Jalan Menuju Surga Dimudahkan

 

Jalan Menuju Surga Dimudahkan

Dr. Fathul Mujib Saat Berkunjung Ke Ma'had dan Berharap Ada Kajian "Kitab Tuo"

Setiap orang mengharapkan kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat, namun tidak semua orang bisa mewujudkan harapan tersebut. Ada yang berhasil meraih kebahagiaan di kehidupan dunia, namun tidak di kehidupan akhiratnya, pun pula sebaliknya.

Umumnya orang berharap saat hidup di dunia bergelimang harta dan ketika mati, akan masuk ke surga. Harapan itu sangat wajar karena memang pada dasarnya setiap manusia terlahir dengan tabiat senang dengan syahwat-syahwat keduniawian. Nafsu yang dimilikinya mendorong untuk memiliki harapan indah, namun enggan untuk melakukan hal-hal yang rumit.

Namun, sunnatullah berketetapan lain. Tidak ada hal di dunia ini yang bisa diperoleh secara instan tanpa didahului dengan proses sebelumnya. Beberapa pepatah mengatakan, “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.” Peribahasa tersebut menunjukkan adanya proses yang mesti dilalui jika seseorang mengharapkan tercapainya tujuan yang diinginkan. Orang jawa mengatakan, “Ora ono barang sing ujug-ujug”.

Namun, semua harapan yang diinginkan semua orang itu sesungguhnya akan dimudahkan manakala seseorang mau melakukan satu hal. Apa itu? Belajar atau menuntut ilmu. Rasulullah saw. bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا فِيهِ يَلْتَمِسُ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ» (رواه الحاكم فى المستدرك على الصحيحين).

Artinya: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Barangsiapa yang menempuh jalan, dimana di dalamnya dipelajari satu ilmu (pengetahuan), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ‘Ala Al-Shahihain).

Seorang yang mau menuntut ilmu, maka dimudahkan jalan baginya menuju ke surga. Tentu, bukan berarti bahwa setiap penuntut ilmu atau orang yang memiliki ilmu secara otomatis masuk surga, bukan itu maksudnya.

Di dalam redaksi hadits tersebut digunakan lafadz “سهّل” yang berbentuk fi’il muta’addi. Ini menunjukkan bahwa ada proses berkelanjutan di samping sekedar belajar saja. Seorang yang mau menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, kemudian ia mendapatkan ilmu dari proses belajarnya tersebut, maka ia akan dimudahkan jalan menuju ke surga.

Ilmu itu ibarat rambu-rambu penunjuk jalan. Jika seseorang telah memiliki ilmu, itu sama artinya dia telah mengetahui rute perjalanan yang mesti dilaluinya untuk sampai pada tujuan yang diharapkan. Siapa saja yang mau menempuh perjalanan dengan mengikuti rutenya, tentu ia akan sampai pada tujuan yang benar, dan tidak tersesat jalan. Lain halnya dengan mereka yang mengetahui rute perjalanan, namun tidak mau mengikuti rute tersebut. Tentu, mereka akan tersesat dan tidak sampai pada tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu, orang yang mau menuntut ilmu, bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, kemudian dengan ilmu yang dimiliknya ia mau untuk mengamalkan dengan baik, maka kebahagiaan yang diharapkan akan mudah direalisasikan. Jalan menuju surga telah dimudahkan bagi mereka yang mau dengan sungguh-sungguh tekun menuntut ilmu dan secara istiqamah mengamalkan ilmunya.

 

Komentar