Tinggalkan Makanan Haram


Tinggalkan Makanan Haram

Salah satu hal yang menjadi perhatian para salikin adalah makanan yang masuk melalui mulutnya. Bagi para pelaku suluk, makanan yang masuk melalui mulut merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Jangan sampai makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut itu berupa hal yang haram. Mereka sangat hati-hati dalam hal ini sehingga mereka memastikan kehalalannya sebelum memasukkannya ke dalam mulut.

Orang yang makan makanan haram, makanan itu akan menyebabkan kerasnya hati, menggelapkannya dan menghalanginya masuk ke hadlrah Allah Swt. Makanan haram mengeraskan hati sehingga hati tidak mau diajak untuk bertaubat kepada Allah, menyembah-Nya dan merasa khauf kepada-Nya. Orang yang keras hatinya sulit diajak ingat kepada Allah dan sukar diajak merasa dosa mengakui kesalahannya. Ujungnya, matanya keras dan tidak mau diajak “menangis” atas dosa dan kesalahannya.


Gelapnya hati menyebabkan seseorang menjadi gelap hidupnya, tidak bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan. Hati yang gelap akan mendorong seseorang untuk selalu berbuat keburukan dan kemaksiatan. Jika diingatkan mereka tidak mengindahkan karena telinganya telat tuli, matanya buta dan akalnya mati. Akibatnya orang-orang yang demikian itu akan tersesat jalan hidupnya dan jauh dari kebenaran dan jalan yang lurus.

Abu Hanifah mengatakan, “Seandainya saja seorang hamba beribadah kepada Allah sampai seolah-olah ibadahnya itu bagaikan tiang yang kuat, kemudian ia tidak mengetahui apa yang masuk ke perutnya, apakah sesuatu itu halal atau haram, maka ibadahnya tidak diterima.” Karena itu bagi seorang salik sangat pentig untuk memperhatikan makanan yang masuk ke perutnya.

Makanan haram yang masuk ke perut akan menjadikan seseorang semakin jauh dari Allah Swt. Makanan yang berubah menjadi darah, daging dan sebagainya akan mendorong fisik para salikin yang tidak mengindahkan hal ini untuk berbuat sesuatu yang dilarang dan diharamkan Allah Swt.

Imam Sahl mengatakan, “Barangsiapa yang makanannya dari sesuatu yang tidak halal maka hijab tidak akan disingkap dari hatinya, siksa semakin didekatkan kepadanya, shalat, puasa dan shadaqahnya tidak bermanfaat baginya.”

Adapun makanan yang telah dipastikan kehalalannya, baik dari sisi dzatnya, maupun proses dan cara memperolehnya, makanan itu berubah menjadi darah dan daging yang mendorong pemiliknya untuk semakin taat kepada Allah Swt. Orang yang selalu makanan makanan halal, maka hatinya akan lembut, bercahaya, sedikit tidurnya. Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ali al-Syadzili, “Barangsiapa yang makan halal, maka lembutlah hatinya, tipis hatinya (mudah menangis karena ingat dosanya), bersinar hatinya, sedikit tidurnya dan ia tidak terhalang dari hadhrah Allah Swt., dan barangsiapa yang makan selain yang halal, maka keraslah hatinya, kasar, dan semakin gelap, dia terhalang dari hadhrah Allah Swt serta banyak tidurnya.”

Makanan halal penting artinya bagi setiap para salik dan juga seluruh umat islam yang menghendaki sampai kepada Allah Swt. Mudah-mudahan kita bisa menjaga diri dari sesuatu yang diharamkan Allah Swt sehingga bisa sampai ke hadhrah-Nya Allah Swt.

Komentar