Shalawat
Wahidiyah
Artikel
ini saya tulis untuk menjawab pertanyaan akhina fillah, pada akun Dahroni Mukti
perihal shalawat wahidiyah. Semoga artikel ini bisa membantu beliau untuk
setidaknya mengetahui, memahami dan syukur-syukur bila berkenan mengamalkan. Insya
Allah banyak faidah dan manfaat lain di samping faidah yang telah tertera di
dalam lembaran shalawat wahidiyah, yakni untuk menjernihkan hati dan ma’rifat
billah.
Perlu
diketahui bahwa shalawat wahidiyah merupakan shalawat yang dita’lif/dikarang
oleh Mbah KH. Abdoel Madjied Ma’reof Qs. Wa Ra. Dari Pondok Pesantren Kedunglo
al-Munadhdhoroh dari Desa Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Saat ini
penerusnya adalah Kanjeng Romo KH. Abdul Lathief Madjied Ra. Putra beliau Mbah KH. Abdoel
Madjied Qs. Wa Ra.
Semakin
hari jumlah pengamal shalawat wahidiyah kian meningkat, bukan hanya di nusantara/Indonesia
bahkan sudah banyak tersebar di berbagai manca negeri seperti Malaysia, Brunei
Darussalam, Hongkong, Arab Saudi, Belanda dan lainnya. Al-Hamdulillah mulai
tahun 2019 telah dilaksanakan mujahadah nisfusanah luar negeri, diantaranya di
Malaysia dan Hongkong.
Semua
perkembangan tersebut tentu merupakan anugerah dari Allah Swt. yang harus
disyukuri, bukan sekedar untuk dibanggakan apalagi disombongkan. Bahkan dengan
pesatnya perkembangan perjuangan, beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Lathief Madjied
Ra. Selalu mengingatkan kepada semua pengamal agar senantiasa mawas diri, terus
introspeksi diri, jangan sampai ini menjadi ‘istidraj’ yang bisa melalaikan
semua pengamal dari tujuan yang sesungguhnya yakni taqarrub kepada Allah Swt wa
Rasulihi Saw.
Shalawat
wahidiyah saat ini memiliki bentuk organisasi perjuangan yang menaunginya,
yakni Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo al-Munadhdhoroh.
Keberadaan yayasan ini sebagai sebuah wasilah untuk mengajak umat dan
masyarakat kembali ‘Fafirruu Ilallaah wa Rasulihi Saw’, mengajak umat kembali
mengabdikan diri kepada Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah Saw.
Shalwat
ini disebut dengan shalawat wahidiyah karena diambil dari asma’ al-a’dzam
yang berada pada rangkaian shalawat yang pertama, yakni kata wahid. Shalawat pertama
inilah yang dikenal dengan shalawat wahidiyah. Perlu diketahui bahwa shalawat
wahidiyah terdiri dari beberapa rangkain shalawat yang secara keseluruhan
nantinya dikenal dengan shalawat wahidiyah karena diambil dari rangkain
shalawat yang pertama.
Adapun
rangkain shalawat yang ada di dalam shalawat wahidiyah di antaranya adalah
shalawat wahidiyah pada rangkaian urutan shalawat yang pertama, kemudian
shalawat ma’rifat, disusul shalawat tsaljul qulub fi hararatil qulub,
nida’, istighosah, shalawat perjuangan, do’a untuk seluruh makhluk dan negara,
serta seruan untuk kembali kepada Allah. Semua itu dirangkai dalam bentuk
amalan shalawat yang dikenal dengan shalawat wahidiyah.
Mengapa
Mbah KH. Abdoel Madjied Ma’roef Qs. Wa Ra. Memilih do’a shalawat? Hal ini
didasarkan pada banyak riwayat baik dari hadits maupun aqwa>l ulama>’
yang secara garis besarnya menyatakan bahwa amalan yang paling mudah tetapi
banyak manfaatnya dan tidak membutuhkan syarat yang berat adalah amalan yang
berbentuk shalaw\at. Bahkan menurut keterangan shalawat bisa diamalkan oleh
siapa saja, tanpa pandang bulu dan golongan, dari semua tingkatan meskipun
tanpa seorang guru. Karena itu, Mbah KH. Abdoel Madjied Ma’roef Qs. Wa Ra. Menegaskan
bahwa di dalam shalawat wahidiyah kita bersama-sama berjuang menuju ‘wushul’
kepada Allah wa Rasulihi Saw., meskipun,-menurut hemat penulis, sesungguhnyahal
ini merupakan bentuk ketawadlu’an dari beliau muallif. Sejatinya, tetap saja
beliau muallif dan Kanjeng Romo KH. Abdul Lathief Madjied Ra. Merupakan guru
bagi seluruh pengamal shalawat wahidiyah di manapun berada.
