Rabu, 18 Maret 2020

Rajabiyah di Tengah Merebaknya Virus Corona


Rajabiyah di Tengah Merebaknya Virus Corona

Beberapa waktu belakangan ini, warga dunia digegerkan oleh wabah penyakit yang belum diketahui obatnya, yakni covid-19 yang lebih dikenal dengan virus corona. Merebaknya virus ini, menjadi kontroversi di tengah public karena dampaknya yang cukup mengejutkan. Sekolah-sekolah dihimbau untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, sebagai upaya untuk mengantisipasi menularnya wabah penyakit ini.

Di tengah situasi ini, warga masyarakat di lingkungan saya, alhamdulillah tetap bisa menjalankan aktifitasnya dengan baik, termasuk di antaranya melaksanakan peringatan rajabiyah dalam rangka memperingati peristiwa Isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw. Pada kesempatan kali ini, ta’mir mushalla merawuhkan KH. Agus Isa Mahin, sebagai penyampai “Mau’idhah Hasanah”.

Mujahadah Kubro 2020


Mujahadah Kubro 2020

Bulan Rajab menjadi salah satu bulan penting bagi umat Islam umumnya, dengan adanya peristiwa penting dalam sejarahnya yakni peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw. Bagi pengamal shalawat wahidiyah, selain bulan di mana umat Islam memperingati peristiwa isra’ mi’raj, bulan Rajab juga menjadi bulan di mana mereka mengikuti event terbesar dalam rangkaian pengamalan shalawat wahidiyah, yakni mujahadah kubro.

Mujahadah kubro merupakan salah satu di antara rangkain penting dalam pengamalan shalawat wahidiyah. Para pengamal shalawat wahidiyah berkumpul di bumi lahirnya shalawat wahidiyah, yakni bumi Kedunglo. Di bumi Kedunglo ini, berdiri pondok pesantren besar yang didirikan oleh KH. Mohammad Ma’reof, Qs. Wa Ra. Di bumi ini juga, Allah Swt menakdirkan lahirnya shalawat wahidiyah dari putra kinasih pendiri pondok, Mbah KH. Abdoel Madjied Ma’roef, Qs. Wa Ra. Yang saat ini, dilanjutnya oleh putra kinasihnya, Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjied, Ra.

Minggu, 08 Maret 2020

Sebaik-baik Wanita


Sebaik-baik Wanita

Setiap lelaki pasti mendambakan seorang istri shalihah yang diharapkan mendampingi kehidupannya di masa mendatang baik dalam keadaan suka maupun duka. Tetapi yang perlu direnungkan bagi setiap lelaki yang ingin menikah, bahwa kehidupan ini tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Banyak hal yang kita inginkan, namun kenyataan menunjukkan fakta sebaliknya.

Orang bijak mengatakan, “Nahnu nurid, walakinnallaha yaf’alu maa yuriid”, kita punya keinginan, tetapi Allah berbuat sesuai apa yang Dia inginkan. Boleh saja kita berencana, tetapi yang perlu anda camkan dan tanamkan dalam diri, bahwa yang akan terjadi adalah apa yang dikehendaki-Nya. Karena itu tetaplah bersandar pada-Nya, jangan sekedar bersandar pada ‘Ego’-mu semata.

Jumat, 06 Maret 2020

Nikmati Saja Prosesnya


Nikmati Saja Prosesnya

Alhamdulillah, pagi ini, saya berkesempatan menimba ilmu dari Dr. Ngainun Naim, M.Ag., figur yang –menurut saya, sederhana, supel, sekaligus berwibawa yang menjadi penjaga ‘Gawang Literasi’ di kampus dakwah dan peradaban. Kampus yang menjadi tempat di mana saya ditempa dengan berbagai proses yang penuh suka duka, mulai tahun 2002, ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi kampus dakwah dan peradaban yang kala itu masih kecil, belum banyak dikenal orang bernama STAIN, dengan status bergelar mahasiswa. Mengambil program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang berhasil saya selesaikan tepat waktu di tahun 2006.

Banyak hal yang saya dapatkan di kampus ini, tentunya dengan berbagai lika-likunya. Saya bangga dan bahagia bahwa saya bisa menimba ilmu di kampus ini, dan tentunya saya akan berusaha untuk mengabdikan diri di kampus ini, sesuai dengan kadar kemampuan yang saya miliki. Itulah hal yang mendasari saya untuk tetap memilih kampus ini sebagai tempat saya untuk menimba ilmu di jenjang berikutnya.

Minggu, 01 Maret 2020

Terkubur di Dalam Bumi Khumul


Terkubur di Dalam Bumi Khumul

Kebanyakan orang senang bila eksistensi dirinya diakui dan diketahui banyak orang. Merasa bangga dengan pujian dan sanjungan yang terucap dari tiap bibir yang bertemu dengannya. Bahkan tidak jarang, ada orang yang memaksakan dirinya agar lebih dikenal dan diakui ‘kehebatan’-nya padahal tidak satupun keistimewaan dan kehebatan itu melekat pada dirinya.

Seorang yang benar-benar hebat, dan memiliki keistimewaan umumnya justru hidup dalam kesederhanaan. Ia memilih untuk menyembunyikan apa yang dimilikinya agar tidak dikethui oleh orang lain, khawatir kalau-kalau kelebihan itu justru menjerumuskannya pada perilaku yang salah. Terjebak dalam bujuk rayu nafsu dan iblis yang kerap membuat orang tertipu pada ke-‘tenar’-an semu. Mereka lebih memilih mengubur dirinya dalam bumi ‘khumul’.