Al-Islaam Ya’luu Walaa Yu’laa
Agama Islam pertama kali datang di Makkah, setelah Rasulullah saw
resmi diangkat sebagai nabi dan Rasul. Hal ini ditandai dengan wahyu yang
diturunkan kepadanya sekaligus perintah Allah swt agar memberikan peringatan
dan menyeru penduduk Makkah untuk kembali pada jalan kebenaran, yakni kembali
mengesakan Allah swt sebagai satu-satunya Rab yang wajib disembah. Disamping itu,
risalah ini juga menuntut adanya kesetaraan antara sesama manusia baik di dalam
kehidupan sosial, hukum terlebih di hadapan Allah swt. Satu-satunya patokan
yang dijadikan sebagai “tolok ukur” kemuliaan adalah tingkat “ketaqwaan”.
Namun, kemunculan Islam sebagai agama yang dianggap sebagai “agama baru” oleh masyarakat Arab ditambah dengan semangat “kesetaraan” yang diusungnya, tentu membuat orang-orang yang telah menduduki titik “nyaman” dalam kehidupannya, baik secara adat, system, dan sebagainya merasa risih, bahkan menolak. Penolakan tersebut, tidak saja dalam bentuk “pemikiran”. Lebih dari itu, umat Islam periode awal, dicemooh, dikucilkan, bahkan mengalami penindasan baik secara psikis, maupun fisik. Bahkan sebagian diantaranya gugur sebagai “syahid” untuk mempertahankan “keyakinan” yang dimilikinya.