Meskipun
secara jelas tertera bahwa faidah shalawat wahidiyah adalah untuk menjernihkan
hati dan ma’rifat billah, namun banyak pengalaman dari mereka yang telah
mengamalkan shalawat wahidiyah yang memetik manfaat lain darinya. Sebagai misal
dalam hal pertanian ada banyak manfaatnya, termasuk ada tuntunan mujahadah
pertanian, kecerdasan, keamanan, obat dan sebagainya juga ada di dalamnya.
Salah
satu rahasianya,-sebagaimana yang didawuhkan oleh Kanjeng Romo KH. Abdul
Lathief Madjied Ra., pada kesempatan mujahadah rubu’ussanah di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar, mengapa shalawat wahidiyah ini begitu cepat tersiar
dan diterima oleh banyak masyarakat, adalah karena di balik rangkaian shalawat
wahidiyah terselip kebutuhan kehidupan. Artinya selain shalawat ini digunakan
untuk taqarrub kepada Allah, namun di dalamnya juga terdapat do’a yang
diselipkan untuk menyelesaikan urusan-urusan kehidupan. Karena itu, shalawat
wahidiyah ibarat obat, memadukan antara obat dengan makanan yang disukai oleh
orang pada umumnya. Umumnya obat pait, tetapi ada obat yang tidak pait karena
diramu dengan unsur lain yang membuatnya disukai oleh banyak orang. Begitulah kira-kira.
Al-hamdulillah
banyak orang yang dulunya preman, akhirnya taubat setelah mengamalkan shalawat
wahidiyah. Banyak juga non muslim yang turut serta mengamalkan wahidiyah
akhirnya tanpa ada yang menyuruh juga meminta untuk diislamkan, sebagaimana
yang terjadi pada nisfusanah hongkong kemarin, seorang non muslim berkebangsaan
Philipina juga minta diislamkan/dibimbing mengucapkan syahadat oleh Kanjeng
Romo KH. Abdul Lathief Madjied Ra. Bisa di cek di akun Youtube dengan nama
sholih 717, barakah nisfusanah hongkong warga filipina minta diislamkan.
Tentu
masih banyak yang lainnya. Semua itu, tentunya merupakan hidayah Allah Swt. dan
syafa’at Rasulullah Saw., oleh karenanya harus disyukuri, bukan dibanggakan
apalagi disombongkan. Oleh karena itu, beliau Mbah KH. Abdoel Madjied Qs. Wa Ra.
Yang diteruskan oleh Kanjeng Romo KH. Abdul Lathief Madjied Ra. Senantiasa mengajak
untuk koreksi diri, dan terus menerus membiasakan diri agar tadharru’ dan
tadzallul di hadapan Allah Swt. Tidak dibenarkan bagi siapapun yang mengaku
sebagai ‘pengamal wahidiyah’ untuk berbangga diri, menyombongkan diri, merasa
lebih baik dan benar dari yang lainnya, apalagi sampai mencerca dan memaki yang
lainnya.
Adapun
rangkaian shalawat wahidah adalah sebagai berikut:
ألصَّـلَوَاتِ الوَاحِـدِيَّةِ
SHALAWAT WAHIDIYAH
SHALAWAT WAHIDIYAH BERFAIDAH MENJERNIHKAN
HATI DAN MA’RIFAT BILLAH WA RASUULIHI SAW.
BOLEH DIAMALKAN SIAPA SAJA, BAIK
LAKI-LAKI, PEREMPUAN, TUA, MUDA
DARI ALIRAN ATAU GOLONGAN DAN BANGSA MANAPUN JUGA,
TIDAK PANDANG BULU.
