Kamis, 25 Januari 2018

Wisata Puncak Langit



Wisata Puncak Langit
Catatan DPL KKN Kalimanis 2

 
Di Puncak Langit
 

Selasa, 23 Januari 2018, saya menginjakkan kaki di Desa Kalimanis. Kedatangan saya kali ini tanpa sepengetahuan mahasiswa. Sengaja saya datang tanpa memberi konfirmasi untuk sekedar mengetahui kegiatan sahabat mahasiswa, disamping tentunya memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada mereka dalam menjalankan proses pembelajaran di lapangan.

Perjalanan saya mulai dari kampus IAIN menuju Kalimanis. Sekitar pukul 09.30 WIB saya sampai dan langsung menuju posko 2 Kalimanis. Kaget, begitulah kira-kira gambaran sahabat mahasiswa yang piket di posko karena saya datang tanpa memberi konfirmasi terlebih dahulu.

Saya menghabiskan waktu dengan santai bersama mahasiswa sembari melakukan evaluasi kegiatan yang telah berjalan dan menggali informasi tentang kegiatan yang akan datang. Alhamdulillah saya merasa senang, setidaknya sampai detik itu, saya melihat semangat para sahabat mahasiswa masih tetap luar biasa. Tidak hanya itu,  mereka bisa menjaga kekompakan sehingga setiap program yang direncanakan bisa berjalan dengan baik.

 
Sejenak Menghela Nafas
Alhamdulillah dari informasi yang saya terima, mereka telah terjun dalam memberdayakan masyarakat, membuka bimbingan bagi anak-anak yang ingin bimbingan belajar, mengikuti berbagai kegiatan yang ada di masyarakat seperti jamaah yasin, tahlil, khatmil qur’an, membantu mengajar di TK/RA, TPA, SD, terjun dalam menggiatkan gerakan ‘Gemar Membaca’ di kalangan siswa sekolah dasar dan sebagainya. Tentu, semua itu adalah hasil kerja keras mereka untuk bisa mengambil peran di tengah masyarakat.

Satu bulan bukan waktu yang lama bagi mereka untuk bisa memberi kepuasan kepada semua masyarakat. Apalagi tingkat pluralitas mereka yang beragam. Kekurangan pasti ada, apalagi mengingat jumlah personil mereka yang terbatas. Jumlah jamaah yasin putra yang terbagi menjadi empat kelompok, sementara jumlah personil putra hanya empat orang, membuat mereka kelabakan. Pada akhirnya beberapa jamaah belum sempat dimasuki. Tetapi, insya Allah jamaah yang belum dimasuki akan diprioritaskan di minggu berikutnya.


Perjuangan Menuju Puncak Langit
Kaitannya dengan potensi lokal yang ada di wilayah Kalimanis, kebanyakan penduduk berprofesi sebagai peternak. Mungkin, karena wilayahnya yang dekat dengan hutan lindung, memudahkan mereka mencari rumput untuk ternaknya. Kebanyakan binatang ternak mereka adalah kambing. Rata-rata mereka memiliki kambing dalam jumlah yang cukup signifikan. Bisa anda bayangkan, rumah sederhana tetapi mereka memiliki sekitar 30-85 ekor atau lebih kambing. Berapa zakatnya? Hehehe…

Mayoritas penduduk berprofesi peternak, namun, di salah satu rumah ada produksi rumah tangga berupa keripik mbote, ya, hanya satu rumah. Kripik mbote ini rasanya gurih. Tetapi ya, hanya satu rasa itu. Ada baiknya jika anda pergi ke Kalimanis anda bisa mampir dan membelinya untuk merasakan sensasi keripik mbotenya. 
 
Berjibaku Dengan Panasnya Terik Matahari
Karena hanya satu rasa, dan pemasarannya hanya mengandalkan pemesanan, para mahasiswa berencana untuk melakukan inovasi pada keripik ini. Mereka sedang menyusun rencana agar bisa membuat keripik itu semakin menarik. Termasuk di antaranya cara pengemasannya. Kapan momentnya? Tunggu saja tanggal mainnya, kata inspiratornya, “Naila”.

