Pengelola Ma’had IAIN Tulungagung Penuhi Undangan Mudir UIN Raden
Fatah Palembang
Home
stay dan studi banding yang dilaksanakan oleh musyrif/ah dan mudabbir/ah Ma’had
al-Jami’ah UIN Raden Fatah Palembang selama kurang lebih empat belas hari di
IAIN Tulungagung memberi dampak positif bagi perkembangan agenda kema’hadan
terlebih semakin meningkatkanya hubungan dan komunikasi yang baik antara Raden
Fatah Palembang dan IAIN Tulungagung. Hal ini terbukti setelah mereka
berpamitan dari Tulungagung, beberapa hari setelahnya mereka mengundang
pengelola ma’had al-jami’ah Tulungagung untuk hadir di UIN Raden Fatah
Palembang dalam rangka Seminar Spiritual Aplication Of Quantum Energy dengan
narasumber KH. Edy Waluyo, Mudir IAIN Bangka Belitung.
Rombongan
IAIN Tulungagung berangkat pada hari Rabu, 24 April 2019 dari kampus menuju
bandara Juanda Surabaya. Tiba di Juanda pada sekitar pukul 11.00 WIB dan
berangkat terbang sekitar pukul 12.45 WIB. Juanda-Palembang ditempuh selama
kurang lebih dua jam sehingga rombongan sampai di sana pada sekitar pukul 14.45
WIB.
Kedatangan
rombongan dari Tulungagung langsung disambut oleh Mudir UIN Raden Fatah, Dr.
KH. Munir, M.Ag. Sesaat kami istirahat di sekitar bandara sembari menunggu
kedatangan beberapa mudir dari kampus lain. Pada sekitar pukul 17.00 WIB kami
tiba di tempat istirahat untuk chek in sekaligus shalat Maghrib dan Isya’
secara jamak Qashar. Setelah itu kami berangkat menuju ampera untuk menikmati
empek-empek dan makan malam sambil melihat indahnya suasana ampera di malam
hari. Puas dengan suasana ampera malam hari kami menuju tempat istirahat untuk
mempersiapkan diri mengikuti acara seminar esok hari.
Pagi-pagi
sekali kami sudah dijemput oleh Mudir IAIN Raden Fatah. Agendanya adalah
menemui Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. H. M. Sirozi, MA., Ph.D. Beliau
memiliki agenda yang padat merayap sehingga menyempatkan waktu untuk menyambut
kedatangan para tamu.
Saat
berbincang-bincang santai beliau menyampaikan betapa pentingnya kampus-kampus
di bawah payung PTKIN untuk memperhatikan agenda-agenda kema’hadan. Beliau menyatakan
bahwa kampus-kampus di bawah PTKIN merupakan warisan para alim dan ulama yang
harus dijaga. Kampus merupakan sarana para alim ulama dahulu untuk
mengembangkan dakwah sekaligus mempersiapkan para kader-kader ulama.
Nyatanya,
seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, in put mahasiswa
kampus-kampus di bawah PTKIN tidak lagi hanya berasal dari kampus keislaman. Banyak
para mahasiswa yang lulus dari sekolah-sekolah umum yang kuliah di kampus
keislaman. Akibatnya, banyak sekali mahasiswa dari kampus-kampus PTKIN yang
ternyata belum memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca al-Qur’an bahkan
tidak bisa. Oleh karena itu, beliau secara khusus memberi apresiasi kepada IAIN
Tulungagung yang telah mampu mengembangkan kema’hadan sedemikian rupa hingga
seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti madin di pagi hari dengan targetan
minimal lulusan-nya mampu membaca al-Qur’an dengan baik. Hal itu pula yang
mendorong beliau untuk memfokuskan para musyrif/ah dan murabbi/ah yang
melaksanakan home stay untuk fokus di IAIN Tulungagung, padahal
sebelumnya juga berencana ke ma’had UIN Maulana Malik Ibrahim.
Selain
itu beliau juga menyampaikan pentingnya membangun jaringan/link di berbagai
perguruan tinggi termasuk di dalamnya kema’hadan. Dengan membangun jaringan
yang baik, maka sesungguhnya hal ini sangat memudahkan kampus-kampus di bawah
PTKIN untuk semakin berkembang dengan baik. Mereka juga tidak akan kebingungan
saat kemanapun mereka pergi, karena di sana ada koneksi yang bisa dihubungi. Pun
pula saat mereka membutuhkan narasumber untuk kegiatan, mereka dengan mudah
bisa mendapatkan narasumber yang sesuai dengan apa yang dikehendaki jika mereka
memiliki koneksi dan jaringan di berbagai kampus yang tersebar di wilayah
Indonesia.
Selepas
selesai menyambut kami, beliaupun berpamitan untuk membuka agenda yang lain. Selanjutnya
kami menuju gedung ma’had al-jami’ah UIN Raden Fatah, Ma’had al-Fikri untuk
mengikuti kegiatan seminar.
Seminar
Spiritual Aplication Of Quantum Energy adalah salah satu bentuk seminar yang
dikemas dalam upaya untuk membangkitkan energy manusia melalui gerakan-gerakan
senam yang simple. Setiap manusia pada dasarnya memiliki energy yang dibawanya
semenjak lahir. Hanya saja kebanyakan orang belum menyadari hal itu dan belum
mampu memotensikannya dengan baik,-termasuk yang nulis.
Dengan
mengikuti gerakan senam yang dibarengi dengan wirid ini, maka diharapkan
seseorang mampu untuk memanfaatkan potensi alamiahnya sehingga dia bisa
melindungi dirinya dari orang-orang yang bermaksud jahat kepadanya. Dengan membuat
benteng keamanan pada dirinya dan atau benda-benda berharga yang dimilikinya,
maka seorang yang bermaksud jahat tidak akan bisa melaksanakan maksut jahatnya.
Tetapi
yang perlu diingat, bahwa pemotensian energy di sini bukan dimaksutkan untuk
menyakiti orang lain. Pemotensian energy ini hanya akan berefek pada
ketidaksampaian maksut jahat sang pelaku tanpa menyakitinya.
Para
peserta nampak asik mengikuti setiap sesi seminar ini. Bahkan banyak di antara mereka
yang mampu menyerap dengan baik materi tersebut dan mampu mempraktekkanya
dengan sesama peserta. Dengan berkonsentrasi mereka bisa menekan orang lain
dari jarak jauh. Namun sebagian lain juga kurang peka sehingga belum mampu
merasakan kekuatan energy yang diberikan orang lain. Acara berlangsung degan
santai dan asik sehingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB
yang memaksa kegiatan mesti diakhiri.
Komentar
Posting Komentar