Menjaga Hak Allah



Seringkali dalam kehidupan ini kita mengalami kegundahan dalam diri. Dalam kondisi semacam ini, tidak jarang kita merasa seolah kita sendirian menjalani hidup ini. Tidak lagi ada sanak saudara, handai tolan dan sahabat yang mau berbagi dengan kita. Banyak orang yang mendekat kepada kita saat kita berada dalam keadaan jaya dan bahagia, tetapi sedikit sekali diantara mereka yang mau mendengar akan keluh kesah kita ketika kita sedang berada dalam keterpurukan.

Demikian itu sangat wajar terjadi pada diri kita. Namun, yang mesti kita ingat jangan sampai kita merasa putus asa dari rahmat Allah SWT. Keputus asaan akan rahmat Allah sesungguhnya justru akan menjadikan kita semakin terpuruk dan jauh dari apa yang kita harapkan.

Agar dalam menjalani kehidupan ini kita senantiasa memiliki sandaran dan semangat dalam menjalaninya, ada baiknya kita memperhatikan hadis Rasulullah SAW berikut. Rasulullah SAW bersabda:

احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده أمامك تعرف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة واعلم أن ما أصابك لم يكن ليخطئك وما أخطأك لم يكن ليصيبك وأن الخلائق لو اجتمعوا على أن يعطوك شيئًا لم يرد الله أن يعطيكه لم يقدروا على ذلك أو يصرفوا عنك شيئا أراد الله أن يعطيكه لم يقدروا على ذلك وأن جف القلم بما هو كائن إلى يوم القيامة فإذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله وأن النصر مع الصبر وأن الفرج مع الكرب وأن مع العسر يسرًا.)ورواه الترمذي   (

Artinya: “Peliharalah (hak) Allah, maka Ia akan menjagamu, peliharalah (hak) Allah, maka engkau akan menemukan-Nya di depanmu, kenalilah Allah dalam kelapanganmu, maka Ia akan mengalimu dalam kesempitanmu, dan ketahuliah, bahwa sesungguhnya apa yang(ditakdirkan Allah) menimpamu tidak akan pernah luput darimu, dan apa yang (ditakdirkan Allah) luput darimu tidak akan pernah menimpamu, dan sesungguhnya para makhluk seandainya mereka bersepakat untuk memberikan kepadamu sesuatu yang Allah tidak menginginkannya untuk memberikan kepadamu, mereka tidak akan mampu untuk itu (memberikan itu kepadamu), atau mereka (sepakat) hendak  menolak sesuatu darimu yang Allah hendak memberikanya kepadamu, maka mereka tidak akan sanggup untuk itu (menolak itu), sesungguhnya pena telah diangkat sampai datangnya kiamat, maka ketika engkau meminta, mintalah kepada Allah, ketika engkau mohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah, sesungguhnya pertolongan itu ada setelah kesabaran, kelapangan ada sesudah kesusahan, dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (H.R. Turmudzi)

Hadis di atas memberikan peringatan kepada kita agar senantiasa menjaga hak – hak Allah dalam setiap kesempatan. Ketika kita berada dalam keadaan lapang maka berusahalah untuk selalu mengingat dan mengenal Allah. Menjaga hak – haknya dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Kebanyakan orang lupa kepada hak – hak Allah di saat mereka sedang mengalami masa kejayaan, bergelimang harta, seolah dunia hanyalah miliknya, sementara Allah yang telah memberikan semua itu tidak dihiraukannya. Jika kita bisa mengenal dan mengingat Allah, menjaga hak – hak-Nya disaat kita sedang lapang, maka Allah akan mengenal kita disaat kita sedang berada dalam kesempitan. Ia akan selalu menemani, menjaga dan memberikan harapan kepada kita.

Peliharalah hak – hak Allah, maka Allah akan menjaga kita. Peliharalah hak – hak Allah maka kita akan menemukan Allah ada di depan kita. Manakala kita selalu menjaga hak – hak Allah maka Allah akan selalu memebrikan petunjuknya kepada kita dimanapun dan kapanpun kita berada. Kalau seandainya Allah menjaga kita tentulah tidak lagi ada yang perlu kita takutkan dan khawatirkan karena pemeliharaan Allah adalah yang terbaik diantara yang lainnya.