F A F I R R U U I L A L L
A A H – LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH
CARA PENGAMALAN
1. Harus niat semata-mata
mengabdikan diri, beribadah kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih, serta
memulyakan dan mencintai Nabi Muhammad saw. maka dalam pengamalannya supaya
benar-benar merasa dihadapan beliau Nabi saw (istihdlor) disertai adab (tata
krama) sepenuh hati, ta’dzim (memulyakan), mahabbah (mencintai)
semurni-murninya.
2. Untuk tahap awal,
diamalkan selama 40 hari berturut-turut sesuai dengan bilangan/aurod mujahadah
dibawah ini dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore atau malam hari. Boleh
juga diamalkan selama 7 hari berturut-turut , akan tetapi bilangan/aurod
mujahadah 40 hari dilipatgandakan sepuluh kali lipat.
3. Setelah mengamalkan 40
hari / 7 hari, bilangan/aurod mujahadah boleh dikurangi sebagian atau
seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak. Boleh mengamalkan
sendiri-sendiri, akan tetapi berjama’ah dengan keluarga atau masyarakat satu
kampung lebih dianjurkan. Bagi kaum wanita yang sedang “berhalangan” cukup
membaca shalawatnya saja, jadi tidak usah membaca surat Fatihah. Untuk bacaan
“Fafirruu.....dst”. dan “Waquljaa .... dst”. Boleh dibaca sebab disini
dimaksudkan sebagai do’a.
4. Bagi yang belum bisa mengamalkan
seluruhnya (belum hafal) boleh membaca bagian-bagian mana yang sudah didapat
terlebih dahulu, misalnya membaca Fatihahnya saja, atau kalimat nida’ “Yaa
Sayyidii Yaa Rasuulallah” diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya
kalau mengamalkan seluruhnya (+ 30 menit) kalau itupun belum
mungkin, boleh berdiam selama waktu itu, memusatkan hati dan segenap perhatian
kehadirat Allah Tuhan yang maha Esa, memulyakan dan menyatakan rasa cinta
semurni-murninya dengan istihdlor kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
saw.
AJARAN WAHIDIYAH
Disamping mengamalkan shalawat wahidiyah ini, supaya berusaha melatih hati
dengan “LILLAH BILLAH dan LIRRASUL BIRRASUL serta berusaha melaksanakan YUKTI
KULLA DZII HAQQIN HAQQAH dengan prinsip TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’
FAL ANFA’
Pengertian :
LILLAH : Segala
amal perbuatan apa saja, baik yang hubungan langsung kepada Allah dan
Rasul-Nya, maupun yang hubungannya didalam masyarakat, dengan sesama makhluk
pada umumnya, baik yang wajib, yang sunnah atau yang mubah, asal bukan
perbuatan yang merugikan / bukan perbutan yang tidak diridhoi Allah (ma’siat),
maka melaksanakannya supaya disertai niat dan tujuan untuk mengabdikan diri
kepada Allah Tuhan yang maha Esa dengan ikhlas tanpa pamrih. LILLAHI TA’ALA.
LAA ILLAAHA ILLALLAH (tiada tempat mengabdi selain kepada Allah). WAMAA
KHALAQTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA’ BUDUUNI (Tiada Aku (Allah) ciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku) (QS. Adz Dzariyat-56).
BILLAH : Menyadari
dan merasa senantiasa, kapan dan dimanapun berada, bahwa segala sesuatu
termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin adalah diciptakan dan dititahkan Allah
Tuhan yang maha mencipta, jangan sekali-kali merasa, lebih-lebih mengaku bahwa
diri kita ini memiliki kakuatan dan kemampuan. LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH
(Tiada daya dan kekuatan melainkan atas titah Allah semata / Billah)
LIRRASUL : Disamping
niat mengabdikan diri / beribadah kepada Allah (Lillah) seperti diatas, didalam
segala tindakan dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridhoi
Allah (ma’siat), bukan perbuatan yang merugikan, supaya juga disertai niat
mengikuti jejak tuntunan Rasulullah saw. YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU
ATHI’ULLAAHA WA ATHI’URRASUULA WALAA TUBTILUU A’MAALAKUM (Wahai orang-orang
yang beriman (Billah), taatlah kepada Allah (Lillah) dan taatlah kepada Rasul
(Lirrasul), dan janganlah kamu merusakkan amal-amal kamu sekalian. QS.
