Jebakan Spiritual
Air Beriak Tanda tak Dalam, Air Tenang Menghanyutkan
Perjalanan mencari kesadaran kepada Allah Swt. bukan persoalan
mudah. Banyak halangan dan rintangan yang mesti dihadapi dan diselesaikan. Karena
itulah untuk menuju kepada wushul ilallah diperlukan guru spiritual yang
membimbingnya agar perjalanan itu tidak terhenti di tengah jalan.
Di masyarakat umum ada pemahaman bahwa kelebihan/karomah
yang dimiliki menunjukkan martabat kewaliannya. Ini merupakan pemahaman umum
yang ada di tengah-tengah masyarakat. Padahal, tidak tentu demikian.
Memang seorang salik yang dengan sungguh-sungguh beribadah dan mendekat kepada Allah Swt. umumnya ketika ia sampai pada martabat tertentu, Allah akan memberikan kepadanya bunga-bunga spiritual. Ada yang bisa menebak nasib orang di masa mendatang,-orang jawa menyebutnya “waskito”, ada yang bisa berjalan di atas air, ada yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan seterusnya.
Melihat berbagai kelebihan tersebut, tentu banya orang awam yang
beranggapan bahwa orang-orang yang diberikan kelebihan semacam itu telah
mencapai martabat tinggi di hadapan Allah Swt. Ijabahnya do’a dianggap sebagai
pertanda bahwa ia telah dekat kepada-Nya.
Nampaknya karomah kauniyah, boleh jadi menjadi pertanda bagi
seseorang bahwa ia adalah orang yang dekat dengan Allah, atau seorang wali. Akan
tetapi, tidak semua kelebihan yang diberikan tersebut bisa dijadikan “patokan”
bahwa ia adalah auliya’.
Ukuran kedekatan kepada Allah adalah “terpautnya hati” kepada-Nya.
Semakin lama hati sadar akan ke-‘hadir’-an Allah bersamanya semakin tinggi
martabatnya di sisi-Nya. Orang seperti ini, tidak lagi takjub pada urusan karomah
kauniyah, baginya Allah lebih menakjubkan dibanding dunia beserta isinya.
Banyak di antara salikin yang tanpa bimbingan “mursyid”
terjebak dengan bunga-bunga spiritual. Merasa takjub dengan ijabahnya do’a dan
berbagai karomah kauniyah yang muncul dari hasil riyadhoh yang
dikerjakannya. Mereka merasa telah sampai kepada Allah Swt. padahal mereka
belum sampai pada tujuan yang sesungguhnya yakni “wushul ilallaah”.
Peribahasa mengatakan, air beriak tanda tak dalam, air tenang
menghanyutkan. Orang-orang yang “kepincut” dan “takjub” dengan
bunga spiritual, seringkali menunjukkan kelebihannya kepada khalayak ramai dan
cenderung membangga-banggakannya. Sementara mereka yang sadar bahwa semua itu
hanyalah jebakan, semakin menundukkan kepala dan menyadari kekurangan yang ada
pada dirinya. Mereka umumnya berada di bawah bimbingan guru ruhani,-mursyid,
yang berpengalaman mengantarkan para salikin untuk sampai kepada tujuan
akhirnya, Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar