Selasa, 30 April 2019

Pengelola Ma’had IAIN Tulungagung Penuhi Undangan Mudir UIN Raden Fatah Palembang

Pengelola Ma’had IAIN Tulungagung Penuhi Undangan Mudir UIN Raden Fatah Palembang


Home stay dan studi banding yang dilaksanakan oleh musyrif/ah dan mudabbir/ah Ma’had al-Jami’ah UIN Raden Fatah Palembang selama kurang lebih empat belas hari di IAIN Tulungagung memberi dampak positif bagi perkembangan agenda kema’hadan terlebih semakin meningkatkanya hubungan dan komunikasi yang baik antara Raden Fatah Palembang dan IAIN Tulungagung. Hal ini terbukti setelah mereka berpamitan dari Tulungagung, beberapa hari setelahnya mereka mengundang pengelola ma’had al-jami’ah Tulungagung untuk hadir di UIN Raden Fatah Palembang dalam rangka Seminar Spiritual Aplication Of Quantum Energy dengan narasumber KH. Edy Waluyo, Mudir IAIN Bangka Belitung. 


Rombongan IAIN Tulungagung berangkat pada hari Rabu, 24 April 2019 dari kampus menuju bandara Juanda Surabaya. Tiba di Juanda pada sekitar pukul 11.00 WIB dan berangkat terbang sekitar pukul 12.45 WIB. Juanda-Palembang ditempuh selama kurang lebih dua jam sehingga rombongan sampai di sana pada sekitar pukul 14.45 WIB.

Kedatangan rombongan dari Tulungagung langsung disambut oleh Mudir UIN Raden Fatah, Dr. KH. Munir, M.Ag. Sesaat kami istirahat di sekitar bandara sembari menunggu kedatangan beberapa mudir dari kampus lain. Pada sekitar pukul 17.00 WIB kami tiba di tempat istirahat untuk chek in sekaligus shalat Maghrib dan Isya’ secara jamak Qashar. Setelah itu kami berangkat menuju ampera untuk menikmati empek-empek dan makan malam sambil melihat indahnya suasana ampera di malam hari. Puas dengan suasana ampera malam hari kami menuju tempat istirahat untuk mempersiapkan diri mengikuti acara seminar esok hari.

Pagi-pagi sekali kami sudah dijemput oleh Mudir IAIN Raden Fatah. Agendanya adalah menemui Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. H. M. Sirozi, MA., Ph.D. Beliau memiliki agenda yang padat merayap sehingga menyempatkan waktu untuk menyambut kedatangan para tamu.

Saat berbincang-bincang santai beliau menyampaikan betapa pentingnya kampus-kampus di bawah payung PTKIN untuk memperhatikan agenda-agenda kema’hadan. Beliau menyatakan bahwa kampus-kampus di bawah PTKIN merupakan warisan para alim dan ulama yang harus dijaga. Kampus merupakan sarana para alim ulama dahulu untuk mengembangkan dakwah sekaligus mempersiapkan para kader-kader ulama.

Nyatanya, seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, in put mahasiswa kampus-kampus di bawah PTKIN tidak lagi hanya berasal dari kampus keislaman. Banyak para mahasiswa yang lulus dari sekolah-sekolah umum yang kuliah di kampus keislaman. Akibatnya, banyak sekali mahasiswa dari kampus-kampus PTKIN yang ternyata belum memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca al-Qur’an bahkan tidak bisa. Oleh karena itu, beliau secara khusus memberi apresiasi kepada IAIN Tulungagung yang telah mampu mengembangkan kema’hadan sedemikian rupa hingga seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti madin di pagi hari dengan targetan minimal lulusan-nya mampu membaca al-Qur’an dengan baik. Hal itu pula yang mendorong beliau untuk memfokuskan para musyrif/ah dan murabbi/ah yang melaksanakan home stay untuk fokus di IAIN Tulungagung, padahal sebelumnya juga berencana ke ma’had UIN Maulana Malik Ibrahim.

Selain itu beliau juga menyampaikan pentingnya membangun jaringan/link di berbagai perguruan tinggi termasuk di dalamnya kema’hadan. Dengan membangun jaringan yang baik, maka sesungguhnya hal ini sangat memudahkan kampus-kampus di bawah PTKIN untuk semakin berkembang dengan baik. Mereka juga tidak akan kebingungan saat kemanapun mereka pergi, karena di sana ada koneksi yang bisa dihubungi. Pun pula saat mereka membutuhkan narasumber untuk kegiatan, mereka dengan mudah bisa mendapatkan narasumber yang sesuai dengan apa yang dikehendaki jika mereka memiliki koneksi dan jaringan di berbagai kampus yang tersebar di wilayah Indonesia.

Selepas selesai menyambut kami, beliaupun berpamitan untuk membuka agenda yang lain. Selanjutnya kami menuju gedung ma’had al-jami’ah UIN Raden Fatah, Ma’had al-Fikri untuk mengikuti kegiatan seminar.

Seminar Spiritual Aplication Of Quantum Energy adalah salah satu bentuk seminar yang dikemas dalam upaya untuk membangkitkan energy manusia melalui gerakan-gerakan senam yang simple. Setiap manusia pada dasarnya memiliki energy yang dibawanya semenjak lahir. Hanya saja kebanyakan orang belum menyadari hal itu dan belum mampu memotensikannya dengan baik,-termasuk yang nulis. 

Dengan mengikuti gerakan senam yang dibarengi dengan wirid ini, maka diharapkan seseorang mampu untuk memanfaatkan potensi alamiahnya sehingga dia bisa melindungi dirinya dari orang-orang yang bermaksud jahat kepadanya. Dengan membuat benteng keamanan pada dirinya dan atau benda-benda berharga yang dimilikinya, maka seorang yang bermaksud jahat tidak akan bisa melaksanakan maksut jahatnya.

Tetapi yang perlu diingat, bahwa pemotensian energy di sini bukan dimaksutkan untuk menyakiti orang lain. Pemotensian energy ini hanya akan berefek pada ketidaksampaian maksut jahat sang pelaku tanpa menyakitinya. 

Para peserta nampak asik mengikuti setiap sesi seminar ini. Bahkan banyak di antara mereka yang mampu menyerap dengan baik materi tersebut dan mampu mempraktekkanya dengan sesama peserta. Dengan berkonsentrasi mereka bisa menekan orang lain dari jarak jauh. Namun sebagian lain juga kurang peka sehingga belum mampu merasakan kekuatan energy yang diberikan orang lain. Acara berlangsung degan santai dan asik sehingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB yang memaksa kegiatan mesti diakhiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar