Kendali Syaithan
(Kajian Kitab Al-Minah Al-Saniyyah)
Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan
bagaimana pentingnya dzikir (mengingat) Allah swt bagi seorang salik/murid.
Dzikir menjadi senjata yang bisa melindungi salik dari berbagai
hal yang membahayakan baginya. Pelindung dari para musuh baik dari bangsa jin
maupun manusia. Dzikir juga bisa menghindarkan salik dari
turunnya bala’ serta musibah yang membahayakan baginya. Siapa saja yang
melanggengkan dzikir, Allah swt akan menjadi pelindung-Nya dari segala
sesuatu yang mengancamnya.
Diantara fadhilah dzikir bagi manusia sebagaimana disampaikan oleh para ulama adalah menghindarkan dirinya dari dikendalikan oleh syaithan. Para ulama mengatakan, ‘Sesungguhnya dzikir itu manakala telah tertanam dalam diri seseorang, ia akan menjadikan syaithan ‘melemah’ ketika mendekati seorang yang berdzikir. Ketika syaithan telah dibuat lemah, berkumpullah teman-temannya (syaithan), kemudian ditanyakanlah tentang apa yang terjadi padanya? Kemudian dikatakan bahwa ia telah mendekati seorang yang berdzikir, maka ia menjadi lemah.’
Demikianlah, dzikir memiliki fungsi dan
manfaat yang begitu luar biasa manakala telah telah tertanam dalam hati
manusia. Hati yang senantiasa berdzikir akan menjadi tenang, tidak mudah
terombang-ambing dan digoyahkan oleh berbagai bujuk rayuan syaithan. Begitu
juga, manakala hati telah tenang, maka nafsu akan mudah dikendalikan ke arah
yang baik, yakni kembali menuju kepada Allah swt.
Sebaliknya, jika hati kosong dan jauh dari dzikir.
Jiwa tersebut akan mudah terombang-ambing, seringkali merasa resah, gelisah,
bahkan saat ujian datang menerpa, tidak jarang ia terjerembab dalam
keterpurukan.
Saat hati kosong dan jauh dari dzikir, syaithan
akan mengambilalih kendali dalam dirinya. Syaithan lah yang menjadi
sopir bagi dirinya, sehingga semua perilaku dan perbuatannya hanya berbentuk
perbuatan maksiat kepada Allah swt. Oleh sebab itu, tidak jarang kita menjumpai
orang-orang yang dalam kehidupan kesehariannya cenderung memperturutkan
keinginan nafsunya. Seringkali berbuat angkara murka, merugikan pihak-pihak
lainnya, dan bahkan tidak jarang selalu berbuat kerusakan. Yang demikian itu,
disebabkan oleh karena hatinya kosong dan jauh dari dzikir kepada Allah
swt. sehingga hatinya dikuasai dan dikendalikan oleh syaithan.
Takdir syaithan beserta anak-pinaknya
di dunia ini adalah musuh bagi manusia. Meskipun syaithan sesungguhnya
juga sama-sama makhluk Allah swt., namun ia ditakdirkan untuk menjadi musuh
manusia. Takdir itu (syaithan sebagai musuh) berlaku sejak ketidaktaatan
Iblis pada perintah Allah swt. untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Padahal
sebelumnya ia termasuk bagian dari golongan yang taat kepada-Nya. Hanya karena
kedengkiannya pada Nabi Adam as., serta merasa bahwa dirinya lebih baik
daripada Nabi Adam as. karena tercipta dari api, sedangkan ia dari tanah, ia
berubah menjadi seorang yang dilaknat dan dibenci. Sejak itu pula, Iblis
beserta anak cucu keturunannya menjadi musuh abadi bagi manusia.
Karena itu lah, Iblis beserta anak cucu
keturunannya tidak akan membiarkan anak cucu Adam terbebas dari godaannya. Bahkan,
ia selalu berjaga agar sewaktu-waktu hatinya tidak mengingat Allah swt., ia
akan memanfaatkan moment itu untuk menggoda dan mengendalikan hatinya. Para ulama
mengatakan, ‘Sesungguhnnya syaithan itu, mengendalikan salah satu diantara
kita sewaktu-waktu ia lupa dari mengingat Allah swt., karena sesungguhnya ia
selalu berjaga di depan hati seorang hamba, maka sewaktu-waktu ia lupa dari
mengingat Allah swt. maka ia (syaithan) menyergapnya (mengalahkannya), dan
sewaktu-waktu ia ingat kepada Allah, syaitah meninggalkannya. Seandainya saja
salah satu diantara kita dikasyaf (terbuka mata hatinya), pasti ia akan melihat
iblis mengendarainya sebagaimana salah satu diantara kita mengendarai himar
serta mengendalikan sesuka hatinya sepanjang siang dan malam, sewaktu ia lupa
dari mengingat Allah swt.’
Syaithan adalah musuh abadi bagi manusia. Tidak sepatutnya
ia dibiarkan bebas mengendalikan hati manusia. Ia harus dikalahkan dengan
memperbanyak dzikir, mengingat Allah swt. dalam setiap waktu dan
kesempatan. Dengan berdzikir, syaithan akan menjadi lemah dan karenanya
seseorang akan mampu mengendalikan nafsunya, serta mengendalikan dirinya untuk
mengabdikan diri kepada Allah swt. Allahu A’lam.
Komentar
Posting Komentar