Muhammad-33)
BIRRASUL : Disamping
sadar Billah seperti diatas, supaya juga menyadari dan merasa bahwa segala
sesuatu termasuk gerak-gerik kita lahir dan batin (yang diridhoi Allah) adalah
sebab jasa Rasululloh saw. WAMAA ARSALNAAKA ILLA RAHMATAN LIL ‘AALAMIN (Dan
tiada Aku (Allah) mengutus engkau yaa Muhammad melainkan rahmat bagi seluruh
alam. Al Anbiya – 107).
Penerapan Lillah-Billah dan Lirrasul-Birrasul seperti diatas adalah
merupakan realisasi dalam praktek hati dari dua kalimat syahadat, ASYHADU AN
LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULULLAH.
YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQAH : Mengisi dan memenuhi segala bidang
kewajiban. Melaksanakan kewajiban disegala bidang tanpa menuntut hak. Baik
kewajiban-kewajiban terhadap Allah wa Rasulihi saw. maupun kewajiban-kewajiban
dalam hubungannya didalam masyarakat disegala bidang dan terhadap makhluk pada
umumnya.
TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’ FAL ANFA’ : Didalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban kita supaya mendahulukan yang lebih penting
(Ahammu). Jika sama-sama pentingnya supaya dipilih yang lebih besar manfaatnya
(Anfa’u). Hal-hal yang berhubungan kepada Allah wa Rasulihi saw, terutama yang
wajib harus dipandang “Ahammu” (lebih penting). Dan hal-hal yang manfaatnya
dirasakan juga oleh orang lain atau umat masyarakat pada umumnya harus
dipandang “Anfa’u” (lebih bermanfaat).
SHALAWAT WAHIDIYAH dan AJARAN WAHIDIYAH sudah
diijazahkan secara mutlak oleh mu’alifnya. Siapa saja dan dari manapun
memperolehnya telah diberi izin mengamalkan dan menerapkannya. Bahkan
dianjurkan supaya disiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas
dan bijaksana.
Disiarkan oleh :
YAYASAN PERJUANGAN
WAHIDIYAH
DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO
Jl. KH. Wachid Hasyim Kediri Jawa Timur
Kode Pos 64114
Telp. (0354) 771018 Fax. (0354)
774511
==================================
PENGAMALAN SHALAWAT WAHIDIYAH
1. Marilah segenap
perhatian kita pusatkan menghadap Allah swt. Tuhan yang maha Esa, dan merasa
benar-benar dihadapan junjungan kita nabi besar Muhammad Rasululloh saw. dengan
adab ta’dzim (memulyakan) dan mahabbah (mencintai) semurni-murninya.
2. Niat semata-mata
mengabdikan diri “beribadah” kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih apapun
juga, Lillah. Dan niat mengikuti jejak tuntunan Rasulullah saw, Lirrasul.
3. Marilah kita sadari
bahwa kita bisa melakukan ini semua adalah semata-mata atas titah Allah,
Billah, dan karena syafa’at atau jasa Rasulullah saw., Birrasul.
4. Mari kita mengakui
dengan jujur bahwa kita penuh dosa dan banyak berbuat dzalim, baik kepada Allah
wa Rasuulihi saw., kepada orang tua dan keluarga, kepada umat masyarakat serta
kepada makhluk pada umumnya. Sangat membutuhkan sekali maghfirah (ampunan) dan
taufiq hidayah Allah swt., syafa’at dan bimbingan Rasulullah saw., serta
barakah, karamah, nadhrah dan do’a restu Ghautsu hadzaz Zaman wa a’waanihi wa
saairi auliyaa ahbaabillahi ra.
5. Seluruh pengamalan kita
haturkan sebagai hadiah penghormatan kepada junjungan kita kanjeng nabi besar
Muhammad saw., kepada Ghautsu Hadzaz zaman dst., dan lain-lain jika
dikehendaki, (cukup dalam batin).
