Posko Gadungan Siap Mengabdi


Posko Gadungan Siap Mengabdi

Hari ini, Selasa 07 Januari 2020, saya mengadakan koordinasi pertama dengan para mahasiswa yang menjadi partner dalam pengabdian masyarakat di tahun 2020, gelombang pertama. Saya mendapatkan amanah dari LP2M untuk mendampingi dua posko sekaligus, yakni Posko 1, 2 Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Tentu hal ini menjadi satu kesempatan yang sepatutnya harus saya manfaatkan sebaik-baiknya dalam menempa diri dan mengabdi kepada masyarakat.

Pada awalnya, koordinasi ini direncanakan di gedung pascasarjana lantai 5, namun karena sesuatu dan lain hal, akhirnya kegiatan ini dialihkan di ruang depan kantor UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah, tempat akifitas saya sehari-hari yang kebetulan mahasantrinya juga sedang libur semester. Jumlah mahasiswa dua posko berkisar antara empat puluhan sehingga masih tertampun dengan baik di ruang depan kantor ini.


Dari wajah-wajah mereka, saya melihat ada semangat membara dalam menyambut kegiatan KKN ini. Mungkin hal itu menjadi satu tantangan tersendiri bagi mereka, atau mungkin juga merupakan media bagi mereka untuk lebih mengenal lingkungan alam baru yang merupakan ciptaan Allah Swt.

Apapun motivnya, dan apapun yang terbesit di hati dan pikiran mereka, saya berdo’a semoga hal itu adalah yang terbaik bagi kehidupan mereka di masa mendatang. Merekalah yang nantinya menjadi tumpuan dan harapan, tidak hanya untuk kedua orang tua, tetapi juga untuk masyarakat, bangsa dan agama di masa mendatang.

Di sesi awal koordinasi ini, saya menyampaikan beberapa hal yang menurut saya penting untuk dipahami dan dimengerti sebagai bekal untuk mengabdi di masyarakat. Tentunya di samping hal-hal teoritis maupun praktis yang berkenaan dengan program kerja selama melakukan KKN di lokasi.

Saya meyampaikan agar mereka pandai-pandai membawa diri, pandai menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di tempat baru. Hal ini penting, mengingat mereka adalah tamu yang tidak selamanya menetap di daerah tersebut. Karena itu saya berpesan agar mereka menjaga diri, menjaga nama baik almamater dan senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat setempat. Di manapun mereka bertemu dengan warga, biasakan untuk menyapa sebagai bentuk kepedulian kepada mereka.

Selanjutnya, saya juga berpesan agar mereka tidak bosan-bosan untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, utamanya kepala desa, perangkat desa dan semua tokoh masyarakat, baik agama, pemuda, masyarakat dan sebagainya. Koordinasi yang baik, serta komunikasi akan semakin membantu kesuksesan semua program-program kegiatan yang nantinya dilaksanakan oleh masing-masing kelompok mahasiswa KKN.

Berikutnya, saya juga menyampaikan kepada mereka agar bersikap santun, sopan dan tidak menggurui masyarakat. Apapun kegiatan yang nantinya disusun dan dilaksanakan oleh teman-teman, sesungguhnya hal tersebut tetap saja sebuah proses belajar bagi mereka dan kedatangan merekapun sesungguhnya juga untuk menemba ilmu dari alam nyata, atau istilah lainnya, “Ngangsu Kaweruh”. Karena itu bukan posisi mereka untuk menggurui masyarakat.

Saya juga menyampaikan kepada mereka untuk senantiasa menjaga diri, mengingat cuaca yang kurang bersahabat. Karena itu, saya sangat berharap agar mereka terus berhati-hati dan waspada dalam menyikapi cuaca yang kurang bersahabat.

Potensi konflik dalam event kebersamaan merupakan merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan. Bisa saja hal itu sebenarnya hanya dipicu oleh hal-hal sepele. Konflik pada dasarnya bukanlah satu masalah yang perlu ditakuti, sebaliknya ia merupakan hal penting yang bisa memberikan dorongan untuk semakin kompetitif dalam berorganisasi. Karena itu, penyelesaian terhadap konflik yang muncul haruslah berakhir pada “win win solution”, orang Jawa bilang, “menang tanpo ngasoraken”. Sebisa mungkin untuk bisa menyelesaikannya dengan baik dan dengan cara dewasa, bukan dengan cara kekanak-kanakan.

Terakhir, semoga KKN yang akan dilaksanakan di Desa Gedangan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar berjalan dengan lancar, membawa berkah dan manfaat. KKN merupakan tempat di mana kita mengabdi sambil menimba ilmu dari alam nyata, kehidupan yang sesungguhnya dengan aneka warna budaya, tradisi, watak, karakter, agama, sistem kemasyarakat, serta tatanan sosial yang mungkin saja sama sekali berbeda dengan apa yang telah kalian ketahui, alami dan pelajari. So, jalani dengan serius, dan ambil hikmah dan pelajarannya. Sukses selalu!


Komentar