Berkaitan dengan hal tersebut saya juga mengusulkan agar mereka juga memikirkan bagaimana cara pemasarannya agar bisa lebih dijangkau oleh masyarakat luas. Apalagi di era teknologi informasi yang serba canggih semacam ini. Saya mengusulkan bagaimana seandainya mereka membantu mempublikasikannya melalui akun media sosial yang banyak bertebaran di dunia maya. Sebagai sample, saya bercerita tentang wisata “Kebun Jeruk” di dekat rumah saya yang sampai menyedot ratusan bahkan mungkin ribuan pengunjung. Hanya bermodal Facebook. Namun, karena system manajerial yang kurang sehingga wisata yang dulu ramai kini terbengkalai. Alangkah senangnya jika keripik mbote itu di publikasikan dan nantinya bisa menjadi oleh-oleh khas Kalimanis yang menarik minat para konsumen.

Berkaitan dengan beberapa program lain ke depan, mereka menginformasikan bahwa di minggu ini ada sosialisasi dan penyuluhan tananman “TOGA”. Program ini diangkat oleh para sahabat mahasiswa untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya tanaman obat keluarga yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit, tentunya dengan biaya murah meriah dan aman dari efek samping. Perlu diingat bahwa banyak hal yang bermanfaat di kanan-kiri kita, tetapi sayangnya sebagian besar kita tidak menyadarinya dan hanya mengandalkan obat-obat kimia dari dokter. Hal inilah yang kelihatannya ingin diangkat oleh para sahabat mahasiswa dari kelompok Kalimanis 2.
 
Jalan Menuju Puncak Langit
Selain itu mereka juga mengagendakan penyuluhan mengenai masalah kewanitaan. Banyak di antara para remaja putrid dan bahkan ibu-ibu yang kurang memahami mengenai darah haid, istihadlah dan nifas. Menyadari hal itu, maka akan diadakan kegiatan penyuluhan yang nantinya bisa  memberikan pemahaman para remaja putri dan ibu-ibu mengenai masalah tersebut. Tentunya, hal itu akan dimintakan bantuan dari narasumber yang kompoten di bidangnya.

Saya juga menanyakan hal yang berkaitan dengan potensi wisata alam yang saat survey pernah disampaikan oleh Bapak Kades Kalimanis, Mujiono. Secara resmi, menurut para mahasiswa beliau menyebut wisata tersebut dengan nama, “WISATA PUNCAK LANGIT”. Wowww… keren bukan!!!

Kesempatan yang baik bagi saya untuk menyempatkan diri mengunjungi tempat potensi wisata tersebut. Benar saja, tempatnya sangat indah dan cocok bagi anda yang mengalami kejenuhan akibat padatnya aktifitas.

Untuk menuju ke tempat lokasi, memerlukan perjuangan yang cukup lumayan. Memang, tidak seberapa jauh dari lokasi posko sahabat mahasiswa. Tetapi, akses jalan menuju lokasi masih cukup sulit. Jalan yang berupa tanah pegunungan yang lengket, licin di musim hujan. Serta jalan menanjak seperti ‘ondak-ondakan’, tetapi belum ada pengamannya.
 
Walau Keringat Bercucuran
Saya beberapa kali turun dari motor dan berjalan kaki hingga pada akhirnya sampai di tempat parkir. Sesampai memarkir sepeda motor, saya bersama beberapa mahasiswa yang turut serta berjalan perlahan mendaki. Perlu ekstra hati-hati karena sekali lagi struktur tanah yang licin, hampir semuanya berupa tanah liat, tanpa ada pengaman sama sekali.

Beberapa kali kami berhenti untuk istirahat dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Alhamdulillah pada kisaran pukul 12.00 WIB kami sampai di tempat yang dijuluki “WISATA PUNCAK LANGIT” ini. 

