Nuzulul Qur'an



Nuzulul Qur’an

Telat sesungguhnya ketika saya mencoba menorehkan tulisan ini. Tetapi tidak mengapa, daripada saya tidak menulis. Memang benar istiqamah itu butuh diperjuangkan. Tidak semudah membalikkan tangan. Meski hanya sebentar, ternyata menyisihkan waktu untyuk sekedar menulis, dengan tulisan ringan saja, beratnya minta ampun. Apalagi tulisan berat dan berbobot. Hmmm... tak mengapa, niat saya masih belajar. Itu saja, tidak lebih. Urusan lain, belakangan saja. Hehehe...

 

Kali ini saya ingin menorehkan tulisan tentang nuzulul Qur’an. Secara bahasa berasal dari dua suku kata, yakni nuzul berasal dari kata nazala yang artinya turun, dan al-Qur’an yang merupakan bentuk jamak dari kata qar’un, artinya bacaan. Dengan demikian nuzulul Qur’an secara bahasa pengertian turunnya al-Qur’an.

Al-Qur’an secara bahasa artinya adalah bacaan. Sementara pengertian al-Qur’an dari sisi istilah menurut para ulama adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SWA melalui perantaraan Malaikat Jibril, sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur’an adalah satu di antara kitab samawi yang pernah diturunkan Allah di bumi.

Adapun pengertian nuzulul Qur’an secara istilah adalah suatu peristiwa bersejarah bagi umat Islam yang berkaitan dengan turunnya al-Qur’an dari sisi Allah SWT ke langit dunia. Al-Qur’an turun ke dunia untuk pertama kalinya pada malam lailatul Qadar, yakni pada tanggal 17 Ramadlan. Sampai saat ini tiap tanggal 17 Ramadlan di seluruh dunia umat Islam memperingatinya sebagai malam nuzulul Qur’an.

Bulan turunnya al-Qur’an adalah bulan Ramadlan yang di dalamnya Allah mensyariatkan untuk berpuasa bagi hamba-Nya yang beriman. Secara tegas Allah menfirmankan tentang bulan turunnya al-Qur’an dalam Surat al-Baqarah (2); 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah (2); 185)

Ayat di atas menjelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadlan. Surat yang pertama kali turun yang disepakatiu oleh para ulama adalah Surat al-Alaq ayat 1-5. Ayat ini memerintahkan kepada umat Islam untuk membaca. Membaca apa? Membaca apa saja yang bias dibaca. Artinya kegiatan membaca adalah kegiatan yang penting abgi umat Islam. Dan nyatanya, membaca memang kegiatan yang penting bagi umat Islam, bukan hanya sebagai hobi belaka, lebih dari itu membaca bias membuka jendela cakrawala pengetahuan kita sehingga mampu menjadi seorang yang arif dan bijaksana dalam menyikapi semua problematika kehidupan yang selalu dihadapi oleh umat manusia.

Nah, meomentum nuzulul Qur’an semestinya tidak hanya kita jadikan sebagai momentum peringatan saja sebagaimana peringatan hari besar lain, tetapi ruh dari peringatan nuzulul Qur’an harus lebih dari ritual peringatan. Pertama momentum nuzulul Qur’an bias kita jadikan sebagai momentum untuk lebih mencintai al-Qur’an. Mencintai dalam arti tidak hanya sekedar membaca al-Qur’an, tetapi sebisa mungkin kita memahami isinya dan mengamalkan semua yang menjadi petunjuk – petunjuknya. Kedua kembali menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Diakui maupun tidak, banyak di antara umat Islam yang sudah mulai rapuh dalam memegang al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Akibatnya banyak di antara generasi muslim yang lebih memilih hidup ala kebaratan daripada hidup sesuai dengan tuntunan al-Qur’an. Ketiga adalah semangat kebangkitan untuk menggeliatkan membaca.

Sebagaimana sudah maklum dan masyhur di antara umat Islam, bahwa Surat yang pertama kali turun adalah Surat al-Alaq yang didalamnya ada perintah untuk membaca. Perintah membaca pada surat tersebut tidak hanya disebut sekali tetapi diulang kembali. Hal ini mengindikasikan betapa kegiatan membaca itu sesungguhnya sangat penting bagi umat Islam. Namun, banyak sekali di antara umat Islam, khususnya generasi muda yang tidak memiliki semangat dalam membaca.

Nah, momentum nuzulul Qur’an ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai awal kebangkitan gerakan membaca bagi umat Islam. Generasi muslim harus sadar diri, bahwa membaca adalah kunci dalam meraih kesuksesan hidup di kemudian hari. Tanpa membaca rasanya sulit dibayangkan sebuah kesuksesan bisa diraih.

Perlu diingat bahwa saat turunnya al-Qur’an untuk pertama kalinya, bangsa Arab kala itu dalam keadaan tidak mengenal baca dan tulis. Oleh karenanya bangsa Arab lebih dikenal dengan bangsa ummiy. Nah, diutusnya Rasulullah SAW sebagai utusan termasuk di antaranya adalah mengajarkan kepada mereka membaca agar keluar dari jurang keterpurukan.

Perjuangan Rasulullah SAW nyatanya menuai hasil. Umat Islam berhasil mencapai puncak kejayaannya dan mampu menjadi yang terbaik di antara negara – negara di dunia. Semua itu sesungguhnya karena semangat membaca umat Islam yang luar biasa saat itu. Nah, bagaimana dengan kita saat ini? Masihkah kita mengesampingkan kegiatan membaca yang merupakan perintah Allah dan Rasulullah SAW? Semua tergantung pada kita. Jika kita ingin maju dan menjadi umat terbaik, maka membaca mutlak harus kita jadikan tradisi dalam keseharian hidup.

Semoga Bermanfaat...
Allahu A'lam...




Komentar