Pekan Ke-2 Pelaksanaan PTMT Madin Dirasah Qur’aniyah
UPT Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN SATU Tulungagung
A.
Sekilas
Pelaksanaan PTMT Madin Dirasah Qur’aniyah
Semenjak diberlakukanya kebijakan
pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada pembelajaran madin dirasah qur’aniyah
sejak tanggal 04 Oktober 2021, kampus UIN SATU Tulungagung yang sebelumnya
nampak lengang sejak merebaknya covid-19, kini berangsur-angsur mulai ramai
dikunjungi mahasiswa. Ada beragam motif yang melatari kehadiran mereka di
kampus, seperti konsultasi dengan dosen pembimbing, meminjam buku di perpus,
hingga mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas.
Pada pelaksaan PTMT minggu pertama, nampak mahasiswa sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran madin. Tentu ada banyak alasan mengapa mereka hadir ke kampus, mulai dari keinginan kuat untuk segera mengikuti pembelajaran secara ofline sampai yang sekedar ingin melihat kampus. Maklum, selama menjadi mahasiswa baru minggu kemarin mereka bisa memasuki area kampus.
Minggu pertama pelaksanaan PTMT
semua berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Kekhawatiran yang
sempat ada, seperti terjadinya “kerumunan”, Alhamdulillah bisa diatasi dengan
baik, kerjasama antara semua pihak, terutama pihak satuan keamanan kampus di
bawah Komando Ndan Nashar. Semua berjalan dengan lancar tanpa ada rintangan
yang berarti.
Dari survey yang dilakukan oleh
pihak pengelola ma’had di minggu pertama, menunjukkan adanya antusiasme asatidz
dan juga mahasantri yang hadir dalam pembelajaran ofline. Dari 82 kelas,
asatidz yang memberikan respon pada pembelajaran PTMT berjumlah 74. Dari jumlah
82 kelas yang menjadi sasaran pada PTMT ini, memang ada masih ditemukan kelas
yang melakukan pembelajaran secara online di minggu pertama. Rata-rata kendala
yang dialami di minggu pertama disebabkan kesulitan dalam membagai waktu karena
sebagian mengikuti pembelajaran secara online. Jumlah peserta yang hadir
berdasarkan data yang diinput oleh asatidz, dari mahasantri sasaran sejumlah
3373 adalah 1769 mahasantri (52, 45%).
Sementara dari sisi mahasantri yang
merespon survey yang disebarkan oleh pengelola sebanyak 992. Rata-rata sudah
melakukan vaksinasi, semangat dengan pembelajaran ofline, meskipun juga masih
ditemukan berbagai masalah seperti jarak dari rumah yang jauh, mepet dengan jam
perkuliahan, belum mendapat izin dari orang dan beberapa masalah yang lain.
B.
Evaluasi
Berbasis Pengajar
Pada minggu kedua, pengelola ma’had
kembali melakukan evaluasi dengan menyebarkan survey melalui google formulir
yang ditujukan kepada asatidz pengampu dan mahasantri dirasah qur’aniyah. Survey
ini dimaksudkan untuk melihat lebih lanjut perkembangan pelaksanaan PTMT di
minggu kedua ini.
Dari survey yang disebarkan kepada
para asatidz, dari 82 kelas sasaran, yang memberikan respon sejumlah 83. Artinya
ada kelebihan satu kelas pembelajaran. Ini menunjukkan semangat para asatidz
untuk memberikan pengalaman mereka pada pembelajaran daring yang saat ini
berangsur-angsur akan bergeser ke pembelajaran ofline. Tentunya, disesuaikan
dengan situasi, kondisi dan kebijakan.
Dari survey yang disebarkan, diketahui
bahwa 96,72% asatidz telah melakukan pembelajaran secara ofline, sisanya 3,28%
melakukan pembelajaran secara online. Hal ini diketahui setelah dilakukan
anulir pada satu respon yang diisikan oleh salah satu ustadz madin kitab. Data awal
menunjuk 95,2% melakukan pembelajaran secara ofline, sisanya 4,8% melakukan
pembelajaran secara online. Artinya sebanyak 79 asatidz melakukan pembelajaran
secara ofline dan 3 orang asatidz melakukan pembelajaran secara online.