( AUROD/BILANGAN MUJAHADAH 40 HARI )
إِلىَ حَضْرَةِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلىَ الله ُعَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ألْفَاتِحَةْ ! ( 7 x )
ILAA HADLRATI SAYYIDIINAA MUHAMMADIN SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM, AL
FAATIHAH. (Membaca surat Fatihah 7 x )
وَإِلىَ حَضْرَةِ غَوْثِ هَذَاالزَّمَانِ وَسَآئِرِ أَوْلِيَآءِ اللهِ رَضِيَ
الله ُتَعَالىَ عَنْهُمْ ألْفَاتِحَةْ ! ( 7 x )
ILAA HADLRATI GHAUTSI HADZAZ ZAMAN WA A’WAANIHI WASAAIRI
AULIYAAILLAAHI RADLIYALLAAHU TA’ALAA ‘ANHUM, AL FAATIHAH. (Membaca surat
Fatihah 7 x )
أَللّهُمَّ يَاوَاحِدُ يَاأَحَدْ، يَاوَاجِدُ يَاجَوَادْ، صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلىَ سَـيِّدِنَا محَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمّدْ، فيِ كُلِّ
لَمْحَةٍ وَّنَفَسٍ بِّعَدَدِ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُيُوْضَاتِهِ وَأَمْدَادِهِ. (
100 X )
ALLAAHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD. YAA WAAJIDU YAA JAWAAD. SHALLI WASALLIM
WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADI’W WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII
KULLI LAMHATIW WANAFASIN BI’ADADIM BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDHAATIHI
WA AMDAADIH. ( 100 X )
Yaa Allah, Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan,
yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah shalawat salam barokah atas junjungan
kami kanjeng nabi Muhammad dan atas keluarga kanjeng nabi Muhammad pada setiap
kedipnya mata dan naik turunnya nafas sebanyak bilangan segala yng Allah maha
mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan
Allah.
أللّهُمَّ كَمَا أَنْتَ أهْلُهْ، صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَـيِّدِنَا
وَمَوْلاَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْـبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا
محَمَّدٍ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَ هُوَ أَهْلُهْ، نَسْأَلُكَ
اللّهُمَّ بِحَقِّهِ أَنْ تُغْرِقَنَا فىِلُجَّةِ بَحْرِ اْلوَحْدَةْ، حَتىَّ
لاَنَرَى وَلاَنَسْمَعَ وَلاَنَجِدَ وَلاَنُحِسَ وَلاَنَتَحَرَكَ وَلاَنَسْكُنَ
إِلاَّ بِهَا، وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ نِعْمَتِكَ
يَآأَلله وَتمَاَمَ مَعْرِفَتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ مَحَبَّتِكَ
يَآأَلله وَتمَاَمَ رِضْوَانِكَ يَآأَلله، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهْ، عَدَدَمَآ أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ
كِتَابُكَ بِرَحمْتِكَ بَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. ( 7 X )
ALLAAHUMMA KAMAA ANTA AHLUH. SHALLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA
WAMAULAANAA WASYAFII’INAA WAHABIIBINAA WAQURRATI A’YUNINAA MUHAMMADIN SHALLALLAAHU
‘ALAIHI WASALLAMA KAMA HUWA AHLUH. NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHI AN TUGHRIQONA
FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH. HATTA LAA NAROO WALAA NASMA’AA WALAA NAJIDA WALAA
NUHISSA WALAA NATAHARRAKA WALAA NASKUNA ILLA BIHAA. WATARZUQANAA TAMAAMA
MAGHFIRATIKA YAA ALLAAH, WATAMAAMA NIKMATIKA YAA ALLAAH, WA TAMAAMA MA’RIFATIKA
YAA ALLAAH, WA TAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLAAH, WATAMAAMA RIDHWAANIKA YAA
ALLAAH. WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA’ALAA AALIHI WASHAHBIH, ‘ADAADAMAA
AHAATHOBIHI ‘ILMUKA WA AHSHAAHU KITAABUK. BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
WALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIN. ( 7 X )
Yaa Allah, sebagaimana keahlian ada pada-Mu, limpahkanlah shalawat salam
barakah atas junjungan kami, pemimpin kami, pemberi syafa’at kami, kecintaan
kami dan buah jantung hati kami, kanjeng nabi Muhammad Saw. yang sepadan dengan
keahlian beliau, kami bermohon kepada-Mu yaa Allah dengan hak kemulyaan beliau,
tenggelamkanlah kami dalam pusar dasar samudera keesaan-Mu sedemikian rupa,
sehingga tiada kami melihat, tiada kami mendengar, tiada kami menemukan, taiada
kami merasa, tiada kami bergerak dan taiada kami berdiam melainkan senantiasa
merasa dalam samudera tauhid-Mu dan kami bermohon kepada-Mu ya Allah,
limpahkanlah kami ampunan-Mu yang sempurna yaa Allah, nikmat karunia-Mu yang sempurna
yaa Allah, sadar ma’rifat kepada-Mu yang sempurna yaa Allah, cinta kepada-Mu
dan kecintaan-Mu yang sempurna yaa Allah, ridha kepada-Mu serta memperoleh
ridha-Mu yang sempurna yaa Allah. Dan sekali lagi yaa Allah, limpahkanlah
shalawat salam barakah atas beliau kanjeng nabi dan atas keluarga serta sahabat
beliau sebanyak bilangan yang diliputi oleh ilmu-Mu dan termuat dalam kitab-Mu,
dengan rahmat-Mu yaa Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang dan segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam.
يَآشَافِعَ اْلخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّـلاَمُ # عَلَيْـكَ نُوْرَالْخَلْقِ هَـادِيَ اْلأَنَمُ
وَأَصْــلَهُ وَرُحَـهُ
أَدْرِكْـنِى # فَقَـدْ ظَلَمْـتُ أَبَـدًا وَّرَبِّـنِى
وَلَيْـسَ لِى يَاسَـيِّدِى سِوَاكَا # فَإِنْ تَرُدَّ كُنْـتُ شَخْصًا هَالِكَا
( 3 X )
YAA SYAAFI’AL KHALQISH SHALAATU
WASSALAAM # ‘ALAIKANUU
RALKHALQI HAADIYAH ANAAM
WA ASHLAHU WARUUHAHU
ADRIKNII # FAQADH
DHALAMTU ABADAW
WARABBINII
WA LAISA LII YAA SAYYIDII
SIWAAKAA
# FAIN TARUDDDA
KUNTU STAKH SHANHAALIKAA
( 3 X )
Duhai kanjeng nabi pemberi syafa’at
makhluk, kepangkuanmu shalawat salam kusanjungkan. Duhai cahaya makhluk
pembimbing manusia.
Duhai unsur dan jiwa makhluk, bimbing,
bimbing dan didiklah diriku, sungguh aku manusia yang dhalim selalu.
Tiada arti diriku tanpa engkau duhai pemimpin kami, jika engkau
hindari aku, akibat keterlaluan berlarut-larutku, pastilah, pasti aku akan
hancur binasa.
يَا سَـيِّدِى يَارَسُـوْلَ اللهْ( 7 X )
YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH ( 7 X )
Duhai pemimpin kami, duhai utusan Alloh
يَآأَيُّـهَااْلغَـوْثُ سَـلاَمُ اللهِ # عَلَيْـكَ رَبِّــنىِ بِإِذْنِ اللهِ
وَانْظُرْ إِلَيَّ سَـيِّدِى بِنَـظْرَةِ # مُوْصِـلَةٍ لِّلْحَضْـرَةِ اْلعَلِـيَّةِ
( 3 X )
YAA AYYUHAL GHAUTSU
SALAAMULLAAH # ‘ALAIKA
ROBBINII BI-IDZNILLAAH
WANDUR ILAYYA SAYYIDII
BINADZRAH # MUUSHILATIL
LILHADHRATIL ‘ALIYAH
( 3 X )
Duhai Ghautsu (Penolong) Zaman,
kepangkuanmu salam Allah kuhaturkan, bimbing dan didiklah diriku dengan idzin
Allah.
