Penutupan Pesantren Kilat Ramadlan dan Buka Bersama



Penutupan Pesantren Kilat Ramadlan dan Buka Bersama
(Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung)

Sore ini, Jum’at 09 Juni 2017, Ma’had al-Jami’ah kembali menggelar agenda besar yang melibatkan seluruh pengelola, mulai dari unsur mudir, murabbi, asatidz, musyrifah dan mahasantri baik yang mukim di asrama Ma’had al-Jami’ah maupun yang laju dari kos, kontrakan dan rumah masing – masing. Agenda besar yang diadakan oleh Ma’had al-Jami’ah kali ini bertajuk, “Penutupan Pesantren Kilat Ramadlan dan Buka Bersama”, keluarga besar Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung angkatan pertama. Acara ini dihadiri tidak kurang dari 400 orang, sehingga aula utama Ma’had al-Jami’ah yang berlokasi di Gedung Pascasarjana lantai lima yang berkapasitas kurang lebih 1000 orang hampir penuh karenanya. Mereka semua adalah para mahasantri yang semenjak hari pertama Ramadlan ikut serta dalam kegiatan Pesantren Kilat Ramadlan.


Acara ini dimulai pada sekitar pukul 16. 00 WIB. Acara dimulai dengan dibukanya acara oleh muqasimatul auqat, qiraat al-Qur’an, tahlil, mauidzah al-hasanah, buka bersama dan shalat maghrib berjamaah. Sebagai imam tahlil adalah al-Ustadz K. Ahmad Marzuki, M.Pd.I yang merupakan salah satu pengajar di Ma’had al-Jami’ah, dosen dan pengasuh Pondok Pesantren ‘Usyaqil Qur’an, Kaliwungu, Ngunut, Tulungagung. Pembacaan tahlil sengaja dipersingkat mengingat waktu yang sudah agak sore.

Sesi berikutnya adalah mau’idzah al-hasanah yang dalam hal ini disampaikan oleh Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. sekaligus menutup acara. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa pada dasarnya puasa disyariatkan oleh Allah dalam rangka untuk menggembleng manusia untuk menjadi pribadi yang baik yang mampu mengemban amanah sebagai rahmat bagi seluruh alam. 


Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. sednag memberikan Tausiyah
 
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah sebagai umat terbaik di antara yang lain. Oleh karenanya untuk mewujudkan pribadi manusia sebagai umat terbaik di antara yang lain, maka puasa disyariatkan oleh Allah untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang muttaqin, bertaqwa kepada Allah SWT. Saat menjalankan puasa kita dilatih oleh Allah untuk menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri. Bayangkan saja dalam puasa kita mampu menahan diri dari perbuatan yang bisa membatalkan puasa, yang sesungguhnya sesuatu itu dihalalkan oleh Allah dan diperbolehkan-Nya diluar puasa, semisal makan dan minum.

Makan, minum dan semisalnya adalah hal yang dihalalkan dan diperbolehkan oleh Allah untuk dilakukan manusia dengan cara yang benar diluar puasa. Meski demikian, pada saat puasa manusia menahan diri darinya sementara perutnya sedang keroncongan. Mereka tetap menahan diri hingga tiba waktu berbuka yang diperbolehkan oleh Allah. Makna dari itu semua adalah manusia mampu mengendalikan dirinya dari hal yang diperbolehkan Allah apalagi dari hal – hal yang dilarang oleh Allah. 

Untuk menjadi pribadi yang terbaik dan mampu mengemban amanah sebagai rahmat untuk semua alam, yang akan mendayagunakan seluruh potensi alam yang ada menuju hal yang positif dan diridlai-Nya, maka penting kiranya untuk menggembleng manusia yang diciptakan oleh Allah dengan dibekali nafsu dengan syariat puasa. Puasa akan menjadi kendali bagi seorang mukmin untuk menahan diri dari segala godaan, hingga pada akhirnya mereka akan mampu mencapai derajat “Khaira Ummatin”, generasi yang mampu menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.

Di akhir mau’idzahnya beliau mendoakan semoga ilmu yang didapatkan oleh para mahasantri di Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan barakah di dunia dan akhirat. Beliau juga berharap semoga Pesantren Kilat Ramadlan yang telah dimulai pada tahun ini bisa diteruskan di tahun – tahun yang akan datang. Selanjutnya beliau menutup acara pesantren kilat Ramadlan dengan hamdalah. Acara dilanjutkan dengan menyantap ta’jil yang disediakan panitia, kemudian shalat maghrib berjamaah.

Komentar