Hari Tarwiyah
Bulan Dzulhijjah termasuk salah satu bulan itimewa dalam Islam. Di bulan ini, umat
muslim merayakan lebaran idul adha yang akrab dengan istilah lebaran kurban.
Lebaran dimana umat muslim menyembelih kurban sebagai bentuk upaya untuk mendekatkan
diri kepada Allah Swt. Di bulan ini juga umat muslim disunahkan agar menunaikan
puasa dua hari, yakni puasa tarwiyah dan puasa arafah. Pada artikel ini saya
sedikit membahas tentang hari tarwiyah.
Secara sederhana semua umat muslim memahami
bahwa hari tarwiyah adalah hari ke-8 dari bulan Dzulhijjah. Namun tidak semua
umat muslim memahami mengapa hari tersebut dikenal dengan hari tarwiyyah.
Untuk memahami hal ini, saya sakan menyajikan
satu riwayat yang menjelaskan mengapa hari tersebut disebut sebagai hari
tarwiyyah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: إِنَّمَا سُمِّيَتْ تَرْوِيَةً وَعَرَفَةَ؛ لِأَنَّ
إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَاهُ الْوَحْيُ فِي مَنَامِهِ أَنْ يَذْبَحَ
ابْنَهُ، فَرُئِيَ فِي نَفْسِهِ أَمِنَ اللَّهِ هَذَا أَمْ مِنَ الشَّيْطَانِ؟
وَأَصْبَحَ صَائِمًا فَلَمَّا كَانَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ أَتَاهُ الْوَحْيُ فَعَرَفَ
أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِ فَسُمِّيَتْ عَرَفَةَ
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, ia
berkata: (Hari itu) dinamakan hari tarwiyah dan arafah, karena Ibrahim As.
mendapatkan wahyu dalam tidurnya untuk menyembelih putranya, kemudian dia
berpikir dalam dirinya sendiri apakah ini berasal dari Allah atau dari setan? Kemudian
ia berpuasa, maka pada malam arafah ia mendapatkan wahyu dan dia mengetahui
bahwa wahyu itu benar dari Tuhannya, kemudian hari itu disebut hari arafah”.
Penamaan tarwiyah tidak bisa
dipisahkan dari peristiwa sejarah yang dialami oleh Nabi Ibrahim As. Beliau
mendapat wahyu melalui mimpinya. Sebagaimana disebutkan dalam satu riwayat hadits,
bahwa mimpi yang baik (ru’yah al-shalihah), termasuk bagian diantara 40
cara Nabi menerima wahyu.
Nabi Ibrahim As. menerima wahyu
melalui mimpinya agar ia menyembelih putranya, Ismail yang saat itu masih mulai
belajar berjalan. Tentu, sebagai seorang ayah ia memiliki kecintaan yang luar
biasa terhadap putranya. Saat wahyu datang melalui mimpinya untuk menyembelih
putranya, tentu ada keraguan apakah benar Tuhan/Allah memerintahkannya untuk
menyembelih putranya, atau hal itu merupakan tipuan dari setan semata?
Sebagai seorang yang beriman dia
menjalankan puasa untuk meminta petunjuk kepada Allah Swt. apakah benar
perintah itu berasal dari Allah ataukah berasal dari setan. Nah, keraguan
itulah yang menyebabkan hari tersebut disebut sebagai hari tarwiyyah.
Umat muslim diperintahkan untuk
mengikuti agama Nabi Ibrahim yang lurus. Hal ini sebagaimana disebutkan di
dalam al-Qur’an Surat Ali Imran (3); 95, al-Nisa’ (4); 125, al-Nahl (16); 123. Karena
itulah kita diperintahkan juga untuk melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah
ditanggal 8 dan 9. Oleh karena itu menjalankan puasa di hari tarwiyah termasuk
diantara cara kita mengikuti tuntunan Nabi Ibrahim As.
Adapun mengenai niat untuk
menjalankan puasa tarwiyah ada beberapa redaksi yang bisa dijadikan rujukan,
diantaranya adalah:
1. نَوَيْتُ
صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
2. نَوَيْتُ
صَوْمَ التَّرْوِيَّةِ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالَى
3. نَوَيْتُ
صَوْمَ هَذَاالْيَوْمَ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَّرْوِيَّةِ
Komentar
Posting Komentar