Subhanallah, sungguh menakjubkan. Betapa agungnya kekuasaan Allah. Dari tempat ini, kami dapat menyaksikan hamparan ciptaan Allah nan indah. Di sebelah utara,-kalau tidak salah, kami menyaksikan puncak gunung Kawi yang diselimuti oleh kabut. Dekat di depan mata, indah sekali. Di arah berlawanan kami bisa menyaksikan bendungan Karangkates dari atas. Hamparan sungai berantas dan sawah ladang yang begitu indah memesona. Rugi rasanya, jika anda berkunjung ke Blitar dan belum melihat pesona “WISATA PUNCAK LANGIT” ini.

Tetapi sayang, potensi wisata yang sangat indah dan potensial ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Akan sangat rugi bila hal ini tidak dikembangkan sebagai pusat wisata yang menjanjikan. Karena itu untuk para mahasiswa KKN Kalimanis kiranya turut serta memikirkan hal ini, tentu bukan dalam bentuk materi, tetapi dalam bentuk konsep yang bisa membantu masyarakat setempat agar bisa mengambil manfaat dari potensi alam ini.

 
Pesona Puncak Langit
Ada baiknya untuk diusulkan mengenai akses jalan menuju wisata ini. Akses wisata ini akan semakin mengundang banyak wisatawan manakala akses jalannya bisa diperbaiki. Mengingat akses jalan saat ini yang masih berbahaya, barangkali kurang menarik hati para penikmat wisata.

Sepanjang jalan ‘ondak-ondakan’ menuju lokasi, hendaknya bisa diperbaiki. Mungkin, untuk membangun fisik secara permanen cukup membutuhkan biaya besar. Tetapi,-menurut hemat saya, hal ini bisa disiasati tetap dengan membuat ‘ondak-ondakan’, tetapi dengan memasang bamboo atau semacamnya sebagai pegangan bagi para pejalan untuk lebih menjaga keamanannya. Di tengah ‘ondak-ondakan’ yang dibuat, bisa juga ditanami dengan tanaman hias, dan pepohonan kecil yang lebih bisa membuat menarik hati pengunjung.
 
Akses Jalan yang Menegangkan
Mengenai puncaknya, “WISATA PUNCAK LANGIT” ini lokasinya memanjang dan di kelilingi oleh jurang-jurang dalam dan terjal. Nampaknya, lokasi wisata ini pernah di kelola, tetapi karena sesuatu dan lain hal mungkin terbengkalai lagi. Usul saya, agar di sepanjang kanan-kiri dipasang pembatas yang bisa mengamankan pengunjung. Menata bunga-bunga ditepian area lokasi dengan berbagai bentuk sehingga semakin menarik pengunjung. Rumah pohon, nampaknya juga cukup menarik. Tetapi, yang jelas, untuk modifikasinya lebih dibuat menarik lagi.

Untuk membuat tempat wisata, memang diperlukan pendanaan yang besar. Tetapi, -menurut saya, karena potensi alamnya saja yang sudah begitu indah, pendanaan itu bisa sambil berjalan. Pada awal prosesnya barangkali yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. Dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, memodifikasinya sehingga menjadi hal menarik dan layak jual. Inilah tugas para mahasiswa untuk membuat konsepnya, sementara pihak desa lah yang akan mengeksekusinya.

Berkaitan dengan wisata ini, mahasiswa saya minta untuk bermusyawarah dan membuat konsep yang menarik, terutama untuk kalangan muda-mudi. Mengingat, mayoritas penggemar wisata adalah mereka yang berjiwa muda. Selain itu mereka kiranya juga membantu publikasinya melalui akun jejaring sosial media yang mereka miliki sehingga wisata “PUNCAK LANGIT” ini segera di kenal dunia. Semoga.

Semoga Bermanfaat...
Allahu A'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar