Kunci Hidup Sehat


Kunci Hidup Sehat

Setiap orang tentu mendambakan hidup sehat. Kesehatan itu sangat mahal harganya. Tidak bisa dinilai dengan materi. Jika tidak percaya, pergi saja ke rumah sakit. Di sana anda akan mendapati orang-orang yang berjuang untuk medapatkan kesehata, tidak peduli berapa rupiah yang mereka keluarkan, asalkan kesehatan bisa mereka dapatkan, mereka rela membelinya. Sayangnya, saat sehat mereka sering lupa akan mahalnya hidup sehat hingga mereka melupakan kunci hidup sehat. Lantas apa yang menjadi kunci sehat itu?

Maaf saya bukan seorang dokter yang bisa menjelaskan kunci hidup sehat secara detail menurut dunia kedokteran. Saya hanya berusaha untuk mengurai kunci hidup sehat berdasarkan pengetahuan yang saya miliki saja. Percaya atau tidak, semua saya kembalikan pada para pembaca karena tentu saya tidak bisa memaksakan pendapat saya.


Menurut saya, kunci hidup sehat itu ada empat, yaitu makanan halal, sedekah, husnudzan dan tidak berambisi. Sederhana kelihatannya, namun patut untuk kita analisa secara mendalam. Empat hal tersebut adalah kunci hidup sehat, sehat secara jasmani/fisik dan ruhani/mental. Saya akan menguraikannya satu persatu semampu saya.

Pertama, makanan halal. Makanan halal memiliki peran penting bagi kesehatan manusia. Perlu kita ingat, setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, pada akhirnya akan berubah menjadi darah, daging, tenaga dan sebagainya yang menentukan aktifitas kita ke depannya.

Makanan yang halal yang masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi energi positif yang dengannya seseorang akan merasa tenang, nyaman dalam menjalani hidup. Selain itu ia akan mendorongnya untuk senantiasa berperilaku positif dan bukan perilaku negatif. Makanan yang halal akan menjadikan kinerja seluruh organ tubuh lancar, normal sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing tanpa khawatir terjadinya overlapping.

Kedua sedekah. Sedekah bisa membuat kita sehat. Rizki yang kita dapatkan mungkin saja berasal dari cara yang halal dan tidak bercampur dengan cara yang diharamkan. Tetapi, tetap saja bahwa di dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang lain yang mesti kita berikan kepadanya, baik ia meminta maupun tidak. Jika kita yakin, rizki yang kita miliki itu berasal dari rizki yang halal, jangan lupa keluarkan sedekahnya, dan berikan zakatnya. Ingat, meski itu hanya seribu rupiah yang kita dapatkan, di situ tetap saja ada hak orang lain yang harus kita berikan.

Jika semua hak orang lain sudah kita berikan, tentu kebahagiaan dan ketenangan hiduplah yang kita dapatkan. Ketenangan itu menjadi kunci bagi kita hidup sehat. Karena itu, cobalah untuk senantiasa mengoreksi diri dalam setiap waktu dan kesempatan. Apakah semua rizki yang kita miliki sudah kita keluarkan sedekahnya dan zakatnya. Jika belum, pantas saja kesehatan kita seringkali terganggu. Mungkin Allah mengambil hak orang lain yang ada pada harta kita dengan cara memaksa, membuat kita sakit, terjatuh dalam sebuah kecelakaan misalnya, atau bentuk musibah lainnya. Ingat Allah Maha Adil dan selalu memberikan hak kepada mereka yang mempunyai hak. Dengan memperbanyak sedekah, harta yang kita miliki semakin besar kemungkinannya bersih dari hak-hak orang lain. Karenanya ia bisa menjadi kunci kesehatan hidup di dunia ini.

Ketiga husnudzan, positif thinking, berbaik sangka. Husnudzan penting artinya bagi setiap orang untuk tetap berada pada kondisi sehat, baik secara fisik maupun mental. Berprasangka baik tidak melulu ditujukan pada seseorang yang sedang kita lihat, akan tetapi kepada semua hal yang terjadi di dunia ini, bahkan prasangka baik terhadap musibah yang sedang menimpa diri.

Husnudzan sesungguhnya merupakan ajaran agama islam yang tidak hanya menyentuh aspek religiusitas, lebih dari itu ia juga menyentuh aspek humanitis, dan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Husnudzan merupakan sikap positif yang ditunjukkan seseorang dalam mensikapi seluruh proses kehidupan tanpa berusaha mencari ‘kambing hitam’.

Sikap ini sangat baik bagi seseorang karena dengannya ia bisa mengubah setiap energi negatif menjadi energi positif dan positif menjadi yang lebih positif lagi. Dengannya, maka kesehatan fisik dan mental akan semakin membaik sehingga ia hidup dalam keadaan sehat dan bahagia.

Keempat tidak berambisi. Cita-cita itu boleh dan harus dimiliki setiap orang, tetapi jangan berambisi. Ambisi itu bermula dari nafsu ananiyah yang merasa lebih dibandingkan yang lain. Jika himmah dan cita-cita akan menjadikan seseorang termotivasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan berusaha keras tanpa lelah disertai kesungguhan dan do’a, lain halnya dengan ambisi. Ambisi seringkali mendorong seseorang untuk berperilaku menyimpang dan keluar dari jalur yang dibenarkan. Perilaku ini kerapkali menjerembabkan seseorang pada lembah kenistaan.

Orang yang berambisi hanya akan menyiksa diri. Jika ambisinya tercapai, ia jatuh pada kesombongan yang berujuang pada sikap lalai, sementara jika ambisinya tidak tercapai, ia semakin terpuruk dalam kekecewaan bahkan keterputusasaan. Akibatnya, ia akan mengalami depresi dan stress berkepanjangan yang tentu akan mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.

Dari keempat hal tersebut, sesungguhnya muara kuncinya berada pada aspek makanan halal yang masuk pada tubuh kita. Jika anda pernah mengaji kitab tasawuf kecil, namun syarat makna mendalam yang di taklif oleh Syaikh Abdul Wahab al-Sya’rani, yakni Minahus Saniyyah, anda akan tahu jawabannya. Setiap makanan yang masuk pada tubuh manusia, akan meminta haknya. Jika makanan itu berasal dari makanan halal, maka haknya adalah kesehatan fisik dan mental serta ketaatan kepada Allah sebagai Tuhannya. Sebaliknya, jika ia berasal dari sesuatu yang haram, maka haknya adalah digunakan untuk kemaksiatan dan puncaknya adalah turunnya balak/sakit bagi bagian tubuh yang tersusun darinya,-makanan haram itu.

Komentar