Dan arahkan pancaran sinar nadhrahmu kepadaku duhai pemimpin kami, dengan
(sinar) radiasi batin yang mewusulkan aku sadarr kehadirat maha luhur Tuhanku.
يَآشَافِـعَ اْلخَلْـقِ حَبِيْـبَ
اللهِ # صَلاَتُـهُ
عَلَيْـكَ مَعْ سَـلاَمِهِ
ضَلَّتْ وَضَلَّتْ حِيْلَتىِ فىِ بَلْدَتِى # خُذْ بِـيَدِىْ يَاسَـيِّدِىْ وَاْلأُمَّةِ
( 3 X )
YAA SYAAFI’AL KHALQI
HABIBALLAAHI # SHALAATUHU
‘ALAIKA MA’SALAAMIHI
DHALLAT WADHALLAT HILLATII FII
BALDAATII # KHUDZBIYADII
YAA SAYYIDII WAL UMMATI
( 3 X )
Duhai kanjeng nabi pemberi syafa’at
makhluk, duhai kanjeng nabi kekasih Allah, kepangkuanmu shalawat salam Allah
kusanjungkan.
Jalanku buntu, usahaku tak menentu, cepat, cepat, cepat raihlah tanganku
duhai pemimpin kami, tolonglah diriku dan dan seluruh umat ini.
يَا سَـيِّدِىْ يَارَسُـوْلَ اللهْ ( 7 X )
YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH ( 7 X )
Duhai pemimpin kami, duhai utusan Alloh
يَآرَبَّنَا اللّـهُمَّ صَـلِّ
سَـلِّمِ # عَلىَ محَـمَّدٍ شَفِيْـعِ اْلأُمَـمِ
وَاْلآلِ وِاجْعَلِ اْلأَنَامَ مُسْرِعِيْن # بِالْوَاحِـدِيَّةِ لِرَبِّ اْلعَـالَمِيْن
يَآرَبَّنَا اغْفِرْ يَسِّرِافْتَحْ وَاهْـدِنَا # قَـرِّبْ وَأَلِّفْ بَيْـنَنَا يَارَبَّنَـا
( 3 X )
YAA RABBANALLAAHUMMA SHALLI
SALLIMI
# ‘ALAA
MUHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI
WAL AALI WAJ’ALIL ANAAMA
MUSRI’IIN # BILWAAHIDIYATI
LIRABBIL ‘AALAMIIN
YAA RABBANAGHFIR YASSIRIFTAH
WAHDINAA # QARRIB
WA ALLIF BAINANAA YAA RABBANAA
( 3 X )
Yaa Tuhan kami yaa Allah, limpahkanlah
shalawat dan salam atas kanjeng nabi Muhammad pemberi syafa’at umat dan atas
keluarga beliau
dan jadikanlah umat manusia cepat-cepat
lari, lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan semesta alam.
Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudah segala urusan kami,
bukakanlah hati dan jalan kami, dan berilah petunjuk kepada kami, pererat
persaudaraan dan persatuan diantara kami, yaa Tuhan kami.
أَللّهُمَّ بَارِكْ فِيْمَا خَـلَقْتَ وَهـذِهِ اْلبَلْـدَةْ يَآأَلله، وَفىِ
هذِهِ اْلمجُاَهَدَةْ يَآأَللهْ( 7 X )
ALLAAHUMMA BAARIK FIIMAA KHALAQTA
WAHADZIHIL BALDAH YAA ALLAAH,
WA FII HADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLAAH ( 7 X
)
Yaa Allah, limpahkanlah barokah didalam
segala makhluk yang engkau ciptakan dan didalam negeri ini yaa Allah, dan
didalam mujahadah ini yaa Allah.
إِسْــتِغْرَاقْ !
ISTIGHRAAQ !
( Diam, tidak membaca apa-apa. Segenap perhatian lahir dan
batin, fikiran dan perasaan dipusatkan hanya kepada Allah. Tidak ada acara
selain ALLAH ! )
(Jika berjama’ah, aba-aba untuk istighraq hanya dilakukan oleh imam)
ألفاتحة !
