Apakah Sama Orang Yang Buta Dengan Orang Yang Melihat

Salah satu ayat al Qur'an memberikan sindiran kepada orang Kuffar. Apakah sama orang yang buta dengan orang yang bisa melihat? Apakah sama kegelapan dengan cahaya? Jawabnya sudah jelas tidak sama. Lantas mengapa hal itu mesti ditanyakan lagi?
Apa yang termaktub dalam ayat al Qur'an ini pada dasarnya bukanlah untuk menanyakan hal yang sepele sebagaimana termaktub. Akan tetapi lebih kepada sebuah penghinaan kepada orang - orang yang ingkar terhadap ayat ayat kekuasaan Allah.
Sebagaimana kita ketahui, orang kafir selalu ingkar terhadap tanda kekuasaan Allah. Hati mereka seolah telah tertutup terhadap kebenaran yang ada di hadapan mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah menutup hati dan pikiran mereka terhadap kebenaran. Mereka tetap ingkar meski mereka tahu kebenarannya. Kedengkian telah menutup dan mengunci mati hati mereka. Maka apakah sama orang yang buta dengan orang yang bisa melihat? Samakah kegelapan dan cahaya?
Sekarang, cobalah tanyakan pada diri anda masing - masing. Tanyakan pada relung hati yang terdalam apakah kita mampu untuk bersikap dan bertindak obyektif dalam kehidupan kita. Bisakah kita menerima kebenaran dari orang yang kita benci bahkan dari musuh kita? Ataukah kita selalu berfikir bahwa apa yang datang dari orang yang kita benci dan dari musuh adalah sesuatu yang tidak benar dan harus kita tolak. Jika kita belum bisa berlaku obyektif berarti kita masih berada dalam kekufuran kita. Kufur akan kebenaran. Kita belum bisa merealisasikan sabda Rasulullah SAW, "Perhatikan apa yang dikatakan, jangan memperhatikan siapa yang mengatakan".

Komentar