Dua Mata yang Tak Tersentuh Api Neraka
Kehidupan di dunia ini merupakan ujian bagi manusia. Ujian atas pengakuan
mereka sewaktu dirahim bahwa Allah adalah Tuhan. Semua menjawab ‘bala
syahidna’, ya kami bersaksi. Demikianlah kira-kira pernyataan setiap
manusia sebelum mereka terlahir di dunia ini.
Setelah manusia lahir dan melihat gemerlapnya kehidupan dunia,
banyak diantara mereka yang lupa akan pengakuan tersebut. Mereka berburu
gemerlapnya dunia tanpa mengenal waktu siang dan malam. Dihabiskannya waktu
sekedar untuk mencari kesenangan sesaat tanpa peduli bahwa mereka memiliki tanggung
jawab kepada Tuhan-nya. Tanggung jawab yang kelak pasti ditanyakan saat mereka
kembali kepada-Nya.
Naluri setiap orang pasti berharap bahwa bisa hidup bahagia baik di
dunia maupun di akhirat. Di dunia bisa hidup berkecukupan tanpa mengalami
kekurangan. Namun nyatanya tidak semua yang mereka harapkan bisa tercapai
bahkan saat mereka menginginkan sesuatu justru mereka diuji dengan keadaan yang
sebaliknya.
Saat ujian tiba, ada sebagian orang yang siap dengan ujian
tersebut. Menerima dengan ikhlas dan sadar sepenuhnya bahwa semua itu berasal
dari Allah Swt. Yang mereka lakukan tidak lain adalah berusaha untuk
menyelesaikan permasalah yang dihadapi, berusaha mencari solusi dan tetap
menyandarkan usahanya kepada kehendak Allah. Mereka adalah orang-orang yang
mendapatkan hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga tetap berjalan lurus pada jalan
yang telah ditentukan-Nya.
Sebagian lain, belum siap menghadapi ujian tersebut. Mengeluh,
berusaha lari dari masalah yang dihadapi, bahkan ada yang berputus asa. Merasa bahwa
Allah tidak adil pada dirinya dan saat putus asa menyapa, jalan terakhir yang
dilakukan adalah mengakhiri hidup dengan harapan lepas dari semua masalah yang
dihadapi.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita senantiasa menyadari
sepenuhnya bahwa setiap peristiwa yang ada di dunia ini bersumber dari satu
Dzat, Allah Swt. Tidak ada satu hal pun di dunia yang terjadi melainkan atas
iradah-Nya. Keyakinan ini harus ditanamkan di dalam hati agar dalam menjalani
kehidupan ini, kita bisa menjalaninya dengan hati yang bahagia meskipun banyak
ujian yang menerpa. Menjadi bak batu karang perkasa yang tak tergoyahkan oleh
badai ombak yang menerjang.
Untuk itu, selalu berpegang pada syari’at dan tuntunan-Nya melalui
ajaran Rasul-Nya, adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Siapapun yang
berharap kehidupan yang baik, baik di dunia terlebih di akhirat, harus
mengikuti tuntunan dan syariat yang diajarkannya.
Jika kita ingin supaya diselamatkan kelak di hari kiamat dari
panasnya api neraka, ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa ada dua mata yang
tak tersentuh oleh api neraka. Riwayat itu berbunyi:
عينان
لا تمسهما النار: عين بكت من خشية الله، وعين باتت تحرس في سبيل الله". (رواه
الترمذي)
Artinya: “Ada
dua mata yang tidak tersentuh api neraka; mata yang menangis karena takut
kepada Allah dan mata yang semalam berjaga (tidak tidur) di jalan Allah.” (HR. Turmudzi)
Kedua mata yang mampu menangis karena merasa takut kepada Allah,
merasa banyak dosa kepada-Nya, kemudian taubat dan berjanji untuk tidak
mengulangi kesalahan yang sama, ia akan diselamatkan kelak dari siksa api
neraka. Tentu, penunjukan mata ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak akan
dimasukkan ke dalam api neraka. Demikian halnya dengan mata yang tidak tidur di
malam hari untuk berjuang di jalan Allah, maka Allah juga akan menyelamatkannya
dari api neraka.
Komentar
Posting Komentar