Refleksi Mujahadah Kubro Maret 2019
Rangkaian mujahadah kubro pengamal shalawat wahidiyah yang diadakan
di bumi lahirnya shalawat wahidiyah, Ponpes Kedunglo al-Munadhdharah telah
berakhir pada hari Senin, 01 April 2019. Para pengamal shalawat wahidiyah satu
persatu mulai nampak meninggalkan tempat di mana mereka menundukkan kepala,
meneteskan air mata taubat dan syauq pada Rasulullah Saw sekaligus Guru
Ruhaninya, Kanjeng Romo KH. Abdoel Lathief Madjied, RA.
Rasa syauq sesungguhnya belumlah cukup ditumpahkan selama mujahadah
kubro. Akan tetapi, dalam rangka yukti kulla dzi haqqin haqqah, maka
tetap saja para pengamal harus kembali ke daerah masing-masing untuk
melaksanakan aktifitas sehari-harinya.
Ponpes Kedunglo dan setiap jengkal tanah di Bandar Lor menjadi
saksi kerinduan dan tetesan air mata taubat para mujahidin. Menjadi saksi
hadirnya para pengamal dari segenap penjuru tanah air dan bahkan dari manca
negara.
Pada mujahadah kubro ini, beliau Kanjeng Romo KH Abdoel Lathief
Madjied, Ra banyak mmengingatkan kepada seluruh pengamal wahidiyah agar tidak
melupakan potensi batiniyyah. Potensi batiniyyah yang dikembangkan secara
maksimal pada dasarnya memiliki kemampuan yang jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan potensi lahiriyyah.
Potensi batiniyah akan didapatkan oleh seseorang jika secara
istiqamah dan sungguh-sungguh seseorang mau memperbanyak riyadhah dan
mujahadah. Istilah beliau Kanjeng Romo ialah dengan memperbanyak “Nglempit
Usus Meres Moto”. Memperbanyak puasa dan berjaga di waktu malam dengan
dzikir dan mujahadah.
Orang yang secara sungguh-sungguh mujahadah dan riyadhah, maka ia
akan dianugerahi “Asrar-asrar Rabbaniyyah”, rahasia-rahasia ketuhanan,
yang dengannya dia diizinkan untuk membantu yang lainnya. Banyak di antara para
pengamal yang dianugerahi kemampuan bisa membantu yang lainnya dengan seizin
Allah Swt.
Untuk bidang penyiaran, banyak di antara pengamal yang telah
dianugerahi asrar batiniyyah ini, di datangi orang-orang yang meminta shalawat
wahidiyah. Ibarat orang mencari ikan, ikannya yang datang sendiri, tidak perlu
mencari ikan. Begitulah orang yang telah dianugerahi asrar batiniyyah.
Selain itu, beliau juga menjelaskan betapa perjuangan wahidiyah
telah menjadi satu perjuangan besar, yang membuat banyak organisasi di luarnya
kagum. Wahidiyah telah melakukan lompatan jauh melampaui beberapa organisasi
lainnya bila mengingat usianya yang terbilang relative lebih muda dilihat dari
lahirnya.
Beliau pernah didatangi seorang teman masa mudanya, yang pernah
membincangkan bagaimana wahidiyah di masa mendatang. Bahkanm teman beliau
menyatakan bahwa apa yang dulu pernah diangankan yang seolah tidak mungkin di
masa awal wahidiyah, hari ini semua telah menjadi kenyataan dan bahkan lebih
dari apa yang dibayangkan sendiri oleh beliau. Lantas teman beliau bertanya, “Apa
lagi yang penjenengan harapkan, semua apa yang panjenengan inginkan sudah
menjadi kenyataan, bahkan melebihi?”. Lantas beliau dawuh, “Saya hanya
menginginkan dua hal, pertama saya ingin semua pengamal kaya raya, sehingga
mereka bisa fokus untuk taqarruban ilallah, dan kedua ingin mengajak semua
pengamal wahidiyah masuk surga.”
Wahidiyah tidak hanya berbicara dalam urusan kesadaran kepada Allah
Swt. akan tetapi dalam hal urusan yang lain juga dikembangkan. Jika dulu di
awal perjuangan wahidiyah, wahidiyah tidak memiliki modal yang cukup,
pengamalnya juga relative kurang dalam hal SDMnya. Saat ini wahidiyah telah
memiliki permodalan yang cukup besar. Koperasi-koperasi dibangun di berbagai
daerah, bahkan sudah tercatat lebih dari sembilan ratus koperasi wahidiyah yang
tersebar di seluruh wilayah nusantara.
Awak permodalan wahidiyah dibangun dari “Dana Box”, yang
dipasang di rumah masing-masing pengamal. Diisi setiap hari dengan diniatkan tsawabul
a’mal-nya untuk para orang tua, ahlli kubur yang telah meninggal dunia dan
sebagainya sebagai shadaqah jariyah. Besarnya sesuai dengan keikhlasan dan
kemampuan para pengamal. Alhamdulillah system permodalan ini mampu menjadi
penyebab kesadaran dalam berdana dan jariyah sekaligus semakin meningkatkan
system permodalan wahidiyah hingga sekarang ini.
Dalam bidang pendidikan, wahidiyah telah membangun lembaga
pendidikan diniyah wahidiyah dan juga sekolah-sekolah wahidiyah mulai dari play
group hingga perguruan tinggi. Berbagai jurusan di buka di perguruan tinggi
wahidiyah, termasuk di antaranya adalah akuntansi, agama islam dan kedokteran.
Semua itu dalam rangka untuk mengembangkan sumber daya manusia para pengamal
wahidiyah.
Sementara itu dalam bidang kesehatan, beliau berencana untuk
membangun klinik-klinik wahidiyah yang nantinya akan berkembang menjadi Rumah
Sakit Wahidiyah. Semua itu dalam rangka untuk memenuhi semua hajat para
pengamal wahidiyah, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari di tempat lainnya,
melainkan cukup di lingkup perjuangan wahidiyah.
Saat ini wahidiyah telah tersebar luas, bahkan sampai di manca
negara. Wahidiyah sudah berkembang di Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong,
Macau dan sebainya. Setelah Syawal rencananya akan di adakan mujahadah
nisfusanah perdana di negeri Jiran Malaysia. Semoga hal ini menjadi penyemangat
bagi seluruh pengamal wahidiyah di manapun berada untuk semakin meningkat dalam
perjuangan.
Pada akhirnya beliau mengingatkan kepada seluruh pengamal
wahidiyah, agar tetap terus mawas diri. Jangan sampai mereka terpesona dengan
berbagai kemajuan yang ada dan lupa pada tujuan utama, yakni sadar wushul
kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw. Beliau juga mengingatkan kepada seluruh
pengamal wahidiyah yang telah difutuh dan diberi kelebihan berupa “Asrar
Rabbaniyah”, jangan sampai di salah gunakan atau disintegrasi dari
perjuangan wahidiyah Kedunglo. Jika
disalah gunakan dan atau disintegrasi
dari Kedunglo, maka akan “luntur”. Semoga kita semua pengamal shalawat
wahidiyah bisa istiqamah dalam ndherek perjuangan suci ini.
Hadir dalam kesempatan mujahadah kubro kali ini Bapak Dr. Jendral
Purnawirawan Moeldoko, yang merupakan kepala Staf Kepresidenan. Semoga hal ini
semakin menambah kesadaran kita, bahwa wahidiyah semakin diakui eksistensinya
dan diperhitungkan oleh siapapun di tingkat nasional dan dalam waktu tidak lama
internasional. Salam perjuangan “Fafirru Ilallah wa Rasulihi Saw”.
Komentar
Posting Komentar