Selasa, 04 Februari 2020

Rapat Koordinasi Awal Pembelajaran Madin 2020


Rapat Koordinasi Awal Pembelajaran Madin Semester Genap 2020
Foto Mudir Bersama Asatidz Himasal

Senin, 03 Februari 2020, UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung mengadakan rapat koordinasi awal pembelajaran madin semester genap 2020. Hadir dalam kesempatan ini, Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. KH. Teguh, M.Ag., segenap murabbi, musyrifah serta seluruh asatidz Madin Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung.

Dalam kesempatan ini, Mudir Ma’had al-Jami’ah menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua asatidz yang dengan penuh komitmen telah menyelesaikan pembelajaran di semester ganjil dengan baik. Namun demikian, tetap saja perlu dilakukan evaluasi agar semakin baik ke depannya, serta mampu meningkatkan kualitas pembelajarannya di masa mendatang.


Selanjutnya beliau juga memberikan dorongan serta motivasi kepada seluruh asatidz agar lebih memperhatikan lagi hal-hal administratif terkait pembelajaran madin. Baik hal yang berkaitan dengan pengisian jurnal, ketepatan pengumpulannya, pengisian nilai dan seterusnya. Hal ini penting sehubungan kebutuhan ma’had khususnya dan kampus pada umumnya.

Adapun Rektor IAIN Tulungagung menyampaikan apresiasinya kepada seluruh asatidz yang telah membantu di Ma’had al-Jami’ah. Beliau berharap agar kerjasama yang baik itu terus bisa dilaksanakan bahkan bisa ditingkatkan, tidak sebatas mengajar di madin, melainkan meningkat pada wilayah-wilayah yang lain semisal penelitian.

Foto Mudir Bersama Asatidz LP Ma'arif

Beliau menyampaikan tentang pentingnya integrasi keilmuan pesantren dengan ilmu-ilmu di perguruan tinggi. Hal ini sangat penting melihat betapa perkembangan kehidupan sosial saat ini sangat kompleks dan sangat mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap perumusan ketetapan hukum yang tepat, dan benar sesuai dengan konteks hari ini.

Kemajuan teknologi telah menyebabkan rekayasa manusiawi dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, tentu sandaran hukum tidak boleh mandek dan terbatas pada apa yang tertuang dalam teks-teks semata. Mengapa? Karena di masa lalu, tentu persoalannya tidak sekompleks dan seribet hari ini. Inilah pentingnya ada kolaborasi antara nuansa ilmu pesantren dan ilmu-ilmu di perguruan tinggi sehingga produk hukum yang lahir benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sesuai fakta di lapangan dan tentunya tidak keluar dari kaidah-kaidah ilmu Islam klasik.

Foto Mudir Bersama Asatidz JQH

Adapun Muhamad Fatoni, selaku kabid madin di sesi akhir menyampaikan hal-hal terkait pembelajaran madin di semester genap yang akan datang. Ia menyampaikan bahwa pembelajaran madin ma’had al-jami’ah akan dimulai pada 10 Februari 2020. Ia juga menyampaikan agar kedisiplinan masuk kelas, pengumpulan administrasi supaya lebih ditingkatkan agar semua hal yang terkait dengan kebutuhan baik ma’had maupun kampus bisa dipenuhi dengan baik.

Harapannya ke depan, semoga Ma’had al-Jami’ah semakin meningkat ke depannya dan bisa menjadi uswah bagi PTKIN lain di Indonesia. Terakhir, harapan IAIN Tulungagung untuk beralih status menjadi UIN Sayyid Ali Rahmatullah bisa segera terealisasi. Aamiin

2 komentar:

  1. Mantab ustadz, bisa menjadi kampus percontohan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Mudah2an IAIN Tulungagung semakin maju dan jaya ke depannya, bisa menjadi yang terdepan di antara PTKIN yang lain. Aamiin...

      Hapus