Ahli Ilmu Yang Terpedaya


Sebagian diantara orang yang terpedaya adalah ahli ilmu yang terpedaya akan ilmunya. Banyak diantara ahli ilmu yang ketika memperkokoh ilmu – ilmu syar’i dan ‘aqli (rasio), mereka memperdalam, menyibukkan diri, tidak menghiraukan dan menjaga anggota badan dari maksiat dan berlaku taat. Mereka melupakan diri dari mengintrospeksi diri dan semua tindakan demi untuk kepentingan ilmu.
 
Mereka terpedaya oleh ilmu dan menyangka berada ditempat luhur disisi Allah SWT. Dalam hati mereka muncul sebuah anggapan bahwa mereka telah berada dalam derajat yang dekat disisi Allah karena ilmu yang mereka miliki. Bahkan mereka menyangka dengan ilmu yang mereka miliki, mereka dapat memberi syafaat kepada para makhluk lain dan menyangka bahwa Allah tidak akan menuntut atas berbagai dosa yang mereka lakukan.

Mereka adalah orang – orang yang terpedaya. Seandainya mereka mau merenung dengan mata hati, niscaya akan mengetahui bahwa ilmu itu ada dua:
1.      Imu Mu’amalah (ibadah lahiriyah)
2.      Ilmu Mukasyafah (mengenal Allah SWT dengan segala sifatNya)

Jadi ada ilmu mu’amalah yang mengatur kehidupan manusia. Bagaimana mereka harus berinteraksi dengan yang lain, bagaimana mereka beribadah secara formal lahiriyah mereka dsb. Hal ini penting agar terjadi keharmonisan dalam kehidupan bemu’amalah. Sebagaimana pentingnya bahwa dalam kehidupan ini perlu mengetahui adanya halal dan haram serta mengetahui perilaku yang tercela dan terpuji demi kesempurnaan hikmah yang dituju.

Perumpamaan golongan ini adalah seperti seorang dokter yang mengobati orang lain, padahal dirinya tengah sakit dan mampu mengobati sendiri, tetapi dia tidak melakukannya. Perumpamaannya sebagaimana lilin yang menerangi yang lain sementara dirinya sendiri terbakar.

Seseorang yang hanya mementingkan ilmu dan tidak berusaha untuk mensucikan hatinya disebutkan dalam hadis rasulullah saw:

مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا

Artinya: “Barangsiapa bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka tidak akan bertambah (dekat) pada Allah, kecuali semakin jauh.”

Oleh karenanya penting sekali bagi seseorang yang berilmu untuk selalu berupaya mendapatkan hidayah Allah SWT. Hidayah Allah hanya akan didapatkan oleh seseorang yang senantiasa bersungguh – sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diakhirat orang yang terpedaya dengan ilmunya akan mendapat siksaan dari Allah, bahkan siksaan itu lebih berat bagi mereka dikarenakan mereka memiliki kelebihan dari yang lain berupa ilmu yang mereka miliki. Disebutkan dalam hadis rasulullah saw:

إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللهُ بِعِلْمِهِ

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang ‘alim yang Allah SWT tidak memberikan kemanfaatan atas ilmunya”.

            Orang ‘alim yang ilmunya tidak bermanfaat mendapat kecaman bahwa mereka akan mendapat siksaan paling berat di hari kiyamat. Oleh karenanya kita berlindung kepada Allah SWT dari ilmu yang tidak bermanfaat. Mudah – mudahan ilmu yang kita miliki menjadi ilmu yang bermanfaat dan berbarokah fiddiin waddunyaa wal aakhirah… amin. Allahu A’lam bis Shawaab…


Komentar