Panggilan Ilahi




Menjelang usia 40 tahun, rasulullah saw banyak menghabiskan waktunya untuk bertafakkur dan bertahannus di Gua Hira. Kecenderungan ini muncul sebagai sebuah bentuk keprihatinan rasulullah saw atas apa yang menimpa kaumnya yang hidup dalam kegelapan jahiliyah.
Sebagaimana diketahui dari berbagai literature sejarah bahwa bangsa Arab jahiliyah hidup dalam keterpurukan dalam berbagai sendi kehidupan. Minuman keras, berjudi, main perempuan, membunuh bayi perempuan yang baru lahir seolah telah menjadi sebuah tradisi yang mengakar. Agama hanya sebagai symbol yang mereka pakai sebagai senda gurau. Mengundi nasib dengan anak panah adalah sebuah tradisi ritual yang mereka lakukan.
Ditengah keterpurukan perilaku masyarakat Arab jahiliyah, muncullah seorang yang terdorong keprihatinan hatinya atas apa yang menimpa masyarakat untuk menyelamatkan bangsa Arab dari keterpurukan. Beliau adalah rasulullah saw seorang yang mendapat gelar al amin dari kaumnya.
Keprihatinan rasulullah saw terhadap apa yang menimpa kaumnya membuat beliau sering menghabiskan waktunya untuk bertahannus dan bertafakkur. Memohon petunjuk Allah SWT agar bisa menyelamatkan kaumnya dari keterpurukan jahiliyah. Puncaknya pada tanggal 17 ramadlan di gua hira’ Malaikat Jibril datang kepadanya untuk menyampaikan wahyu dari Allah berupa surat al alaq ayat 1 – 5.
Setelah perjumpaan tersebut rasulullah bergegas pulang dan meminta kepada istrinya Khadijah untuk menyelimutinya. Tubuh rasulullah menggigil dan mengeluarkan keringat dingin karena ketakutan yang luar biasa. Beliau menceritakan apa yang dialaminya kepada istrinya Khadijah. Khadijah berusaha menenangkan dan menguatkan beliau.
Setelah mendapat cerita tersebut, Khadijah bergegas menemui Waraqah bin Naufal pamanya yang ahli dalam kitab. Waraqah mengatakan bahwa yang datang adalah orang yang sama dengan orang yang menemui Musa. Dia adalah orang yang dijanjikan dalam taurat dan injil sebagai pemberi kabar gembira.
Untuk beberapa saat wahyu tidak kunjung turun hingga turunlah wahyu yang kedua yaitu surat al muddasir ayat 1 – 7. Wahyu ini memerintahkan kepada rasulullah saw agar bangun dan memberi peringatan. Mulailah rasulullah saw menyeru kepada penduduk Makkah untuk beriman kepada Allah dan rasulNya.
Dakwah rasulullah saw mendapat sambutan dari beberapa orang dekatnya diantaranya adalah Siti Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar as Sidiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah, Usman bin Affan dll. Namun demikian bukan berarti dakwah rasulullah saw tidak mendapatkan hambatan dan rintangan.
Rintangan dan penentangan terhadap dakwah rasulullah saw muncul dari pemuka – pemuka dan pemimpin Quraisy. Mereka tidak menginginkan kedudukan mereka tergeser dengan datangnya agama baru yang dibawa oleh rasulullah saw.
Penentangan itu pada awalnya hanya berupa cibiran dan cemoohan terhadap rasulullah saw dan pengikutnya. Akan tetapi setelah pengikut rasulullah saw semakin bertambah, maka gelombang penolakan itu berubah dari hanya sekedar cibiran kepada terror secara fisik baik yang dilakukan kepada rasulullah saw ataupun para pengikutnya.
Bilal bin Rabah misalnya, muadzin rasulullah, disiksa dengan sangat kejam. Tubuhnya diikat dan dibaringkan di atas padang pasir yang panas sementara dadanya ditindih dengan batu besar. Sumayyah binti Khalaf disiksa dan ditusuk dengan lembing hingga menjadi syahidah pertama dalam islam.
Islam datang membawa perubahan besar bagi masyarakat arab. Islam adalah agama kemanusian yang sesuai dengan fitrah manusia. Menghargai perbedaan dan mengangkat harkat kaum wanita yang dahulu ditindas oleh bangsa jahiliyah. Allahu a’lam…



Komentar