Minggu, 24 April 2022

Orang yang Kuat

 

Orang yang Kuat



“Orang yang gagah perkasa itu bukanlah orang yang kuat tenaganya, tetapi yang gagah itu adalah orang yang dapat menahan amarahnya jika marah.” (HR. Ahmad).

Banyak orang beranggapan bahwa seorang yang kuat adalah mereka yang memiliki tenaga besar, bisa mengangkat benda-benda berat, serta memiliki otot-otot atletis. Kekuatan diasumsikan dengan kemampuan fisik dalam melakukan sesuatu yang umumnya hanya bisa dilakukan oleh orang dalam jumlah terbatas.

Pandangan ini, tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Dalam melihat seorang yang kuat, Islam justru melihat dari sisi yang berbeda. Islam melihat orangg yang kuat dari sisi kemampuannya dalam menahan diri saat rasa marah sedang menguasainya.

Silahkan Cari Tuhan Selain Aku

 

Silahkan Cari Tuhan Selain Aku



“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang sebenarnya selain Aku, maka barangsiapa tidak sabar terhadap cobaan-Ku, tidak bersyukur terhadap nikmat-Ku dan tidak rela terhadap keputusan-Ku, maka hendaklah ia keluar dari kolong langit-Ku dan carilah Tuhan selain Aku”. (HR. Muslim).

Hal yang penting untuk kita tanamkan dalam diri kita adalah menyadari sepenuhnya, bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini, merupakan bagian dari ketentuan yang telah ditetapkan sejak sebelum kita dilahirkan di dunia, yakni saat masih berada di alam ruh. Alam dimana manusia belum bisa disebut sebagai manusia oleh karena ia masih belum dilahirkan di dunia.

Saat ruh telah ditiupkan ke janin, maka Allah menetapkan baginya ketentuan hidup yang mesti diperankan makhluk bernama manusia yang sebentar lagi lahir di dunia. Dengan demikian, pada dasarnya semua orang hanya menjalani peran-nya di dunia, karena scenario besar telah ditetapkan oleh-Nya, sebelum manusia dilahirkan.

Jumat, 22 April 2022

Turunnya "Lailatul Qadar"

 Lailatul Qadar



الحمدلله الذي أدخلنا فى عشر الأواخر من رمضان، أيام مباركة يطلب فيها نزول ليلة القدر، ليلة القدر خير من ألف شهر، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وذرياته ومن تبعه إلى يوم القيامة. أما بعد فيا أيها الناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Marilah di kesempatan yang penuh barakah ini, kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada-Nya, sungguh dengan bekal iman dan taqwa kita akan mejadi orang yang beruntung dalam kehidupan di dunia, terlebih saat kembali menghadapnya kelak di yaumul qiyamah.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Alhamdulillah puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah swt, dimana sampai detik ini, memasuki penghujung akhir bulan Ramadhan, tepatnya sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan kita masih diberikan kesempatan untuk bernafas sehinngga peluang meraih keberkahan, keuntungan, pahala yang dilipatgandakan masih terbuka lebar. Sementara disisi lain, banyak saudara, teman, maupun kerabat kita yang tak seberuntung kita, karena Allah telah memanggilnya terlebih dahulu menghadap kepada-Nya.

Kamis, 21 April 2022

Mensikapi “Riuh Canda” Anak-anak di Tempat Ibadah

 

Mensikapi “Riuh Canda” Anak-anak di Tempat Ibadah



“Lagian, yang namanya anak kecil ya wajar bermain. Kalian itu kok gemarnya nyalahin orang lain apalagi anak-anak. Kamu gak khusyuk itu ya karena kualitasmu memang belum bisa salat khusyuk. Itu problem kalian. Lha kok yang disalahkan anak-anak. Kalau kalian memang punya kualitas khusyuk, mau anak-anak jungkir jempalik, ya tetap saja salat kalian khusyuk.” Gus Baha’

Pagi-pagi menemukan petuah berharga “kyai Baha’uddin Nur Salim”, yang akrab disapa “Gus Baha”. Kurang lebih sebagaimana tertulis di atas tersebut. Fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat.

Ya, acapkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, saat kita berada di masjid, mushalla maupun kegiatan masyarakat lainnya, banyak anak-anak yang dianggap membuat “kegaduhan” dengan senda gurau dan bermain bersama dengan temannya yang lain. Umumnya orang, menganggap bahwa anak-anak ini menyebabkan ibadahnya terganggu sehingga tidak bisa “khusyu’”. Tentunya, ujungnya ibadah mereka “menurut mereka” tidak akan diterima.

Minggu, 10 April 2022

Mawas Diri

 

Mawas Diri



Saring, Sarung, dan Sharing

Pada dasarnya manusia memiliki watak ingin tahu dan memberitahu. Keingintahuan itu terus menerus mendorong manusia berusaha mencari informasi terkait dengan data atau fakta. Setelah melalui pemilihan informasi yang berserakan (saring), akhirnya tersimpan dalam pengetahuannya (sarung), kemudian sebagai makhluk sosial manusia berusaha mentransformasikan kepada yang lain (sharing). Akan tetapi proses transformasi antara satu dengan yang lain sering menimbulkan reduksi-reduksi. Semakin panjang rantai transformasi itu, jauh dari data atau fakta sesungguhnya, bahkan dalam tingkat yang akut telah terjadi hoak. Maka setiap informasi apapun harus dirunut mulai faktanya, jangan ditelan mentah-mentah. (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.)

