Penutupan Daurat al-Tahfidz al-Qur’an

Penutupan Daurat al-Tahfidz al-Qur’an


Pagi ini, Kamis, 18 Januari 2018, Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung mengadakan penutupan program Daurat al-Tahfidz al-Qur’an Angkatan III di Pondok Pesantren Bustanu ‘Usysyaqil Qur’an di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Acara di mulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul 11.15 WIB.


Berbeda dari tahun sebelumnya, acara kali ini ditambah dengan pembacaan surat-surat pendek pada juz amma bil ghaib oleh para peserta yang diwisuda. Perlu diketahui, program ini dimulai pada tahun 2017 pada sela-sela liburan kuliah dan hingga detik ini masih tetap istiqamah dijalankan.

Program ini semakin mendapat respon positif dari para mahasiswa. Jika pada angkatan pertama pesertanya hanya mahasiswi yang jumlahnya hanya berkisar 20-30 an, dan meningkat pada angkatan yang kedua dengan beberapa mahasiswa dan jumlah berkisar antara 20-40 an mahasiswa, pada angkatan ke III jumlah peserta program ini total keseluruhannya adalah 53 peserta. Hal ini menunjukkan tingkat progresifitas yang baik ditinjau dari sisi kuantitasnya.

Untuk daurat tahfidz kali ini, Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. dan beberapa orang murabbi berhalangan hadir. Mudir ma’had bersama sekretaris mengikuti RAKER IAIN Tulungagung di Yogyakarta, sementara beberapa yang lain ada tugas di luar kampus. Meski demikian acara berjalan lancar dan sukses.

Pada sambutannya pengasuh pesantren Bustanu ‘Usysyaqil Qur’an, K. Ahmad Marzuqi, S.Th.I, M.Pd.I, menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya program daurat tahfidz ini. Terlebih kepada pihak Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung yang telah memberikan kepercayaan kepada pihaknya untuk mendampingi kegiatan tersebut. Juga kepada ta’mir masjid Baitul Muhajirin yang telah banyak membantu jalannya kegiatan. Menyediakan tempat dan fasilitas, serta dengan keikhlasan hati memberikan dukungan baik moril maupun spiritual. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa agar senantiasa giat dalam belajar dan sebisa mungkin untuk mengamalkan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun sambutan dari ta’mir masjid Baitul Muhajirin diwakili oleh Bapak H. Amanudin, tokoh agama dan masyarakat setempat. Dalam sambutannya beliau sangat mendukung adanya kegiatan daurat tahfidz dan berharap mudah-mudahan di tahun yang akan datang tetap diadakan. Beliau juga mengucapkan syukur dan terimakasih kepada Ma’had al-Jami’ah yang telah memilih masjid ini sebagai pusat kegiatan mahasiswa dalam mendalami al-Qur’an. Tidak lupa beliau meminta maaaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, terutama kaitannya dengan fasilitas yang serba terbatas. Beliau juga berpesan kepada para peserta agar senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar, menjaga hafalan dan berusaha sekuat mungkin mengamalkan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai pembawa al-Qur’an, maka segala ucapan, tindakan dan perbuatannya harus sesuai dengan apa yang termaktub di dalam al-Qur’an.


Sebagai perwakilan dari Ma’had al-Jami’ah adalah Ustadz Muhamad Fatoni, M.Pd.I. Sebagai perwakilan ma’had beliau menyampaikan salam dari Mudir Ma’had al-Jami’ah yang tidak bisa hadir dalam penutupan daurat tahfidz kali ini. Beliau juga minta maaf apabila beberapa murabbiy juga tidak bisa hadir karena beberapa agenda kampus yang mesti dijalankan.

Selain itu beliau mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak utamanya kepada ustadz Marzuqi dan ta’mir masjid atas segala bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada santri ma’had untuk belajar di tempat ini. Mewakili segenap jajaran pengurus dan pimpinan IAIN Tulungagung mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama mahasiswa mukim di pondok banyak sekali melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Terutama kepada tetangga kanan kiri yang berada di lingkungan pondok.

Dalam tanbihul ghafilinnya beliau menyampaikan banyak hal berkaitan dengan al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan salah satu pusaka peninggalan Rassulullah Saw. yang apabila diikuti dan dijalankan semua petunjuk yang ada di dalamnya, maka orang tersebut tidak akan sesat selama-lamanya. Al-Qur’an yang dijadikan imam akan mengantarkan menuju kehidupan abadi dan bahagia di surga kelak di hari kiamat.

