Syafa'at


Syafaa’at

Sudah menjadi keyakinan umat muslim bahwa siapa saja yang senantiasa menjalin hubungan baik dengan Rasulullah Saw. melalui shalawat serta memperbaiki shalawatnya akan menerima kegembiraan dengan syafaatnya. Syafa’at artinya pertolongan, yakni pertolongan dari Rasulullah Saw. bagi umatnya.

Memang secara hakiki segala sesuatu ada pada ketentuan Allah Swt. Dia-lah pemegang segala urusan di dunia ini. Akan tetapi, dalam praktiknya, Allah menginginkan sunnah-Nya tetap berjalan. Segala urusan diciptakan-Nya melalui proses agar manusia mau berusaha dalam hidupnya. Tidak ada yang instan, semua urusan membutuhkan proses.


Demikian halnya dengan penciptaan alam beserta seluruh isinya. Penciptaan alam merupakan proses yang berkelanjutan. Pada awalnya Dia, ada dalam ke-Esa-annya tanpa ada seorangpun yang mengenal-Nya, karena belum ada makhlukpun yang dicipta. Karena itu, Dia menciptakan makhluk, yang dengan-Nya sesuatu menjadi ada.

Makhluk pertama yang dicipta adalah nur Muhammad. Karena adanya nur Muhammad inilah dunia beserta isinya ini ada. Masyhur disebutkan dalam riwayat, “Seandainya tanpa engkau (wahai Muhammad), Aku tidak menciptakan cakrawala.”

Berkenaan dengan syafaat dari Rasulullah Saw. orang yang paling beruntung dengan syafaatnya kelak di hari kiamat adalah orang yang membaca Laa Ilaaha Illa Allah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya. Disebutkan dalam sebuah hadits:

يارسو ل الله من أسعد الناس بشفاعتك يوم القيامة؟ قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم: لقد ظننت يا أبا هريرة أن لا يسألني عن هذا الحديث أحد أول منك لما رأيت من حرصك على الحديث. أسعد الناس بشفاعتي يوم القيامة من قال لا إله إلا الله خالصا من قلبه أو نفسه.

Artinya: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling beruntung mendapatkan syafaatmu di hari kiamat?” Rasulullah Saw. menjawab, “Wahai Abu Hurairah, sungguh aku telah menduga bahwa tidak ada seorangpun sebelum engkau  yang bertanya kepadaku tentang hadits ini, ketika aku melihat semangatmu terhadap hadits. Manusia paling beruntung yang mendapatkan syafaatku di hari kiamat adalah yang berkata, Laa Ilaaha Illa Allah (Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah) bersih serta ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR. Bukhari)

Komentar