IAIN Tulungagung, Kampus Dakwah dan Peradaban Santri Madin, Santri Berpotensi


IAIN Tulungagung, Kampus Dakwah dan Peradaban
Santri Madin, Santri Berpotensi

Semenjak IAIN Tulungagung mentahbiskan diri sebagai kampus dakwah dan peradaban, banyak inovasi dan terobosan baru yang diambil guna memperkuat kualitas mahasiswanya. Salah satu diantaranya adalah diberlakukannya program madin yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru pada dua semester pertama, baik mahasantri yang mukim di Ma’had al-Jami’ah maupun mahasantri non mukim Ma’had.

Program madin ini merupakan terobosan real yang banyak memberikan dampak positif bagi mahasiswa di lingkungan IAIN Tulungagung. Sebagaimana dimaklumi bahwa input mahasiswa baru di IAIN Tulungagung sangat beragam, ada yang sebelumnya pernah mengenyam pendidikan agama baik di pesantren maupun dari madrasah, bahkan ada yang sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan di pesantren maupun di madrasah seperti MTs dan MA.


Bisa dibayangkan tentunya bagaimana beragamnya kemampuan mahasiswa yang masuk dalam hal membaca al-Qur’an maupun pengetahuan agama. Tentunya dengan adanya kegiatan madin, setidaknya selama satu tahun para mahasiswa belajar agama dan bagi mereka yang belum mengenal dengan baik car abaca tulis al-Qur’an bisa mempelajari dan mendalaminya di tahun pertama ini.

Jika mereka merasa kurang dan ingin meneruskan kampus juga menyediakan kegiatan madin lanjutan yang dilaksanakan di malam hari. Program yang didesain sebagaimana pendidikan ala pesantren salaf dengan menggunakan system bandongan. Dengan program ini harapannya mahasiswa akan semakin memahami ajaran-ajaran agama Islam dari sumber asalnya yakni kitab-kitab turats yang menjadi peninggalan para ulama salaf sholih.

Meski akrab dengan dunia pesantren salaf, bukan berarti bahwa mahasantri IAIN Tulungagung tidak peka terhadap perkembangan zaman serta alergi dengan dunia literasi. Para mahasantri ternyata juga memiliki kepekaan terhadap perkembangan zaman serta menyadari betul betapa pentingnya mengabadikan ilmu, pengalaman dan sebagainya melalui tulisan.

Sebagai buktinya pada hari ini, telah terbit satu buku karya mahasiswa Madin IAIN Tulungagung berjudul “Sang Santri: Perjalanan Mencari Barakah Kyai”. Karya ini merupakan karya perdana mahasantri yang layak untuk mendapatkan apresiasi. Di usia mereka yang relative masih dini dan dalam proses belajar mereka telah menerbitkan satu karya yang luar biasa. Tentu hal ini menunjukkan adanya potensi besar yang ada pada diri mereka.

Dengan terbitnya karya ini, tentu menjadi jembatan emas sekaligus menjadi bukti bahwa ada potensi besar yang ada pada diri mahasantri. Saya optimis bahwa di tangan-tangan mahasantri ini, ke depan IAIN Tulungagung akan semakin membuktikan kualitasnya serta semakin mentahbiskan dirinya bukan hanya sebagai kampus dakwah dan peradaban melainkan juga kampus dengan giat “Terkuat Literasinya” di bawah Komando Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI. Sang Pendekar dan Penggerak Literasi.

Ke depan, IAIN Tulungagung akan menjadi pusat dari Islam di wilayah Nusantara atau bahkan di dunia, jika mahasiswanya dengan telaten terus melahirkan karya seperti ini. Sekali lagi saya turut bangga dan mengapresiasi capaian mahasantri angkatan 2018 dan sangat berharap ke depan semua mahasantri bisa melahirkan karya di tiap angkatannya.

Komentar