Jumat, 17 Januari 2020

Di Balik Mujahadah 40 Hari


Di Balik Mujahadah 40 Hari

Bagi para pengamal shalawat wahidiyah, tentu istilah mujahadah 40-an bukan perkara asing. Sudah bisa dipastikan bahwa mereka yang telah mengamalkan shalawat wahidiyah pernah mengamalkan mujahadah 40-an, setidaknya di awal mereka mulai ikut serta mengamalkan shalawat wahidiyah. Jika para pengamal tersebut konsisten, pasti mereka tidak akan pernah melewatkan moment mujahadah 40-an yang biasanya dilaksanakan dua kali dalam setahun, yakni menjelang mujahadah kubro muharam dan mujahadah kubro rajab sebagaimana yang dimulai pada tadi malam.

Ya, shalawat wahidiyah merupakan amalan shalawat yang dita’lif oleh ulama asli Indonesia, dari bumi Kediri, tepatnya di Desa Bandari Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Shalawat ini dita’lif oleh Mbahk KH. Abdoel Madjied Ma’roef, Qs. Wa Ra., seorang kyai kharismatik pengasuh pondok pesantren Kedunglo yang saat ini dikenal dengan nama Pondok Pesantren Kedunglo al-Munadhdharah.

Kamis, 16 Januari 2020

Lupa Jalan ke-Surga


Lupa Jalan ke-Surga

Setiap muslim tentu mendambakan surga, seperti apapun keberadaannya, dan bagaimananpun kondisinya. Tak ada seorangpun yang berharap akhir kehidupannya kelak di akhirat berada di tempat penyiksaan terakhir yang kekal abadi, yakni neraka.

Surga selalu dirindukan oleh setiap muslim, baik laki maupun perempuan. Namun sayangnya, banyak orang yang merindukannya, namun melupakan jalan menuju ke sana. Jalan yang semestinya ditempuh dan dilaluinya, agar ia sampai pada tujuannya yang dirindukan, surga tempat yang dijanjikan bagi mereka yang beriman yang dipenuhi dengan kenikmatan. Lantas apa sebenarnya jalan menuju surga itu?

Tadabbur ke Jurang Senggani


Tadabbur ke Jurang Senggani

Rutinitas keseharian yang banyak menyita tenaga dan fikiran kerap kali menjadikan seseorang merasa jenuh dan stress. Hal ini tentu akan menyebabkan hasil kinerjanya tidak maksimal karena bekerja setengah atau bahkan tidak sampai setengah hati. Di saat seperti itulah, seseorang memerlukan istirahat dan refreshing, sekedar untuk mengembalikan kondisi seseorang pada kondisi prima.

Rabu, 15 Januari 2020, kami mengadakan tadabbur alam ke salah satu Eco Wisata dan Bumi Perkemahan, tepatnya di daerah Kecamatan Sendang Kabupaten Tulugagung. Tempat ini berada di puncak Gunung Wilis, dengan kondisi alam yang asri, sejuk dengan pesona alamnya yang menawan.

Selasa, 14 Januari 2020

Pembukaan KKN Gadungan 2020


Pembukaan KKN Gadungan

Selasa, 14 Januari 2020, saya menuju ke Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Blitar. Perjalanan saya mulai dari kampus IAIN Tulungagung. Saya memang orang Blitar, akan tetapi saya kurang begitu menguasai medan, karena itu dalam perjalanan  ke Desa Gadungan ini, saya mengandalkan petunjuk dari Mbah Google, melalui aplikasi Google Map.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua jam. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang saya sampai di tempat tujuan, yakni Balai Desa Gadungan. Saya langsung disambut oleh mahasiswa peserta KKN dan dipersilahkan masuk ke kantor Balai Desa untuk sowan dan beramah tamah dengan Kepala Desa Gadungan, Bapak Didit Setiabudi, S.Pd. dan perangkat desa yang hadir.

Senin, 13 Januari 2020

Nafasmu Adalah Takdirmu


Nafasmu Adalah Takdirmu

Artikel ini bermula dari pernyataan Ibnu Athaillah dalam al-Hikamnya. Ia mengatakan, “Pada setiap nafas yang engkau hembuskan terdapat takdir/ketentuan Tuhan yang Dia selenggarakan pada saat itu juga”.

Pada setiap unit terkecil dalam hidup kita sesungguhnya ada ketentuan/takdir Allah yang turut menyertainya. Tidak satu makhlukpun di dunia ini yang bisa keluar dari ketentuan/takdir-Nya. Takdir itu telah ditetapkan-Nya, jauh sebelum makhluk tercipta di dunia ini.

Ini tidak berarti bahwa makhluk/manusia tidak memiliki peran sama sekali dalam hidu\pnya/majbur. Bukan itu yang diinginkan. Ya, benar memang segala sesuatu telah ditentukan oleh-Nya. Tetapi takdir-Nya ada yang bersifat mubram dan ada pula yang mu’allaq. Pada wilayah mu’allaq inilah manusia dituntut untuk memilih dan menentukan takdir-Nya sesuai dengan keinginannya.

Minggu, 12 Januari 2020

Kafir Di Dalam Ketaatan


Kafir Di Dalam Ketaatan

Artikel ini terisnpirasi dari kitab al-Hikam, “Sesiapa saja yang melihat wujud alam raya ini, tetapi tidak melihat Yang Maha Benar di sana, maka sesungguhnya dia belum mendapatkan cahaya, dan awan-awan jejak wujud-Nya masih menghijabnya, menghalanginya untuk melihat matahari pengetahuan tentang hakikat-Nya.”

Mutiara hikmah Ibnu Athaillah memiliki makna yang mendalam bagi siapa saja yang mau berpikir, tafakkur, merenungkan tentang kandungan isinya. Tuhan/Allah merupakan perbendaharaan yang terpendam, yang tidak seorang pun mengenal-Nya. Tetapi, Ia tidak selamanya ingin tetap berada dalam kerahasiaan-Nya. Dia ingin dikenal dan diketahui, karenanya Ia menciptakan makhluk dan segala bentuk ciptaan agar ia dikenal.

Sabtu, 11 Januari 2020

Berkunjung Ke Kota Gudeg


Berkunjung Ke Kota Gudeg

Jum’at, 10 Januari 2020, menjadi moment berharga bagi saya. Saya yang masih belum terlalu banyak pengalaman melanglang buana mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di Kota Gudeg, Yogyakarta. Tentu, ini bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di bumi keraton, tetapi tujuan utamanya lah yang kali pertama saya kunjungi, yakni UIN Sunan Kalijaga, salah satu kampus dengan nama besar di deretan PTKIN.

Saya berangkat beserta rombongan dari kampus tercinta, -IAIN Tulungagung yang sebentar lagi menjadi UIN, pada pukul 00.00 wib dini hari. Kami berkumpul di depan rektorat, untuk kemudian bersama dengan rombongan menuju ke kota Gudeg.

Pada awalnya perjalanan ini direncanakan melalui jalur selatan, namun karena sesuatu dan lain hal, dan karena pertimbangan lain, sopir mengalihkan jalur perjalanan ke arah utara melalui jalur TOL. Husnudzan saja, bahwa ini adalah perjalanan yang terbaik menurut-Nya.

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله Ø£َÙƒْبَرُ (×Ù£) اُلله Ø£َÙƒْبَرُ (×Ù£) اُلله اَكبَرُ (×Ù£) اُلله Ø£َÙƒْبَرُ ÙƒُÙ„َّÙ…َا...