Tujuh Golongan yang Akan dilindungi Allah di Hari Kiamat

 Tujuh Golongan yang Akan dilindungi Allah di Hari Kiamat



Setiap orang mengharapkan kehidupan bahagia baik saat di dunia, maupun saat kembali menghadap-Nya di akhirat. Namun, tidak semua orang bisa meraihnya. Ada orang yang bahagia saat menjalani hidupnya di dunia, namun tidak di akhirat, pun pula sebaliknya. Tetapi ada juga orang yang meraih kedua-duanya, bahagia di dunia, dan bahagia di akhirat.

Sebagai mukmin, tentu kita berharap untuk meraih kedua kebahagiaan hidup. Bahagia di dunia, bahagia di akhirat. Namun, tidak semua diantara kita yang terus bisa istiqamah dalam semangat tersebut. Yakni, semangat mencari kebahagiaan hakiki.

Kondisi ini sebenarnya sangat wajar, mengingat kodrat manusia diciptakan dengan peranngkat nafsu. Nafsu lah yang menjadi perangkat yang mendorong manusia bersifat dinamis, progressif dan selalu ‘ingin perubahan’. Karakternya mendorong manusia untuk meraih semua keinginan, namun terkadang tanpa mempedulikan situasi dan kondisi serta cara bagaimana semua ‘keinginan’ tersebut terealisasi.

Sebagai akibat dari karakter ‘nafsu’ tersebut, tidak jarang seorang yag tidak mampu mengendalikannya, terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang tidak dibenarkan secara syari’at hanya sekadar untuk memenuhi ‘hasrat nafsu’-nya. Akibatnya, seringkali tindakan yang dilakukan kurang atau bahkan tidak mengindahkan akibat dan dampak dari perbuatan yang dikerjakan. Padahal semua tindakan yang dilakukan di dunia, kelak akan dipertanggungjawabkan semuanya di ‘Pengadilan Allah swt.’ tanpa seorangpun bisa melakukan ‘makar’ untuk mengelabuinya.

Saat manusia dikumpulkan di Mahsyar untuk menunggu ‘Pengadilan Allah swt.’ atas semua tindakan yang dikerjakan selama di dunia, di situlah matahari diturunkan sangat dekat dengan kepala manusia. Semua orang merasa kepanasan. Peluh keringatnya bercucuran sepadan dengan perbuatannya selama di dunia. Ada yang keringatnya sampai ke lututnya, pinggulnya, pundaknya, bahkan sampai menenggelamkannya. Namun, jangan membayangkan bahwa kondisi itu sama dengan ‘banjir’ di dunia. Tidak, sama sekali tidak, dan yang mengetahui hakikatnya, hanya Allah swt.

Adapun kita sebagai manusia, hanya berkewajiban untuk mengimaninya karena semua itu dikabarkan oleh pembawa risalah, Baginda Nabi Muhammad saw., yang sampai kepada kita melalui para pewarisnya, yakni para ulama. Oleh sebab itu, iman menjadi hal pokok dan penting yang harus kita miliki agar kita selamat dari ‘kesesatan berpikir’ yang kerap kali menghinggapi kepala mereka yang mengagungkan ‘akal dan logika’. Namun, bukan berarti kita tidak menggunakan akal dan logika. Kita tetap menggunakannya sebatas mensyukuri nikmatnya dengan tidak berlebihan. Yakni sebatas berpikir tentang ciptaan-Nya, bukan memikirkan Dzat-Nya.

Sehubungan dengan kondisi di Mahsyar, saat semua manusia dikumpulkan dan matahari diturunkan, sejengkal di atas kepala, ada beberapa golongan yang mendapatkan pertolongan Allah swt. Golongan tersebut, dikabarkan melalui sabda Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Rasulullah saw. bersabda:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ، أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ " (رواه البخاري)

Artinya: Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. beliau bersabda: ‘Tujuh (golongan) yang Allah melindunginya di bawah perlindungan-Nya, pada hari tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya, Imam (pemimpin) yang adil, pemudan yang tumbuh dalam menyembah Tuhan-nya, seorang yang hatinya tergantung di masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah, seorang lelaki yang diajak (zina) seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, kemudian ia mengatakan: ‘Aku takut kepada Allah’, seorang yang bersedekah kemudian menyembunyikannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri, kemudian kedua matanya berkaca-kaca (menangis).’ (HR. Bukhari)

Hadis di atas menginformasikan kepada kita, umat mukmin, bahwa ada tujuh golongan orang yang nanti di Mahsyar akan mendapatkan perlindungan Allah swt. Pertama, golongan pemimpin yang adil dalam menjalankan kepemimpinannya.

Menjadi imam atau pemimpin bukan hal mudah. Pemimpin mengemban amanat yang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Ia merupakan tumpuan bagi rakyatnya. Oleh sebab itu, pemimpin tidak sepatutnya bersantai-santai menikmati kehidupan mewah dengan gelimang harta semata. Namun seorang pemimpin semestinya bekerja keras dalam menjalankan amanah tersebut, karena sejatinya ia adalah ‘pelayan’ bagi rakyatnya.

