Jasa Rasul Tak Terbatas Meski Setelah Wafatnya
Rasulullah, Muhammad Saw., adalah manusia pilihan, kekasih Allah
Swt. yang paling dicintai-Nya. Ia diutus di tengah-tengah kaum yang diselimuti
dengan ‘kegelapan’ jahiliyah. Hidupnya selalu memberi manfaat kepada lainnya? Namun,
sebagian orang mungkin tidak pernah menyangka bahwa ‘masa wafatnya/matinya’,
ternyata Rasul juga tetap memberi manfaat kepada umatnya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Masa hidupku adalah kebaikan
bagimu, kalian berbicara dan kami berbicara untuk kalian. Masa matiku adalah
kebaikan bagimu, amal-amal kalian disampaikan kepadaku. Ketika aku melihat
amal-amal kalian yang baik, maka aku memuji kepada Allah. Dan apa-apa yang
kulihat dari amal kalian yang jelek, maka aku memohonkan ampun kepada Allah
untuk kalian”.
Masa hidup Rasulullah merupakan kebaikan bagi seluruh umat Islam kala
itu. Di masa itu, seluruh urusan umat selesai di Rasulullah Saw. Tidak lagi
diperlukan fatwa lain, karena memang sabda Rasul adalah hukum dan pasti
benarnya. Mengapa demikian?
Rasulullah Saw selalu dibimbing oleh wahyu. Beliau tidak pernah
mengatakan sesuatu melainkan atas bimbingan dan tuntunan dari wahyu Allah. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Swt. yang menyatakan, “Dan tiadalah ia (Muhammad)
berbicara menurut kehendak nafsunya, tiadalah (apa yang dikatakannya itu)
melainkan wahyu yang diwahyukan”.
Masa hidup Rasul, menjadi masa terbaik karena di situlah manusia
terbaik sepanjang sejarah kehidupan manusia. Pengaruhnya diakui oleh semua
orang bahkan non muslim sekalipun, apalagi umatnya. Karena itu, sangat
disayangkan, bila di masa sekarang ada segelintir orang yang mulai
meragukannya.
Selain masa hidupnya merupakan kebaikan, ternyata masa ‘wafatnya’
juga merupakan kebaikan bagi umatnya. Tentunya, mereka yang beriman, dan
percaya terhadap kerasulannya, bukan mereka yang mengingkari dan menentangnya.
Di masa ‘wafatnya’ Rasul Saw. menjadi tempat di mana seluruh
amal-amal umatnya ditunjukkan kepadanya. Karenanya, saat ia melihat dan
menyaksikan amal baik dari umatnya, ia bersyukur dan memuji kepada Allah Swt.
Sebaliknya, jika ia melihat amal buruk yang diperbuat dan dikerjakan oleh
umatnya, ia memohonkan ampunan baginya kepada Allah Swt. Lantas kapan amal
seseorang ditunjukkan kepada Rasulullah Saw.?
Disebutkan dalam kitab al-Iklil karya Syaikh Ahmad Asrari
al-Ishaqi, “Amal perbuatan (manusia) akan disampaikan kepada Allah pada hari
senin dan kamis, dan akan disampaikan kepada para nabi, para bapak dan ibu pada
hari jum’at. Mereka akan merasa gembira akan kebaikan amal tersebut dan wajah
mereka makin tampak putih dan cemerlang. Maka takutlah kepada Allah wahai
hamba-hamba Allah. Jangan kau sakiti pendahulu-pendahulumu yang sudah mati.”
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi
lainnya. Mereka yang dalam hidupnya selalu menyebarkan dan berbagi manfaat
kepada orang-orang disekitarnya, merekalah yang nantinya akan mendapat
kemuliyaan di sisi Allah.
Begitulah Rasulullah, hidupnya selalu memberi manfaat pada yang
lainnya. Bahkan saat beliau sudah meninggalkan kita, tetap saja beliau memberi
manfaat kepada kita, memperhatikan kita, mengasihi dan menyayangi kita dengan
senantiasa memohonkan kebaikan untuk kita. Karena itu, perbanyaklah shalawat
salam kepadanya. Dengan memperbanyak shalawat salam kepadanya kita akan menjadi
orang yang paling dekat dengannya, dan dikumpulkan bersamanya kelak di hari
kiamat.
Disebutkan bahwa, “Seseorang akan dikumpulkan besok di hari
kiamat, bersama orang yang dicintainya”. Semoga kita termasuk orang-orang
yang mencintai Rasul Saw. dan kelak dikumpulkan bersamanya.
الصلاة
والسلام عليك يا سيدي يا رسول الله
Komentar
Posting Komentar