Mencari Ridla Suami
Dalam menjalin kehidupan berumah tangga tentu ada batu kerikil yang
menjadi hambatan dan rintangan. Hambatan dan rintangan tersebut sesungguhnya
bukan masalah. Hal itu merupakan satu kewajaran dalam menjalani kehidupan.
Masalah sesungguhnya dalam kehidupan berumah tangga adalah menyikapi berbagai
persoalan yanng muncul, sehingga masalah itu bisa menjadi perekat yang semakin
memperkuat jalinan cinta kasih dalam kehidupan rumah tangga.
Masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban, baik suami maupun
istri. Artikel ini sekedar ingin mengangkat satu diantara hal yang perlu untuk
diperhatikan bagi seorang istri yakni “mencari ridla suami”.
Perlu diperhatikan oleh para wanita yang telah menyerahkan dirinya
pada seorang pria untuk dinikah, bahwa setelah ijab qabul dilafadzkan, yang
paling berhak atas mereka adalah pria yang menjadi suaminya. Orang tuanya sudah
tidak lagi berhak atas dirinya. Karena itu kewajiban mereka adalah taat dan
berbakti kepada suaminya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka bagi seorang istri hendaknya
berusaha untuk mencari ridla dari suaminya. Jangan sampai dalam kehidupan rumah
tangga, istri seringkali membuat ulah dan berperilaku yang bisa menyulut
kemarahan suaminya. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh seorang istri agar
ia senantiasa mendapat ridla suaminya. Ridla suami menjadi kunci bagi seorang
istri mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda bahwa “Siapapun perempuan yang meninggal
dunia dalam keadaan diridlai suaminya, maka ia akan masuk surga”. (HR.
Turmudzy). Ridla suami merupakan kunci bagi seorang wanita untuk memperoleh
surga di sisi Allah Swt.
Sebaliknya, wanita yang senantiasa durhaka pada suaminya, maka yang
didapatkannya adalah murka Allah dan laknat dari seluruh penghuni langit dan
bumi. Bahkan dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa jikalaupun seorang
wanita ahli beribadah, tertib dalam menjalankan shalat lima waktu, rajin puasa
baik wajib maupun sunah, tetapi jika dia tidak taat kepada suaminya, sering
menyakiti hatinya, maka ibadahnya tidak akan diterima Allah Swt.
Ada sebuah hikayat yang dituturkan dalam kitab ‘uqudullijain.
Dalam kitab tersebut diceritakan ada seorang lelaki yang menikahi anak gadis
pamannya dan berjanji kepadanya tidak akan menikah lagi dengan gadis lain
manapun. Suatu hari datanglah seorang wanita padanya dan memintanya untuk
menikahi dirinya. Lantas lelaki itu menceritakan apa yang dijanjikannya pada
putri pamannya (istrinya), bahwa telah berjanji untuk tidak menikahi wanita
lainnya. Wanita itu tetap ingin dinikahi dan menyatakan ridla kepadanya meski
hanya sehari dalam seminggu. Pada akhirnya, lelaki itu menikahinya tanpa
diketahui istrinya.
Selang delapan bulan putri pamannya merasa curiga atas kepergian
suaminya setiap seminggu sekali. Kecurigaan itu memaksanya memerintahkan
pembantunya untuk mengikuti kepergiannya, hingga diketahuilah apa alasan
kepergianya, yakni ia telah menikah lagi. Istrinya justru berkata, “Jangan
bilang kepada siapapun”. Ia berpura-pura untuk tidak mengetahui hal itu, demi
untuk mendapatkan ridla suaminya.
Ridla suami begitu penting bagi istri agar ia mendapatkan ridla
Allah Swt. Aisyah Ra. Mengatakan, “Seandainya saja para wanita tahu hak-hak
suami mereka, pasti mereka akan membersihkan debu yang ada di kedua telapak
kaki mereka meski dengan menggunakan sebagian wajahnya”.
Begitulah pentingnya seorang istri mencari ridla suaminya. Surga istri
terletak di telapak kaki suaminya sementara surga seorang lelaki ada di bawah
telapak kaki ibunya. Karena itu tidak ada alasan bagi seorang istri untuk tidak
menaati suaminya, dan tidak ada alasan bagi seorang istri untuk tidak menerima
mertuanya, apapun alasannya.
Komentar
Posting Komentar