Salah satu diantara keistimewaan manusia adalah ia diciptakan dengan potensi nafsu dan akal yang ada pada dirinya. Dengan nafsu manusia memiliki keinginan-keinginan yang dengannya, ia memiliki sifat dinamis, mengetahui berbagai hal dan memiliki ambisi untuk memperoleh satu capaian.

Nafsu tidak bisa dihilangkan dari dalam diri manusia. Sepanjang seseorang hidup, nafsu ini tetap ada. Hanya saja setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengendalikan serta cara pensikapannya pun juga beragam. Ada sebagian orang yang selalu menuruti keinginan nafsunya, dan justru ini yang paling banyak menerpa umumnya orang. Sebagian lain memilih untuk mengendalikannya dengan maksud untuk meraih hal yang lebih dalam perspektif nilai yang diyakininya.

Sabtu, 09 April 2022

Sekelumit Tentang Takdir

 

Sekelumit Tentang Takdir



“Setiap manusia memiliki takdirnya sendiri, termasuk takdir kepemimpinan. Menariknya, takdir itu tidak dapat diketahui, meski dapat diprediksi atau dicita-citakan oleh seseorang. Maka tidak salah, jika orang juga dikatakan dapat menentukan takdirnya sendiri. Dalam teori hereditas, takdir seseorang ditentukan oleh bawaan sejak lahir, secara turun temurun dari orang tuanya (galur, genetic). Sementara dalam teori lingkungan ditentukan oleh pengalaman, pendidikan, dan upaya secara praktis akademis (gelar). Karenanya, kehidupan seseorang bisa karena garis genetikanya atau juga karena upaya menciptakan takdir yang diciptakannya sendiri. Siapapun jangan pernah lelah meraih takdir.” (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.)

Kehidupan merupakan misteri yang sulit dipecahkan. Tak ada seorangpun yang tahu secara pasti, apa yang akan terjadi di masa mendatang, meskipun orang yang seringkali disebut dengan “orang pintar, dukun, maupun paranormal”. Takdir merupakan bagian dari rahasia-Nya, yang telah ditetapkan sebelum manusia dilahirkan.

Secara umum, dalam keyakinan umat muslim, percaya pada takdir merupakan rukun iman yang keenam, yaitu meyakini bahwa takdir baik dan buruk semua berasal dari Allah swt. Dalam literature islam, takdir selalu dikaitkan dengan qadha’. Qadha’ merupakan ketentuan yang telah ditetapkan Allah sejak manusia berada di zaman azali, tepatnya setelah ruh ditiupkan ke janin manusia. Tidak ada seorangpun yang ingat bagaimana prosesnya. Kita hanya tahu dari berita yang telah disampaikan oleh rasul juga para ulama.

Sudut Pandang

 

Sudut Pandang



“Perhelatan MotoGP Mandalika telah usai. Ingat Mandalika ingat pawing hujan. Ya, pawang hujan yang bikin geger dunia medsos. Pawang dalam pengertian “kemampuan istimewa seseorang mengendalikan sesuatu (alam, hewan, manusia dan lain-lain” telah ada sejak manusia ada, dengan istilah yang berbeda-beda tentu saja. Bahkan para nabi juga memiliki daya kendali seperti itu. Sebut saja Nabi Dawud As. yang memiliki kemampuan mengendalikan angina, atau Nabi Sulaiman As. yang dapat mengendalikan hewan dan jin, bahkan Nabi Adam As. disebut sebagai khalifah fi al-ardl karena punya kemampuan mengatur dan mengendalikan alam (di bumi). Hal demikian menjadi bagian terpenting dalam sejarah umat manusia. Hanya ketika perkembangan ilmu pengetahuan ilmiah (yang positivistic), hal metafisik yang wajar dan biasa, kemudian disebut sebagai klenik. Maka klenik atau ilmiah terletak pada cara dan dari mana kita memandang. (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.)

Aspek “sudut pandang” memiliki peran penting bagi sejarah kehidupan manusia. Dengan “sudut pandang” satu bentuk “objek” bisa memiliki nilai berbeda antara orang satu dengan orang lainnya. Aspek ini juga yang pada akhirnya membentuk satu “keyakinan” yang mengakar dan menghunjam kuat dalam diri seseorang sehingga mayoritas kehidupannya secara otomatis akan terdampak oleh keyakinan ini.

Tentu, setiap orang memiliki “sudut pandang” tersendiri dalam menghadapi berbagai hal yang ditemukannya dalam hidup. Seorang yang melihat dan mengukur sesuatu dari aspek estetika fisik, tentu akan melihat segala persoalan dari aspek fisiknya. Objek yang dianggapnya menarik dan bagus selalu dikaitkan dengan bentuk, rupa, dan keadaan fisik semata, tanpa melihat aspek substansinya.

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...