Tadabbur ke Jurang Senggani


Tadabbur ke Jurang Senggani

Rutinitas keseharian yang banyak menyita tenaga dan fikiran kerap kali menjadikan seseorang merasa jenuh dan stress. Hal ini tentu akan menyebabkan hasil kinerjanya tidak maksimal karena bekerja setengah atau bahkan tidak sampai setengah hati. Di saat seperti itulah, seseorang memerlukan istirahat dan refreshing, sekedar untuk mengembalikan kondisi seseorang pada kondisi prima.

Rabu, 15 Januari 2020, kami mengadakan tadabbur alam ke salah satu Eco Wisata dan Bumi Perkemahan, tepatnya di daerah Kecamatan Sendang Kabupaten Tulugagung. Tempat ini berada di puncak Gunung Wilis, dengan kondisi alam yang asri, sejuk dengan pesona alamnya yang menawan.


Perjalanan tidak memerlukan waktu yang lama, hanya sekitar satu jam, kami telah sampai di tempat tujuan. Sesampai di tempat tujuan, sejenak kami beristirahat sambil mengagumi pesona alam yang nampak sangat elok. Sungguh, hal ini semakin menunjukkan betapa keagungan Allah sebagai Pencipta Alam.

Setelah merasa cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Jurang Senggani. Sepanjang jalan kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah. Jalan yang kami lalui menanjak dengan pepohonan pinus di sekelilingnya. Udaranya sangat segar menandakan lingkungan di sekitar daerah tersebut belum terkontaminasi dengan polusi udara.

Jika mengacu pada papan jarak lokasi parkir dengan lokasi Jurang Senggani tertulis 4 km. Namun setelah kami menyusuri jalannya, agaknya lebih dari 4 km. Kami terus menyusuri jalan sambil ‘guyonan’ sekedar untuk mengurangi rasa capek.

Kami terus melangkah hingga rasa capek mengalahkan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah angkringan di ujung jalan. Kebetulan saat itu ada dua orang pekerja yang sedang mencari ‘getah pinus’. Kami menanyakan apakah jarak menuju ke Jurang Senggani sudah dekat? Ternyata menurut bapak-bapak tersebut, jarak menuju ke Jurang Senggani masih sekitar 3 km lagi, padahal kami merasa bahwa perjalanan yang kami tempuh sudah lebih dari 3 km.

Pada akhirnya, kami memutuskan untuk kembali karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Sebelumnya, kami tidak membawa bekal sebagai persiapan sehingga hal tersebut juga menjadi penghambat perjalanan kami. Selain itu, cuaca langit yang mulai menjatuhkan rintik-rintik gerimisnya menambah khawatir karena kondisi jalan yang cukup licin.

Sesampai di tempat parkir, segera kami bergegas melaksankan shalat dhuhur sembari mengistirahatkan diri. Setelah itu kami memutuskan kembali karena sudah merasa lapar dan perlu untuk segera mengisi amunisi. Semoga waktu yang lain bisa berkunjung dan mencapai tujuan yang belum  tercapai.

Komentar