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh dihadapanNya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmatMu wahai Dzat Yang Paling Pengasih.

Semoga sholawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya, amin.


Rabu, 18 Mei 2016

Do'a Ilmu Laduni



اَللهُمَّ يَا مَنْ هُوَ فِى عُلُوِّهِ كَائِنٌ يَا مَنْ هُوَ فِى عِلْمِهِ مُحِيْطٌ يَا مَنْ هُوَ فِى عِزِّهِ لَطِيْفٌ يَا مَنْ هُوَ فِى لُطْفِهِ شَرِيْفٌ يَا مَنْ هُوَ فِى عَطَائِهِ كَثِيْرٌ اللهُمَّ أَكْرِمْنِي مِنْكَ بِنُوْرِ الْفَهْمِ وَأَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ وَارْزُقْنِي فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْسَلِيْنَ وَحِفْظَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلْهَامَ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Yasinan


            Salah satu ciri khas umat islam di Indonesia yang mungkin tidak akan dijumpai di beberapa negara muslim lain adalah adanya fenomena yasinan. Yasinan akrab dengan masyarakat muslim di Indonesia khususnya di masyarakat Jawa.
            Yasinan biasanya dilaksanakan pada malam hari Jum’at. Akan tetapi ada juga sebagian diantara masyarakat yang melaksanakan diluar hari jum’at. Kegiatan ini dilaksanakan oleh umat islam yang menyebut diri mereka sebagai ahlus Sunnah wal jamaah khususnya mereka yang tergabung dalam organisasi Nahdlatul Ulama’. Jam’iyyah ini didirikan oleh Hadlratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, pendiri pondok pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.
            Pada masyarakat Jawa, seolah tradisi yasinan adalah tradisi yang wajib dilakukan. Hal ini terbukti dari semangat masyarakat dalam melaksanakan dan melestarikan tradisi yasinan ini. Biasanya masyarakat di lingkungan RT disebuah desa berkumpul untuk melaksanakan tradisi ini. Kegiatan ini di laksanakan secara bergiliran dari rumah kerumah. Dalam satu desa biasanya bisa terdiri dari beberapa jamaah.
            Malam jum’at dipilih sebagai pelaksanaan kegiatan ini karena malam jum’at di percaya sebagai malam yang lebih baik dari yang lain. Ini tidak berarti menafikan hari yang lain, akan tetapi menurut beberapa riwayat bahwa hari jum’at adalah sayyidul ayyam. Hal inilah yang kemudian menyebabkan malam jum’at dianggap sebagai malam yang paling baik dalam melaksanakan kegiatan keagamaan semisal yasinan, dziba’an, barzanzi, dan beberapa kegiatan keagamaan lain di lingkup masyarakat Nahdliyyin di Jawa.
            Yasinan dalam tradisi masyarakat Jawa memiliki manfaat yang banyak. Kegiatan ini bisa menjadi sarana silaturrahmi bagi masyarakat setempat untuk semakin meningkatkan rasa solidaritas dan kebersamaan. Selain itu dalam tradisi ini dimaksudkan juga untuk mendo’akan ahli kubur yang telah meninggal dunia agar mereka diampuni oleh Allah SWT.
            Namun demikian tradisi ini juga menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat, khususnya mereka yang anti terhadap tahlilan, yasinan dan tawasulan serta kegiatan serupa yang lain. Meski demikian tradisi ini berkembang dengan sangat subur di lingkungan masyarakat khususnya masyarakat Jawa. Dengan dalih bahwa semua kegiatan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh rasulullah saw sebagai pembuat syari’at. Mereka selalu menanyakan dalil nash baik dari al Qur’an maupun hadits.
Terlepas dari semua kontroversi tentang yasinan, nyatanya yasinan mampu menjadi media perekat umat yang mujarab. Masyarakat dengan berbagai variannya duduk bersanding dan berdampingan dengan akrab dan hangat penuh keakraban. Selain itu tradisi ini menciptakan suasana yang tenang dan damai di masyarakat. Mereka hidup saling menghormati dan menghargai. Oleh karenanya menurut hemat penulis tradisi ini perlu dilaksanakan dan dilestarikan agar kehidupan yang damai, aman dan sejahtera terwujud di negeri yang subur makmur seperti ini.

Senin, 16 Mei 2016

Apakah Sama Orang Yang Buta Dengan Orang Yang Melihat

Salah satu ayat al Qur'an memberikan sindiran kepada orang Kuffar. Apakah sama orang yang buta dengan orang yang bisa melihat? Apakah sama kegelapan dengan cahaya? Jawabnya sudah jelas tidak sama. Lantas mengapa hal itu mesti ditanyakan lagi?
Apa yang termaktub dalam ayat al Qur'an ini pada dasarnya bukanlah untuk menanyakan hal yang sepele sebagaimana termaktub. Akan tetapi lebih kepada sebuah penghinaan kepada orang - orang yang ingkar terhadap ayat ayat kekuasaan Allah.
Sebagaimana kita ketahui, orang kafir selalu ingkar terhadap tanda kekuasaan Allah. Hati mereka seolah telah tertutup terhadap kebenaran yang ada di hadapan mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah menutup hati dan pikiran mereka terhadap kebenaran. Mereka tetap ingkar meski mereka tahu kebenarannya. Kedengkian telah menutup dan mengunci mati hati mereka. Maka apakah sama orang yang buta dengan orang yang bisa melihat? Samakah kegelapan dan cahaya?
Sekarang, cobalah tanyakan pada diri anda masing - masing. Tanyakan pada relung hati yang terdalam apakah kita mampu untuk bersikap dan bertindak obyektif dalam kehidupan kita. Bisakah kita menerima kebenaran dari orang yang kita benci bahkan dari musuh kita? Ataukah kita selalu berfikir bahwa apa yang datang dari orang yang kita benci dan dari musuh adalah sesuatu yang tidak benar dan harus kita tolak. Jika kita belum bisa berlaku obyektif berarti kita masih berada dalam kekufuran kita. Kufur akan kebenaran. Kita belum bisa merealisasikan sabda Rasulullah SAW, "Perhatikan apa yang dikatakan, jangan memperhatikan siapa yang mengatakan".

Rabu, 11 Mei 2016

Klarifikasi MUI Tasikmalaya Tentang Shalawat Wahidiyah

Video diatas adalah rekaman klarifikasi MUI atas kesalah pahaman tentang shalawat Wahidiyah di Tasikmalaya beberpa tahun lalu. Video ini di unggah sebagai jawaban atas beberapa kesalah pahaman yang terjadi di beberapa daerah seperti di Jember, dan beberapa waktu lalu di Tebing Tinggi. 
Dengan di unggahnya video tersebut diharapkan tidak terjadi lagi kesalahpahaman dalam masyarakat tentang pengamalan shalawat wahidiyah

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...