Saat kita jatuh dalam keterpurukan, maka jangan mudah berputus asa. Susah senang, bahagia dan nestapa memang selalu menjadi bagian dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dihindarkan. Dalam menghadapi silih bergantinya keadaan tentu keimanan kepada Allah-lah yang akan menjadi benteng terkuat pertahanan. Dengan keimanan kita tidak akan mudah berputus asa. Dengan keimanan kita selalu memiliki harapan.

Keimanan yang kuat kepada Allah akan memberikan kesadaran kepada diri kita bahwa semua apa yang terjadi adalah bagian dari takdir yang tidak bisa kita hindarkan. Takdir tidak selalu berkonotasi negatif. Takdir itu ada yang baik dan buruk. Semua takdir berasal dari Allah. Oleh karena itu sebagai seorang mukmin sudah seharusnya kita menyadari dan beriman kepadanya. Keimanan kita kepada takdir baik Allah akan menjadikan kita sebagai hamba yang taat, tawadlu dan selalu mengagumi sifat keagungan Allah. Keimanan kita terhadap takdir buruk akan menjadikan kita sebagai pribadi yang kuat, sabar, tawakkal dan qana’ah. Kita akan menyadari bahwa semua itu adalah kehendak-Nya sehingga semakin kuatlah hati kita dalam menghadapinya.

Memang kehidupan ini adalah rahasia yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Rahasia itu akan terungkap manakala kita telah menjalaninya, yakni ketika proses perjalanan itu kita alami. Penyair Arab mengatakan:

ستبدي لك الأيام ماكنت جاهلا        ويأتيك بالأخبار مالم تزود

Artinya: “Hari – hari itu akan menjelaskan kepadamu tentang sesuatu yang sebelumnya belum engkau ketahui, ia akan datang kepadamu dengan membawa kabar – kabar (informasi) yang belum engkau persiapkan”

Hari – hari yang akan kita jalanilah yang akan menjawab semua rahasia dalam kehidupan. Apa yang kita alami dan kita jalani hari ini mungkin sekali belum pernah terbesit dalam pikiran kita. Itulah kehidupan yang penuh dengan rahasia.

Hadis di atas juga menjelaskan kepada kita bahwa setiap apa yang terjadi dan kita alami semua atas kehendak Allah SWT. Tidak ada satu dari peristiwa yang kita alami melainkan atas iradah-Nya. Bahkan seandainya seluruh makhluk di dunia ini sepakat untuk memberikan sesuatu kepada kita yang Allah tidak berkehendak memberikannya kepada kita, pasti sesuatu itu tidak akan pernah kita terima. Sebaliknya andai seluruh makhluk di dunia sepakat untuk merampas sesuatu yang dikehendaki Allah diberkan kepada kita, maka tidak ada yang mampu mengambi dan merampasnya dari kita. Itulah Allah yang memiliki kehendak mutlak. Tiada sekutu bagi-Nya.

Alhasil dalam menjalani hidup ini, kita harus berupaya untuk husnudzan. Berbaik sangka bahwa setiap apa yang kita alami adalah bagian dari skenario yang telah ditetapkan Allah untuk kita. Jangan pernah merasa bahwa Allah tidak sayang kepada kita. Allah selalu menyertai hamba-Nya yang mau menjaga hak – hak-Nya. Maka, berusahalan untuk selalu menjaga hak-hak-Nya. Jangan sampai kita terlena dengan kehidupan dunia yang serba fana. 

Sebagai mukmin seharusnya kita selalu meminta hidayah dan petunjuk kepada-Nya. Minta kepada Allah agar selalu dijaga dan dipelihara hati kita terutama dalam mengabdikan diri kepada-Nya. Mohon kepada Allah agar hati kita tidak dipalingkan dari kebenaran. Perbanyak do’a kepada-Nya:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8)

Artinya: “Duhai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada  kami rahmad dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia) (Q.S. Ali Imran (3); 8)

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Komentar