Adapun beberapa kelas yang melakukan
pembelajaran secara online, berdasarkan hasil dari jawaban asatidz disebabkan
karena belum dua diantaranya belum vaksin, dan satu karena sakit.
Selanjutnya dari jumlah sasaran
pelaksanaan PTMT, yakni sejumlah 3373 mahasantri dari data awal, yang secara
positif jumlah mahasantri madin dirasah qur’aniyah berdasarkan data yang
dilaporkan asatidz di daftar hadirnya adalah 3186 mahasantri (selisih ini bisa
jadi dikarenakan mahasantri tidak jadi kuliah di UIN SATU Tulungagung, karena
data awal 3373 di dasarkan pada data awal yang berasal dari puskom, sementara
yang ada di absensi didasarkan pada registrasi secara mandiri melalui sim mahad
yang dilakukan oleh mahasantri pada program madin).
Jumlah kehadiran mahasantri madin
pada PTMT minggu ke dua adalah sebagai berikut:
Senin |
Selasa |
Rabu |
Kamis |
1059 (66,47%) |
1086 (68,17%) |
1073 (67,36) |
995 (62,46) |
Dari data diatas, maka rata-rata
kehadiran mahasantri pada pembelajaran tatap muka terbatas pada minggu ke-2
adalah 65,75%. Data tersebut diperoleh setelah melakukan penjumlahan kehadiran
pada tiap harinya kemudian di bagi empat. Adapun prosentase secara keseluruhan
dengan mengacu pada jumlah terbanyak yang hadir pada pembagian kelas masuk,
yaitu paruh pertama (senin dan selasa), 1086, dan paruh kedua (rabu dan kamis),
1073, jika ditambahkan hasilnya adalah 2159, maka prosentase kehadiran secara
keseluruhan adalah 67,77%. Data ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah
mahasantri yang hadir pada pembelajara PTMT minggu kedua ini.
Selanjutnya berkenaan dengan kendala
yang dihadapi dalam pelakasanaan PTMT di minggu kedua, berdasarkan data yang
ditemukan sejumlah 42,2% para asatidz mengalami kesulitan dalam membagi
waktunya karena harus menerapkan dua metode sekaligus di waktu yang sama. Kendala
berikutnya adalah 32,5% menunjukkan banyaknya mahasiswa yang tidak hadir secara
ofline/luring dikelas, 8, 4% keterbatasan sarana dan prasarana (wifi,
penghapus, papan tulis, kursi dll), dan 16,9% persoalan lainnya.
C.
Evaluasi
Berbasis Mahasantri
Dari survey yang disebarkan kepada
mahasiswa, tercatat 2751 dari 3186 mahasiswa memberikan respon. Ini menunjukkan
semakin baiknya respon mahasiswa, dimana sebelumnya di minggu pertama hanya 992
mahasiswa yang merespon.
Sehubungan dengan vaksinasi, dimana
ini merupakan syarat bagi mahasiswa bisa masuk ke area kampus, data menunjukkan
bahwa dari 2751 mahasiswa 96, 2% telah melakukan vaksinasi, yakni sejumlah 2647
mahasiswa, sementara sisanya (104) 3,8% belum.
Dari jumlah tersebut, 1383 (51,3%)
vaksinasi tahap satu, sementara 1315 (48,7%) vaksinasi tahap kedua.
Adapun kendala yang dirasakan mahasantri saat pembelajaran ofline menunjukkan 49,7% waktunya mepet dengan jam kuliah regular, 28% karena jarak rumah ke kampus jauh, dan 22,3% lainya merasa kurang maksimal karena ustadz harus membagi perhatian antara yang ofline dan online.
Berkaitan dengan keinginan mahasantri untuk pembelajaran ke depan, tercatat 62,9% menghendaki untuk ofline, sementara sisanya, 37,1% menghendaki tetap online.
Komentar
Posting Komentar