Mengalir Saja
Setiap orang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Sukses dalam
arti memiliki harta berlimpah, pekerjaan yang mapan, jabatan yang tinggi dan
tentunya memiliki nama baik di tengah komunitas masyarakat. Namun untuk
mencapai hal tersebut, setiap orang memiliki cara yang tentunya dipengaruhi
oleh motivasi yang ada pada dirinya.
Peribahasa mengatakan, “Banyak jalan menuju Rhoma”. Satu tujuan
bisa memiliki banyak jalan. Itulah setidaknya yang bisa dipahami dari
peribahasa tersebut. Ini adalah fakta di lapangan bahwa memang banyak ragam
cara yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai tujuan hidup yang
dicita-citakannya.
Sebagai contoh sederhananya adalah saat mengikuti ujian CPNS. Ada sebagian
orang yang untuk meyakini bahwa ia bisa lulus ujian dengan belajar tekun,
mempelajari berbagai latihan soal-soal ujian CPNS. Ada lagi mereka yang pergi
ke rumah kyai, orang pintar sekedar minta do’anya supaya bisa lolos. Ada lagi
yang mengambil jalan pintas dengan mempercayai “broker” dengan merogoh “gocek”
yang tentunya ini juga masih pertanyaan besar kelolosannya. Ini ada sedikit
gambaran dari beragamnya cara orang untuk meraih apa yang dicita-citakan dalam
hidupnya.
Ada juga orang yang dalam proses mencapai tujuannya hanya mengalir
saja. Dia tidak terlalu berambisi, hanya menjalani setiap proses dengan
sebaik-baiknya. Soal hasil dia tidak terlalu berpikir, hanya yakin bahwa hasil
tidak mengkhianati proses.
Orang yang memiliki prinsip hidup mengalir saja, umumnya menjalani
setiap tahapan-tahapan dengan baik. Tidak terlalu “ngoyo” sehingga ia bisa
menikmati hidup dengan baik. Tidak mudah jatuh dalam kondisi terpuruk, stress
dan sejenisnya.
Prinsip hidup “mengalir saja” kerap kali justru menjanjikan
kesuksesan yang sesungguhnya bagi pemiliknya. Oleh karena itu, prinsip ini
semestinya dimiliki oleh seseorang yang ingin mencapai kesuksesan dalam arti
yang sesungguhnya.
Inspirasi ini juga ditularkan oleh Muhammad Luthfi Ghozali dalam
bukunya Ilmu Laduni Buah Amal dan Ibadah. Di dalam buku tersebut disampaikan
bahwa saat seseorang telah fana’ maka kehendaknya fana’ dalam
kehendak-Nya. Jika seorang telah fana’ dalam kehendak-Nya, maka
terbukalah sumber yang berasal dari sumber aslinya. Wallahu A’lam.
Komentar
Posting Komentar