Semua santri yang ikut serta belajar di pondok Bustanu ‘Usysyaqil Qur’an sudah sepatutnya untuk bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan hidayah kepada mereka sehingga lebih memilih untuk mengikuti daurat tahfidz daripada libur. Memang, di satu sisi kegiatan ini menjadikan diri mereka terasing dari gemerlapnya kehidupan dunia di usia mereka. Namun, jika semua itu dijalani dengan ikhlas semata karena Allah dan sungguh-sungguh dalam belajar, boleh jadi justru merekalah yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin di masa mendatang yang mewarnai kehidupan umat di masanya.

Orang istimewa tidak banyak jumlahnya. Karena itu keikhlasan hatilah yang nantinya akan menentukan seberapa capaian mereka di masa mendatang. Apalagi yang mereka pelajari adalah al-Qur’an. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang dijaga kemurniannya. Allah Swt. sendiri yang telah menjamin kemurnian al-Qur’an melalui firman-Nya pada Surat al-Hijr (15); 9, “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan al-Dzikr (al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami pulalah yang akan menjaganya.”

Termasuk diantara cara Allah Swt. memelihara kemurnian al-Qur’an adalah dengan adanya para penghafal al-Qur’an. Karena itu sesungguhnya para penghafal al-Qur’an adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah Swt. untuk memenuhi sumpah-Nya dalam menjaga al-Qur’an. Tidak ada alasan bagi mereka yang sedang menempuh tahfidz al-Qur’an untuk mengeluh dalam menjalani prosesnya menjadi seorang huffadz. Sebaliknya mereka harus bersyukur karena Allah telah memilih mereka. Jika syukur yang lebih dikedepankan daripada keluh-kesahnya, insya Allah mereka akan menuai banyak hikmah di masa mendatang.

Selain itu fokus untuk belajar untuk tahfidz sangat diperlukan. Karena itu haram bagi seorang yang sedang tahfidz untuk pacaran karena hal itu bisa mengganggu proses mereka menghafal al-Qur’an. Apalagi pacaran lebih banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya. Bila telah tiba saatnya, jodoh pasti akan datang.

Beliau juga mengingatkan agar para santri berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan al-Qur’an. Apalagi mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjaga al-Qur’an. Karena itu jangan sampai ucapan, perilaku dan perbuatan mereka justru menunjukkan hal yang bertentangan dengan semangat al-Qur’an. Jika al-Qur’an dijadikan sebagai imam, maka al-Qur’an akan menuntun seseorang menuju surga. Sebaliknya jika al-Qur’an hanya digunakan sebagai sesuatu yang untuk memenuhi keinginan nafsu belaka, maka al-Qur’an akan mendorong pelakunya ke neraka. Itulah makna sabda Nabi Muhammad Saw., “Berapa banyak orang yang membaca al-Qur’an namun al-Qur’an justru melaknatnya.”

Karena itu sudah seharusnya para penghafal al-Qur’an benar-benar menjaga segala ucapan, tindakan dan perilakunya sehari-hari. Jangan sampai justru bertolak belakang dengan apa yang mereka miliki. Belajar dari Rasulullah Saw. Saat seorang sahabat bertanya kepada Aisyah Ra. Mengenai pribadi Rasul, beliau menjawab, “Akhlaqnya (Rasul) itu al-Qur’an.”

Tidak lupa beliau juga mengajak kepada semua orang tua wali yang hadir untuk sepenuhnya memiliki keyakinan pada beliau. Untuk kesuksesan proses pendidikan setidaknya tiga orang yang telibat di dalamnya, guru, murid dan orang tua harus memiliki keyakinan. Keyakinan bahwa siswa didik, dirinya dan anaknya akan sukses dalam belajar bersama ustadz, kyai yang mengampunya dalam belajar. Jika salah satu tidak yakin, maka tentu hasilnya kurang maksimal. Beliau menyitir sebuah nadzam yang ada dalam kitab Imrithiy, “Saya diminta seorang teman  untuk mengarang kitab ini, yang ia paham kepada ucapanku karena I’tiqadnya (keyakinan) yang kuat, karena seorang pemuda, dengan melihat seberapa tingkat keyakinannya, ia akan diangkat oleh Allah. Dan barangsiapa yang tidak memiliki I’tiqad (keyakinan), maka ia tidak akan bisa mengambil manfaat.”


Tepat pada pukul 11.00 program tahfidz al-Qur’an ditutup secara resmi. Semoga kegiatan yang sama akan kembali diadakan di semester depan. Mudah-mudahan semakin meningkat dan semakin barakah.

Semoga bermanfaat....
Allahu A'lam...

Komentar