Keluasan Rahmat Allah
Islam datang sebagai rahmat bagi semua penghuni alam, yakni sesuatu
selain-Nya. Rahmat ini tentunya tidak terbatas pada makhluk bernama manusia. Lebih
dari itu, rahmat ini berlaku bagi semua makhluk, baik binatang, tumbuhan,
bangsa jin, manusia dan selainnya. Dari semua makhluk ciptaan tersebut, agaknya
“manusia” lah yang memiliki kedudukan paling istimewa, bahkan Al-Qur’an
menyebutnya sebagai, Ahsani Al-Taqwiim, sebaik-baiknya bentuk.
Sebagai makhluk terbaik, tentu manusia juga dibekali dengan “potensi” yang lebih dari yang lain. Dari sisi fisiknya, manusia memiliki rupa yang “elok”. Ia juga dibekali dengan akal, pikiran dan hati yang dengannya, manusia berpotensi menjadi “khalifah di bumi”. Meski dibekali dengan berbagai potensi yang istimewa, ada sebagian orang yang bersyukur, sehingga memanfaatkan semua potensi tersebut dengan baik, sesuai dengan kehendak-Nya, namun sebagian lainnya, justru menggunakan potensi tersebut sekadar memburu “kesenangan sesaat”. Akibatnya, ia terjerumus pada berbagai bentuk kemaksiatan yang menjerumuskannya pada lembah penyesalan.






