Setelah sukses dengan program Dirasah Qur’aniyyah, Ma’had al-Jami’ah
mengadakan ziarah ke maqam auliya’. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh dewan
pengelola Ma’had al-Jami’ah dan mahasantri yang bertugas sebagai musyrifah yang
mukim di Ma’had al-Jami’ah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 23
Januari 2017. Adapun peserta yang ikut serta dalam ziarah ini berkisar antara
25 orang dengan mengendarai bus IAIN Tulungagung.
Bertindak sebagai Imam Jama’ah dan Tahlil dalam ziarah ini adalah
K. Ibnu Abd Shamad al-Bendunganiy, S.Ag., M.Pd.I dosen pada Fakultas Syari’ah
dan Ilmu Hukum di IAIN Tulungagung, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. dan
K. Ahmad Marzuki al-hafidz, S.Th.I, M.Pd.I. sebagai pembaca do’a. Rombongan ziarah
ini berangkat sekitar pukul 07.30 WIB dan kembali sampai di kampus kurang lebih
pukul 18.30 WIB.
Perlu diketahui bahwa kegiatan ziarah ini dimaksudkan untuk semakin
meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat iman, islam dan ihsan dengan
menziarahi maqam orang – orang yang memiliki sumbangsih dan jasa bagi tumbuh
kembangnya agama Islam di Nusantara. Selain itu dengan berziarah ke maqam
auliya’ hati kita akan mudah untuk mengingat mati. Sebagaimana dimaklumi bahwa
mengingat mati termasuk diantara hal yang insyaallah akan membawa kebaikan bagi
manusia. Dengan ingat mati, maka seseorang akan selalu berusaha memperbaiki
diri, dan berusaha untuk beribadah dengan tekun untuk mempersiapkan diri
menghadapi kehidupan setelah mati.
Yang perlu jadi catatan bahwa ziarah maqam tidak lantas identik
dengan meminta kepada ahli kubur. Oleh karenanya niatan di dalam ziarah kubur
harus disiapkan dan diperbaiki dengan semata – mata menunaikan perintah Allah
SWT dan Rasulullah SAW. Hal ini penting untuk diingat agar para peziarah tidak
keliru yang boleh jadi menjerumuskan ke perbuatan syirik yang dilarang oleh
syariat Islam. Adapun ziarah maqam yang benar sangat dianjurkan oleh syariat
karena bisa mengingatkan peziarah kepada kematian.
Tujuan ziarah ini adalah lokal Tulungagung. Yang menjadi tujuan
ziarah adalah maqam Eyang Agung Cokrokusumo (Eyang Wisnu Petir), Mbah Guru
Wali, Pangeran Benowo, Buyut Mundzir + KH. Dimyathi Khaossun, R.M.
Garendi/Syaikh Zainal Abidin/Sunan Kuning, dan Syaikh Basyaruddin bin Syaikh
Abdurrahman.
Perjalanan ziarah ini di mulai dari maqam Eyang Agung Cokrokusumo
atau yang dikenal juga dengan nama Eyang Wisnu Petir yang terletak di puncak
gunung di desa Wajak Kidul Kecamatan Boyolangu. Menurut sumber yang bisa dipercaya
maqam ini di temukan sekitar tahun 1501 M. namun tidak serta merta langsung
ramai dikunjungi oleh para peziarah. Menurut pak Wo (nama panggilan) selaku
juru kunci maqam yang ke 7 maqam ini mulai ramai dikunjungi oleh para peziarah
semenjak empat tahun terakhir. Sebelumnya hanya orang – orang khusus yang dating
untuk berziarah. Menurut beliau beberapa waktu yang lalu maqam ini pernah di
teliti oleh peneliti dari Yogyakarta. Menurut peneliti tersebut ada kemungkinan
bahwa Eyang Cokrokusumo adalah salah satu di antara pendherek Pangeran
Diponegoro yang diutus menyebarkan ajaran Islam di daerah tersebut dengan
berdasarkan pada batu nisan yang dipakai di maqam tersebut. Saat ini menurut
beliau telah disiapkan sejumlah data dan file yang nantinya akan diterbitkan
sebagai sebuah buku.
Selepas dari Eyang Wisnu Petir rombongan menuju Buyut Mundzir +
K.H. Dimyathi Khassun. Selesai tahlil dan berdo’a perjalanan dilanjutkan ke
maqam Pangeran Benowo, Bedalem yang terletak di Besole Kecamatan Besuki. Maqam ini
terletak di lereng gunung.
Selesai tahlil dan do’a perjalanan ziarah dilanjutkan ke maqam Mbah
Guru Wali. Kompleks maqam nya berdekatan dengan tempat wisata pantai popoh. Berdasarkan
papan silsilah yang terpasang didinding maqam, Mbah Guru Wali masih memiliki
garis keturunan dari Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Selesai ziarah, rombongan
melaksanakan shalat dzuhur berjamaah dan sejenak beristirahat sambil menikmati
makan siang dan indahnya panorama pantai popoh.
Dari pantai popoh rombongan bergerak menuju maqam RM.
Garendi/Syaikh Zainal Abidin/Sunan Kuning yang terletak di Cembang, Macanbang,
Gondang, Tulungagung. Di sini rombongan
mengadakan jamaah shalat ashar terlebih dahulu baru kemudian melaksanakan
ziarah ke maqam.
Tujuan terakhir dari ziarah adalah maqam Syaikh Basyaruddin bin
Syaikh Abdurrahman. Kompleks maqam ini berada di lereng pegunungan tepatnya di
dukuh Srigading, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Maqam ini terasa sejuk karena
berada di lereng gunung yang dikelilingi dengan banyak tumbuhan dan beberapa
aliran air sungai yang jernih. Selesai melaksanakan dzikir, tahlil dan
tawassul, rombongan bergerak menuju ke kampus IAIN Tulungagung.
Semoga Bermanfaat…
Allahu A’lam…
Komentar
Posting Komentar