Turunnya Lailatul Qadr


Turunnya Lailatul Qadr

Masih tentang lailatul qadr, malam yang penuh berkah, malam yang turunnya diharap-harapkan dan dinanti-nantikan semua umat Islam. Malam yang dikabarkan al-Qur’an lebih mulia dari seribu bulan. Siapa saja yang beramal shalih di malam itu, diyakini dilipatgandakan pahalanya bagaikan beramal seribu bulan dengan istiqamah. Lantas kapan turunnya?

Pada artikel sebelumnya penulis telah membahas bahwa turunnya lailatul qadr merupakan rahasia Allah Swt. Hanya Dia yang Maha Mengetahui. Dirahasiakan turunnya supaya umat Islam tidak terjebak dengan menjagakan amal di malam tersebut serta meninggalkan amal di selain-nya.


Meskipun turunnya lailatul qadr menjadi rahasia-Nya, namun para ulama memiliki prediksi mengenai kapan turunnya malam penuh barakah tersebut. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa ini sekedar prediksi, bukan hal yang pasti benarnya.

Syaikh Ahmad Yasin Asymuni al-Jaruni dalam kitabnya “Fadhailu Syahri Ramadhan” menyebutkan beberapa pendapat berkenaan dengan turunnya lailatul qadr. Lailatul qadr paling banyak diharapkan trurunnya di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dan yang paling kuat adalah adalah malam 27, -mungkin ini pendapat beliau karena pada point ini beliau tidak menyebutkan nama Imam yang meriwayatkan.

Menurut Imam Malik lailatul qadr turun di sepuluh malam-malam akhir bulan Ramadhan. Bagi Imam Malik, tidak ada yang diunggulkan di hari-hari tersebut antara malam yang satu dengan lainnya. Semua memiliki prosentase yang sama. Yang jelas bagi beliau, lailatul qadr di duga kuat turun di sepuluh malam yang terakhir, tanpa membedakan malam mana yang lebih kuat, ganjil atau genapnya, sama.

Imam Syafi’i juga memiliki pendapat yang sama dengan Malik. Lailatul qadr diharapkan turunnya pada malam-malam terakhir di sepuluh malam akhir bulan Ramadhan, hanya saja ia lebih berpegang pada malam 21. Artinya menurut Imam Syafi’i malam 21 lebih kuat dari 9 hari lainnya di sepuluh malam akhir Ramadhan.

Aisyah Ra. istri Rasulullah Saw. juga memiliki pendapat tersendiri sehubungan dengan turunnya lailatul qadr. Baginya, lailatul qadr turun di malam ke 29 bulan Ramadhan. Abu Burdah al-Aslamiy mengatakan bahwa lailatul qadr turun di malam 23 Ramadhan.

Abu Dzar dan Hasan juga memiliki pendapat berkenaan dengan turunnya lailatul qadr. Bagi beliau berdua lailatul qadar turun di malam 25 Ramadhan. Bilal juga meriwayatkan satu hadits dari Nabi Saw yang menyatakan bahwa lailatul qadr adalah malam 24 Ramadhan.

Ibnu Abbas dan Ubay bin Ka’ab mengatakan bahwa lailatul qadr itu adalah malam ke 27. Dalil yang menunjukkan bahwa malam 27 adalah malam yang paling kuat diturunkannya lailatul qadr adalah hadits yang diriwayatkan oleh Hanbal ra dengan sanad dari Ibnu Umar ra. yang menyatakan bahwa para sahabat tidak henti-hentinya menceritakan tentang apa yang mereka lihat di sepuluh malam yang terakhir. Rasulullah Saw berssabda, saya melihat apa yang kalian lihat itu, telah diriwayatkan oleh banyak orang di malam ke-7 dari sepuluh hari yang terakhir. Siapa yang ingin mencarinya, maka carilah di malam ke-7 dari sepuluh akhir Ramadhan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Lailatul qadr merupakan malam yang dirahasiakan turunnya. Oleh karena itu sebaiknya setiap muslim untuk selalu mengisi waktunya selama Ramadhan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Terlebih saat Ramadhan memasuki har-hari akhirnya. Saat detik-detik bulan yang dimuliakan Allah akan berlalu, sangat disayangkan tentunya, jika seorang muslim membiarkannya berlalu begitu saja tanpa mencoba untuk meraih keutamaannya.

Malam ini Insya Allah kita memasuki malam ke-27, bagi yang memulai puasanya di hari Jum’at, 24 April 2020. Berdasar hadits riwayat Bukhari, malam 27 sangat diharapkan turunnya lailatul qadr. Persiapkan hati dan fikiran, lahir dan batin untuk mengisi malam ke-27 ini. Semoga bertepatan dengan turunnya lailatul qadr. AAMIIN

Komentar