AL FAATIHAH 1 X ( Membaca surat Fatihah 1 x kemudian
membaca do’a dibawah ini )
بِسْـمِ اللهِ الرَّحمْنِ الرّحِيْمِ
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
أللّهُمَّ بِحَقِّ إسْمِكَ اْلأَعْظَمْ، وَبِجَاهِ سَـيِّدِنَا
محمّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَبِبَرَكَةِ غَوْثِ هَذَاالزَّمَانِ
وَأَعْوَانِهِ وَسَآئِرِ أَوْلِيَآئِكَ يَآأَلله، يَآألله، يَآألله
رَضِيَ اللهُ تَعَلَى عَنْهُمْ( 3 x ) .
ALLAAHUMMA BIHAQQISMIKAL A’DHAM WABIJAHI SAYYIDIINAA MUHAMMADIN SHALLALLAAHU
‘ALAIHI WASALLAM WABIBARAKATI GHAUTSI HADZAZ ZAMAN WA A’WAANIHI WASAAIRI
AULIYAAIKA YAA ALLAAH, YAA ALLAAH, YAA ALLAAH RADHIYALLAAHU TA’AALAA
‘ANHUM ( 3 x ).
Yaa Allah dengan hak kebesaran-Mu, dan dengan kemulyaan serta keagungan
kanjeng nabi Muhammad saw. serta dengan barakahnya Ghautsu hadzaz Zaman
(penolong pada zaman ini) wa a’wanihi (dan para pembantunya) serta segenap para
wali kekasih-Mu yaa Allah, yaa Allah, yaa Allah, semoga Allah yang
maha luhur meridhoi mereka.
بَلِّغْ جَمِيْعَ اْلعَالَمِيْنَ نِدَآءَنَا هَذَا وَاجْعَلْ فِيْهِ
تَأْثِيْرًا بَلِيْغاً( 3 x )
BALLIGH JAMII’AL ‘AALAAMIN NIDAA ANAA HAADZAA WAJ’AL FIIHI TA’TSIRAM
BALIIGHAA ( 3 x ).
Sampaikanlah seruan kami
ini kepada jami’al ‘alamin (seluruh alam) dan letakkanlah kesan yang merangsang
(untuk berjuang) didalamnya.
فَإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَبِاْلإِجَابَةِ جَدِيْرٌ(
3 x )
FAINNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIR WABIL IJAABATI
JAADIIR ( 3 x ).
Maka sesungguhnya Engkau maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan maha Ahli
memberi ijabah.
فَفِـرُّوْآإِلَىاللهِ( 7 x )
FAFIRRUU ILALLAAH ( 7 x )
Larilah kembali kepada Alloh
وَقُلْ جَآءَ اْلحَقُّ وَزَهَقَ اْلبَاطِلْط إِنَّ اْلبَاطِلَ
كَانَ زَهُوْقاً( 3 x )
WAQULJAA-ALHAQQU WAZAHAQAL BAATIL INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQAA
! ( 3 x )
Dan katakanlah (wahai Muhammad), apabila perkara yang haq (benar) telah
datang maka musnahlah perkara yang batal. Sesungguhnya perkara yang batal itu
pasti musnah.
ألْفَاتِحَةْ !
AL FAATIHAH 1 X ( Membaca surat Fatihah 1 x)
Keterangan :
1. Penjelasan lengkap tentang
Shalawat Wahidiyah baca buku Kuliah Wahidiyah.
2. Auraod / Bilangan mujahadah yang lain
(selain bilangan 40 hari) silakan lihat buku bimbingan praktis mujahadah.
3. Kedua buku tersebut diterbitkan oleh
YAYASAN PERJUANGAN WAHIDIYAH DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO.
4. Jika ingin penjelasan lebih lanjut silakan
hubungi YAYASAN PERJUANGAN WAHIDIYAH DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO Jl. KH.
Wachid Hasyim, Bandar Lor, Kediri, Jawa Timur Kode Pos 64114 Telp. (0354)
771018 Fax. (0354) 774511
=======================
Semoga
artikel ini bisa membantu akhina fillah, Dahroni Mukti, dan jika berkenan,
dengan segala kerendahan hati, saya mengajak untuk mencoba mengamalkan
mujahadah shalawat wahidiyah. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua.
AAMIIN.
Komentar
Posting Komentar