Dua Tahun Silam
![]()  | 
Tetiba setelah shalat dhuhur di Masjid kampus dan menyelesaikan
beberapa lembar dari buku yang ditulis Haidar Bagir, Epistemologi Tasawuf;
Sebuah Pengantar, tangan saya tergerak untuk melihat pemberitahuan HP yang
berada di dekat laptop jadul kesayanganku. Google mengingatkan sebuah peristiwa
penting dan bersejarah dalam hidupku, dua tahun yang lalu. Nampak jelas, betapa
bahagia dan bersinarnya wajah beliau, Bapak-ku tercinta, Supoyo.
Ya, foto itu saya ambil saat membersamai bapak dan ibu ke kantor
departemen agama di Blitar. Perjuangan bapak dan ibu bertahun-tahun membesarkan
anaknya, bercucuran keringat, menantang terik panasnya matahari, sedikit demi
sedikit mulai menampakkan hasilnya.
Bapak dan ibu berasal dari keluarga sederhana. Bapak tinggal jauh dari rumah orangtua dan sanak familinya yang ada di Jawa Tengah. Kondisi tersebut, memaksa beliau untuk bersikap mandiri, kuat dan tegar dalam menghadapi segala situasi dan kondisi. Apapun bentuknya. Di sisi lain, ibu seorang piatu yang sejak kecil, sementara kakek, menikah lagi. Tentu kasih sayang yang diberikannya berkurang dengan hadirnya keluarga lainnya.



.jpeg)


