Salah
satu rukun iman yang harus kita Imani adalah iman kepada qadla dan qadar. Qadla
adalah ketentuan Allah yang telah digariskan sewaktu manusia belum lahir saat
berada di zaman azali. Qadar adalah realisasi atau perwujudan dari qadla’
ketika manusia sudah dilahirkan ke dunia.
Dalam
sebuah hadis rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِيْ دَرْدَاءَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم لِكُلِّ شِيْئٍ حَقِيْقَةٌ، وَمَا بَلَغَ عَبْدٌ حَقِيْقَةَ
الْإِيْمَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ وَمَا
أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَهُ (رواه أحمد)
Artinya:
Dari Abu Darda’ ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Setiap sesuatu memiliki
hakikat, dan tidaklah seorang hamba sampai kepada hakikat iman sehingga ia meyakini
bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirinya pasti tidak akan meleset dan
apa yang telah ditakdirkan tidak akan mengenai dirinya pasti tidak akan
menimpanya.’ (H.R. Ahmad)
Hadis diatas menjelaskan kepada kita bahwa hakikat segala sesuatu
yang menimpa dan dialami oleh setiap manusia tidak akan pernah lepas dari
takdir ketentuan Allah SWT. Baik berupa hal baik ataupun hal yang buruk. Dalam
ayat suci al qur’an Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ (96)
Artinya: Allah yang telah
menciptakan kamu sekalian dana pa yang akan kalian kerjakan
Ayat diatas secara tegas menegaskan kepada kita semua bahwa Dialah
yang menciptakan kepada kita semua dan apa yang mereka semua kerjakan. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap apa yang dilakukan oleh manusia semua tidak bisa
terlepas dari suratan takdir Allah. Jika demikian halnya? Maka mengapa surga
dan neraka disiapkan untuk manusia? Bukankah semua telah di tentukan Allah?
Memang semua hal telah ditentukan oleh Allah. Namun, Allah
memberikan kepada manusia qudrat dan iradah yang sifatnya juz’I kepada manusia
agar manusia bisa memilih mana yang baik bagi dirinya dan meningalkan apa yang
buruk baginya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa takdir Allah dibagi menjadi
dua macam yaitu taqdir mubram dan taqdir mu’allaq.
Takdir mubram adalah taqdir yang sudah tidak bisa dirubah lagi.
Takdir ini merupakan ketentuan Allah SWT yang pasti dimana manusia sudah tidak
memiliki peran untuk berusaha merubahnya sebagaimana kelahiran dan kematian.
Kelahiran dan kematian adalah dua takdir yang tidak membutuhkan usaha manusia.
Tidak ada usaha yang bisa menghentikan kelahiran dan kematian seseorang oleh
karenanya takdir ini dinamakan dengan takdir mubram.
Takdir mu’allaq adalah takdir yang dapat dirubah dengan usaha dan
upaya manusia. Takdir ini banyak ragam dan macamnya. Oleh karenanya manusia
dibekali oleh akal, kuasa dan iradah yang bersifat juz’iyah yang menyebabkannya
bisa memilih diantara takdir – takdir yang disiapkan oleh Allah unutknya. Dalam
tarikh islam, Umar ibnu Khatab pernah membatalkan keinginannya untuk memasuki
sebuah kota karena di kota tersebut telah terjadi wabah tha’un yang menyerang
setiap warga yang berada di kota tersebut. Salah seorang sahabat yang
mengetahui keinginan Umar Ibnu Khatab untuk membatalkan keinginannya tersebut
lantas bertanya kepadanya; “Apakah anda hendak lari dari takdir Allah?”. Umar
berkata; “Ya aku lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain”. Sikap
Umar ini dibenarkan oleh sahabat yang lain yang pernah mendengar hadis rasulullah
saw tentang haal tersebut.
Didalam al qur’an Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا
بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu berusaha
untuk merubahnya.
Ayat
al qur’an diatas menunjukkan bahwa ada takdir yang bisa dirubah oleh manusia.
Oleh karenanya manusia harus berusaha untuk memperbaiki dirinya agar dia
menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Dalam hadis yang lain rasulullah saw
bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَا غُلَامُ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ،
اِحْهَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْئَلِ اللهَ،
وَإِذَااسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ
اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بَشَيْئٍ
قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَلَوِاجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ
لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ
وَجَفَّتِ الصُّحُفُ (رواه أحمد والترمذي)
Artinya:
Dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Wahai anak muda!
Sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; Peliharalah Allah
(dengan taat kepadaNya) niscaya Dia memeliharamu. Peliharalah Allah, niscaya
engkau mendapatkanNya dihadapanmu. Apabila engkau meminta, memintalah kepada
Allah, apabila memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Dan
ketauhilah, sesungguhnya jika seluruh umat bersatu untuk memberi kemanfaatan
kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidakk bisa memberikan manfaat kepadamu
kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Jikalau mereka
bersatu untuk membahayakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan bisa
membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah
kepadamu, pena telah diangkat, dan lembaran telah kering.’ (H.R. Ahmad dan
Tirmidzi)
Demikianlah takdir Allah yang harus kita Imani. Tidak ada sesuatu
yang terjadi di dunia ini melainkan sesuatu itu telah ditakdirkan Allah untuk
terjadi. Mudah – mudahan kita menjadi orang yang selalu berada dalam naunganNya
dan mudah – mudahan Allah menambahkan keimanan kita kepada Qadla dan Qadar yang
telah menjadi ketentuan Allah SWT. Amin…. Wallahu A’lam bish Shawab….
Komentar
Posting Komentar