Penutupan Daurat al-Ta’lim al-Turatsiy
Hari
ini, Jum’at, 12 Januari 2018, Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung melaksanakan
penutupan Daurat al-Ta’lim al-Turatsiy. Kegiatan yang diperuntukkan bagi para
santri untuk mengisi waktu senggang di sela libur kuliah dalam mendalami kitab
turats.
Acara
penutupan ini diawali dengan istighatsah yang diimami oleh Ustadz Ahmad
Marzuki, M.Pd.I. kemudian dilanjutkan dengan acara seremonial. Sebagai ketua
panitia adalah Muhamad Fatoni, M.Pd.I. Dalam sambutannya beliau menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya kegiatan
ini. Kepada semua santri, murabbiy, terutama Mudir Ma’had al-Jami’ah, Dr. K.H.
Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. dan Rektor IAIN Tulungagung, Dr. H. Maftukhin,
M.Ag. atas semua kerjasamanya hingga suksesnya kegiatan daurat yang
diselenggarakan mulai hari Senin, tanggal 18 Desember 2018 sampai hari Jum’at,
12 Januari 2018. Tidak lupa beliau juga menyampaikan permohonan maaf apabila
selama kegiatan ada hal-hal yang kurang berkenan baik dari panitia dan para
asatidz.
Adapun
kajian kitab pada daurat al-ta’lim al-turatsiy meliputi kajian kitab Sulam
Taufiq yang diampu oleh Ustadz Mochamad Nasichin al-Muiz, M.Pd.I, kajian kitab
Ayyuha al-Walad oleh Ustadz Muhamad Fatoni, M.Pd.I dan ustadz Rohmat, M.Pd.I
untuk kajian kitab Ushfuriyyah.
Selain
itu beliau juga memberikan apresiasi besar atas pertisipasi semua santri baik
yang mukim maupun laju yang telah dengan ikhlas hati mengikuti kegiatan ini. Sepatutnya
para santri bersyukur bahwa di saat yang lain sibuk untuk menghabiskan uang
selama libur, mereka justru mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan waktu
luang mereka untuk kegiatan positif yang bermanfaat. Menyibukkan diri dengan
mengkaji kitab-kitab turats yang menjadi warisan para ulama salaf shalih. Keadaan
ini menjadikan mereka bagaikan orang asing di tengah hingar-bingar kehidupan
dunia yang semu.
Sementara
itu dalam sambutannya Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. K.H.
Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang
positif ini. Beliau mengatakan bahwa keterasingan yang dialami oleh para
santri, boleh jadi justru akan menjadikan mereka menjadi orang yang jauh
melampaui yang lain di masa yang akan datang.
Beliau
menyampaikan, bahwa dahulu saat para ulama nusantara melancong untuk menuntut
ilmu di Jazirah Arab, mereka mengalami keterasingan. Tidak hanya keterasingan,
bahkan mereka mendapat cemoohan. Ulama asal nusantara disebut dengan baqar,
sapi dan pemakan ular. Disebut baqar karena pada saat awal kedatangannya mereka
‘lopa-lopo’, ‘ola-olo’, bodoh. Maklum, mereka harus beradaptasi dengan
lingkungan yang sama sekali beda dengan lingkungannya.
Cemoohan
dan keterasingan itu pada akhirnya menyebabkan para ulama semakin termotivasi
untuk belajar dengan giat hingga muncullah ulama nusantara yang menjadi imam di
masjidil haram. Para ulama nusantara mengubah pandangan sinis bangsa Arab
menjadi keta’juban.
Demikian
halnya dengan para santri ma’had al-jami’ah. Semestinya mereka semua bersyukur
bahwa waktu yang mereka miliki bisa digunakan untuk hal yang positif dan
bermanfaat. Boleh jadi ada rasa iri, teman sesamanya telah sampai ke sana dan
kemari untuk berlibur. Tetapi, ingatlah kata Imam Syafi’i, “Barangsiapa yang
tidak mau menahan beratnya belajar, maka silahkan menelan pahitnya kebodohan,
barangsiapa yang meninggalkan belajar di masa mudanya,, maka takbirkanlah
baginya empat kali sebagai tanda kematiannya”.
Selain
itu beliau juga mengingatkan bahwa setiap program kegiatan yang diadakan oleh
ma’had al-jami’ah bersifat wajib bagi santri yang mukim di asrama ma’had al-jami’ah.
Karena itu bagi mereka yang tidak mau mengikuti kegiatan tersebut artinya telah
melepaskan diri dari ma’had al-jami’ah. Setidaknya menurut beliau ada empat hal
penting mengapa santri mengikuti kegiatan daurat al-ta’lim al-turatsiy.
Pertama,
menyemai iman yang telah ada. Setiap orang pada hakikatnya membawa keimanan
semenjak lahir. Namun, karena banyaknya faktor yang memengaruhi selama
kehidupannya, banyak sekali di antara mereka yang kemudian menyimpang dari
nilai keimanan yang ada di dalam hatinya. Karena itu menyemai kembali iman
sangatlah penting mengingat semua pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Hanya
orang yang kembali dengan keimanan di hatinya lah yang akan memperoleh
kebahagiaan di akhirat. Sebaliknya mereka yang tidak beriman diancam dengan
siksaan pedih di neraka.
Suasana Penuh Kekeluargaan Santri Menyantap Tumpeng |
Kedua,
dengan mengikuti daurat ta’lim santri akan mendapatkan tambahan ilmu sehingga
amal yang mereka lakukan akan semakin bernilai. Ilmu tanpa amal tiada artinya.
Sebaliknya ilmu tanpa amal tidak bermanfaat. Demikian kata Imam Ali ibnu Abi
Thalib Ra. Karena itu sudah sepatutnya para santri merasa bersyukur dengan
program yang diadakan ma’had sehingga disaat yang lain sibuk menghabiskan uang
mereka sibuk untuk mengumpulkan percikan mutiara hikmah pengetahuan para ulama
salaf shalih.
Ketiga,
dengan mengikuti daurat waktu yang mereka miliki semakin bermanfaat. Bayangkan saja,
andai saja tidak ada program ini, pastinya mereka lebih banyak menggunakan
waktu untuk membuka HP, bertamasya ke berbagai tempat wisata. Karenanya, sudah
sepatutnya mereka semua bersyukur waktu mereka tidak terbuang sia-sia. Hal ini
juga menunjukkan adanya peningkatan kualitas keimanan yang ada dalam diri
mereka. Sesuai sabda Rasul Saw., “Sebagian di antara tanda baiknya iman
seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.”
Keempat,
ketika mengikuti ta’lim itu artinya mereka mengikuti halaqah positif. Kegiatan positif yang semakin meningkatkan
kualitas diri, sehingga saat tiba saatnya kembali ke daerah masing-masing
mereka mampu untuk mengambil bagian di tengah masyarakat. Memberikan warna
positif dan menciptakan lingkungan kondusif bagi perkembangan nilai positif di
tengah kehidupan masyarakat.
Terakhir
beliau berharap program daurat al-ta’lim yang akan datang lebih baik lagi. Program
positif semacam ini perlu diistiqamahkan untuk memupuk keimanan dalam diri
santri ma’had al-jami’ah.
Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam...
Komentar
Posting Komentar