Akan tetapi, tentu dipahami juga bahwa godaan pemimpin sangatlah besar. Rakyat bisa saja memberikan ‘kritik’ atas kinerja seorang pemimpin. Namun, tidak semua mereka yang memberikan ‘kritik’ mampu memberikan solusi atas ‘kritikan’ yang dilayangkan. Pemimpin yang tetap istiqamah dalam menjalankan kepemimpinannya, serta berupaya berlaku ‘adil’ dalam menjalankan amanatnya, dijamin akan mendapatkan perlindungan dari-Nya, kelak di saat tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya.

Kedua, golongan pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam beribadah kepada Tuhannya. Masa muda adalah masa dimana idealisme sangat dominan dalam diri seseorang. Para pemuda umumnya mereka menghabiskan waktunya untuk ber-‘kelana’ untuk mencari ‘jati diri’-nya. Tidak jarang semangat ini membuat mereka tidak memiliki ‘kepedulian’ pada sekelilingnya, terlebih dalam hal beribadah kepada Rab-nya.

Namun, tidak dipungkiri juga, bahwa ada sebagian pemuda yang lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Rab-nya, dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Mencurahkan segala perhatiannya dengan memenuhi tugasnya sebagai seorang hamba. Pemuda-pemuda seperti ini lah, yang tumbuh berkembang, berada dalam peribadatan kepada Rab-nya, kelak di hari Mahsyar akan mendapatkan perlindungan dari-Nya.

Ketiga, golongan yang hatinya terpaut pada masjid. Maksudnya adalah orang-orang yang hatinya selalu terpaut dan rindu kepada masjid. Sehingga dalam menjalani hidupnya, ia banyak mencurahkan segala perhatiannya untuk meramaikan dan memakmurkan masjid. Orang-orang yang seperti ini, kelak akan mendapat perlindungan di hari Mahsyar.

Keempat, golongan orang-orang yang saling mencintai karena Allah swt. Mereka bertemu karena Allah, dan berpisah karena-Nya pula. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini, akan selalu saling memberikan support satu sama yang lain untuk saling berbuat kebaikan, mencegah dari kemungkaran. Barangkali merekalah kelompok orang yang dimaksud dalam ayat, ‘Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat dengan (urusan) yang hak dan saling berwasiat untuk berlaku sabar.’ (Qs. Al-Ahr (103); 3). Mereka lah golongan yang kelak akan mendapat perlindungan di hari tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya.

 Kelima, golongan lelaki yang digoda seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan untuk berbuat zina, namun ia menolaknya dan mengatakan, ‘Aku takuk kepada Allah’. Perempuan adalah godaan paling berat bagi para lelaki. Godaan harta benda, belumlah berat bagi kaum Adam, jika dibandingkan dengan godaan yang berasal dari perempuan, terlebih jika perempuan yang mengajak berbuat ‘zina’ adalah seorang yang memiliki kedudukan dan kecantikan.

Setiap lelaki memiliki karakter sama, tertarik dengan lawan jenisnya,-dalam hal ini perempuan. Kalaupun ternyata ada sebagian diantara ‘segelintir’ lelaki yang tertarik dengan sesama jenis, itu hanyalah ‘penyakit menyimpang’ yang harus segera dicarikan obatnya. Karakter ketertarikan laki-laki pada perempuan ini, telah diperkuat oleh nash Al-Qur’an, yakni Surat Ali Imran (3); 14, Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imran (3); 14). Orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya, saat mereka digoda oleh para wanita cantik yang memiliki kedudukan di tengah masyarakatnya karena rasa ‘khauf’, takutnya kepada Allah swt., mereka akan mendapatkan perlindungan-Nya di hari Mahsyar.

Keenam, golongan orang yang bersedekah dengan hartanya, kemudian ia menyembunyikannya. Artinya ia tidak mengumbar kebaikan yang dilakukannya untuk diketahui kalangan ‘publik’. Dalam redaksi hadits tersebut, digambarkan sebagaimana orang yang bersedekah, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya. Ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya disembunyikan, disamarkan, tanpa dipublik untuk diketahui orang banyak. Inti sarinya sejatinya adalah keikhlasan dan ketulusan dari sedekah yang dilakukan. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini, adalah orang yang nanti di hari mahsyar akan mendapat perlindungan dari Allah swt.

Ketujuh, adalah golongan orang-orang yang berdzikir sendiri sampai meneteskan air mata. Ini menunjukkan kondisi jiwa nya yang memiliki rasa mahabbah dan cinta kepada Allah swt. dengan tulus dan ikhlas. Orang yang mengingat Allah swt., kemudian merasa takut, atau pun merasa rindu, hingga mampu meneteskan air mata syauq, rindu, khauf, takut dan raja’, berharap kepada-Nya, merekalah orang yang nanti di hari kiamat akan mendapat perlindungan dari-Nya. Inilah mungkin yang dimaksudkan oleh hadis Nabi saw., ‘Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang semalaman berjaga (tidak tidur) berjuang di jalan Allah, dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.’ (HR. Bukhari).

Komentar